Chapter 29 : Kekalutan

10 2 0
                                    

Pengawal Chi menatap dengan mata setengah terbuka. Ada kesan kecurigaan setelah ia mendengar apa yang Kaisar Yu Huang sampaikan.

Hei Suzhen yang mencari Bai Suzhen.

Bai Suzhen yang adalah keturunan dewa.

Pusaka Iblis yang memiliki energi cahaya.

Rencana perang dengan menggunakan Cahaya Roh.

Ia menoleh ke arah Dewa Shanqi yang termenung dalam pikirannya.

"Kau yakin Hudie sedang tidak diracuni sesuatu hingga itu bukan Mo Lushe sendiri yang mengakal-akali ini?" tanya Pengawal Chi dengan nada datar acuh tak acuh. Ekspresinya penuh kecurigaan, namun Yu Huang dengan tenang memberi hormat.

"Hudie tidak pernah salah menjadi intel kami. Justru sebaliknya, kita yang harus menerima kenyataan ini secara cepat. Mo Lushe sudah merencanakan semua ini sejak lama. Dewa Maha Agung, cepat atau lambat, kita harus menghadapi ini semua. Mohon kau beri kami perintah," ujar Yu Huang pelan. Kali ini ia pergi ke Tanah Cahaya tanpa Denglai di sisinya. Hanya ada kelima dewa Wuxian yang ikut berjajar di belakangnya sebagai pengawal.

"Sembarangan! Dewa Shanqi belum sepenuhnya pulih. Masih harus menunggu beberapa bulan lagi sebelum memberi perintah. Sebaliknya, kau," ujar Pengawal Chi menyipitkan mata, "Kau selama ini yang membuang putramu sendiri—Cahaya Roh Dewa Shanqi—ke Dunia Mortal. Apa kau yakin putramu sudah bisa mempelajari apa yang dewa-dewa miliki?"

"Xuxian masih belum sehebat itu. Namun aku percaya kalau kau memanggilnya kemari, ia akan menghadapmu," kata Yu Huang.

"Lalu kau sudah siap kehilangan nyawanya jika ia membuat segel Anti-iblis? Kau sudah siap menerima takdirmu seperti apa yang sudah terjadi pada istrimu dua puluh lima tahun yang lalu?"

Kata-kata Pengawal Chi membuat kelima dewa Wuxian saling melirik dalam keheningan. Semua orang tahu kalau Pengawal Chi selalu blak-blakan dan acuh tak acuh. Ia menjadi pengawal paling sempurna bagi Dewa Shanqi yang bijaksana dan berhati keras.

Yu Huang tidak mengatakan apapun sampai Pengawal Chi kembali melanjutkan. "Kau ditunjuk menjadi Kaisar Giok hanya karena ayahmu kehilangan dua kakak laki-lakimu ketika mereka mengorbankan diri untuk melawan para kaki tangan Mo Lushe lima puluh tahun yang lalu. Seharusnya kau malu betapa kau sangat tidak bijaksana dan lemah."

Dewa Shutian segera bangkit berdiri dan memberi hormat. "Kurasa Pengawal Chi sudah kelewatan batas. Bagaimanapun, Kaisar Yu Huang adalah manusia. Walaupun dia memiliki kultivasi tinggi, ia tetap seorang manusia. Ia rentan terhadap banyak hal dan harap pengawal dewa mengampuninya."

"Aku tak butuh pengampunan," kata Yu Huang sambil mendongak menatap Dewa Shanqi di matanya. Pada bola mata cokelat yang dimiliki Dewa Shanqi, Yu Huang masih menemukan titik kelembutan yang sama ketika ia memohon padanya dua puluh lima tahun yang lalu. Ketika ia memohon untuk menyelamatkan istri dan bayinya.

"Dewa Maha Agung sudah tahu aku selemah ini. Tapi ia tetap mempercayakan Langit padaku, itu bukan suatu yang patut dibanggakan. Aku sengaja membuat Putra Mahkota pergi dari Istana Giok supaya keberadaannya tidak terdeteksi oleh para iblis dan setidaknya, aku ingin ia tidak terbebani oleh masalah berat ini di umurnya yang masih sangat muda. Setidaknya, aku ingin ia hidup seperti apa yang dia inginkan. Namun, aku—memanglah pria lemah dan tidak bertanggungjawab. Meski aku kuat di beberapa kondisi, tapi hatiku tahu kalau aku begitu takut kehilangan mereka lagi."

"Apa kau sedang menyesali perbuatanmu dua puluh lima tahun yang lalu, Yu Huang? Kalau iya, itu artinya kau menyia-nyiakan bantuanku," sahut Shanqi dengan suara tenang dan pelan seperti air.

Yu Huang menunduk, "Tidak berani. Jika Dewa Maha Agung hendak menggunakan Xuxian untuk membuat segel Anti-Iblis bersama, maka terjadilah. Aku akan merelakan semua yang seharusnya menjadi milikmu sejak awal, dikembalikan."

Romance Between the White Snake and the PrinceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora