01 - Kegagalan

2.8K 182 2
                                    

Gemircik air danau terdengar, mengisi keheningan. Berjuta-juta pohon hidup, menghiasi tempat dimana orang-orang menyebutnya sebagai surga.

Seorang gadis tengah menatap kosong ke sebuah danau didepannya. Suara gemircik air serta kicauan burung mengalun di telinganya, namun ia mengabaikan.

Pandangannya kosong. Kehampaan dan keputusasaan mampu terlihat dari sorot matanya. Ya, seharusnya ia bisa menebak bahwa ia akan kembali ke tempat ini. Tempat dimana ia ditakdirkan untuk terus kembali ke tempat ini. Tempat yang selalu membuatnya tenang, tapi tidak untuk kali ini.

"Estella"

Suara merdu itu terdengar, memanggil seorang gadis yang masih setia menatap kosong ke danau.

"Estella"

Sekali lagi suara itu terdengar. Estella melirik ke samping, cahaya putih bersinar terang. Tak berwujud, namun auranya dirasakan oleh Estella.

Sudut bibir Estella tertarik. Yah, selalu seperti ini. Ia kemudian bangkit dari duduknya, lantas menghadap ke arah cahaya itu.

"Wah wah lihatlah, kita bertemu lagi" ucap Estella tersenyum, namun aura kehampaan dapat terlihat dari matanya.

Sosok cahaya putih itu pun meredup, memperlihatkan sosok perempuan cantik dengan mengenakan gaun putih bersinar.

Achelois.

Dewi dari segala dewi dan dewa dari segala dewa. Pemilik takhta tertinggi di kerajaan langit yang biasa disebut sebagai surga.

Achelois tersenyum. Matanya memancarkan kelembutan.

"Selamat datang kembali, Estella. Sang Dewi Bintang"

Estella tersenyum. Yah, sudah setiap 20 tahun sekali ia selalu mendapat sambutan yang sama.

"Terimakasih" ucap Estella.

Hening. Hanya suara gemercik air danau san kicauan burung yang terdengar. Estella mengalihkan pandangan, memilih memandang air danau yang penuh dengan ikan.

Mereka diam dalam pikiran masing-masing. Yah, hampir setiap kali Estella kembali, ia hanya akan disambut keheningan.

"Kau gagal" Achelois memulai percakapan.

Estella mengalihkan pandangan, kembali menatap sang dewi dari segala dewi.

Kemudian Estella tersenyum simpul. "Ya" jawabnya singkat.

Keheningan kembali menyelimuti tempat itu selama beberapa waktu.

"Hampir setiap aku kembali, hanya ada kegagalan. Itu bukanlah hal yang asing lagi" ucap Estella, kembali memandang sosok perempuan cantik didepannya.

"Tidak" Achelois menyanggah.

"Kau pasti berhasil pada waktunya" tambahnya.

Estella kembali tersenyum.

"Ya, kau benar. Lantas apa? Kau akan memintaku kembali ke dunia manusia? Berperan sebagai gadis bisu, lumpuh, buta, atau tuli untuk menyinari kegelapan disana?"

Achelois menyimak.

"Atau kau akan membuatku melupakan segalanya, lantas mengirim aku kembali ke sana untuk memainkan peran yang kau sebut sebagai cahaya ditengah kegelapan itu?"

Estella menghela nafas, kemudian ia melanjutkan.

"Yah, mereka benar. Kesalahanku memang fatal. Aku pembunuh, pecundang, pengecut. Aku bukan bagian dari Erios"

"Tidak, Estella" Achelois kembali bersuara.

"Kau akan selamanya menjadi bagian dari Erios. Kau adalah Dewi Bintang, sang sahabat rembulan. Kau ada disaat langit gelap. Kau adalah cahaya dari segala cahaya, bahkan sang rembulan sendiri dapat redup namun tidak denganmu"

Estella tersenyum simpul.

"Ya, kau memang pandai menghibur seseorang" ucap Estella.

"Jadi, apa peranku setelah ini?"

Achelois tersenyum lembut. "Aku tidak akan memberi tahumu sekarang. Kau akan tahu sendiri nanti"

Dahi Estella berkerut, tanda tidak mengerti. "Mengapa?"

Lagi-lagi Achelois hanya tersenyum. "Mengapa? Kelahiranmu kali ini akan spesial, Estella. Kau akan terlena dan mungkin kau tidak akan pernah mau kembali ke tempat ini"

Estella memandang ragu, lantas terkekeh samar. "Hahh, kau berusaha menipuku lagi heh?"

"Aku tidak pernah menipumu"

"Ya, kau tidak pernah menipuku. Sorot matamu yang menipuku. Sebuah kelembutan yang menutupi kemunafikan. Cocok sempurna menggambarkan dirimu, Achelois" kekehnya.

Achelois menghela nafas. "Kau masih memendam dendam terhadapku?"

Estella terkekeh lagi. "Memangnya aku terlihat begitu?"

Achelois tersenyum samar. "Yah, memang tidak mudah menghapus dendam yang sudah dari lama dipendam"

Estella memandang datar.

"Jadi?" tanya Estella.

Achelois kembali tersenyum lembut. "Setelah ini kau akan tahu. Aku tidak akan menghapus ingatanmu. Kau akan pergi dengan ingatan, terlena oleh keadaan, dan kembali dengan kemenangan"

Estella terkekeh. "Kau berpantun, huh?"

"Khusus untukmu" Achelois tersenyum.

"Ya, ya"

"Selamat berjuang, jangan terkejut dengan keadaanmu nanti" ucap Achelois.

Estella hanya berdehem. Beberapa saat kemudian sebuah cahaya keluar dari tubuh Estella. Bersinar dan semakin bersinar, menenggelamkan tubuh gadis itu sepenuhnya pada cahaya itu, hingga akhirnya cahaya itu hilang. Membawa Estella entah kemana.

Achelois memandang cahaya yang mulai hilang itu dengan sorot mata teduh.

"Selamat berjuang untuk kesekian kalinya, Estella. Kembalilah dengan kemenangan, dan kau akan mendapatkan takhtamu kembali"

Achelois tersenyum, lantas cahaya keluar dari tubuhnya membungkus dan menenggelamkan tubuh perempuan itu sepenuhnya hingga akhirnya cahaya itu hilang, membawanya kembali ke kerajaan langit. Tempat dimana ia berada.

Ini bukanlah kisah tentang remaja yang dimabuk cinta, bukan juga tentang kebohongan dan kekejaman dunia. Ini hanyalah kisah Estella, gadis dengan sejuta misteri yang berjuang untuk kesekian kalinya demi mengungkap sebuah kebenaran yang telah lama terpendam.

 Ini hanyalah kisah Estella, gadis dengan sejuta misteri yang berjuang untuk kesekian kalinya demi mengungkap sebuah kebenaran yang telah lama terpendam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Estella

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Estella.














To be continued.

E s t e l l aWhere stories live. Discover now