13 - Pencuri

1.1K 86 2
                                    

Estella terkekeh samar melihat Artemis yang berlari sembari meloncat loncat seperti anak kecil. Mereka sudah berputar mengelilingi taman kota sedari tadi, namun Artemis masih belum ingin pulang.

"Jangan berlari, Artemis!"

Artemis hanya menyengir bodoh menanggapi Estella, sedangkan Estella menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sikap Artemis.

"Aku lapar, kak!" Artemis berucap sembari mengelus perut ratanya, membuat Estella tersenyum geli.

"Mau ke pasar?"

Artemis memandang Estella dengan pandangan berbinar. "Ayo!"

Estella tersenyum melihat Artemis yang begitu bersemangat.

"Kau mirip dengannya" gumam Estella lirih.

"Kakak mengatakan sesuatu? Mirip siapa?"

Estella terkesiap saat Artemis bertanya, ia melipat bibirnya, bingung hendak menjawab apa.

"Haha tidak, kau mirip dengan seseorang...mungkin" Estella tersenyum simpul.

"Benarkah? Aku mirip seseorang?"

Estella mengangguk. "Ayo, kita akan ke pasar kan?"

Artemis mengangguk semangat lantas menggandeng tangan Estella dan menariknya menuju jalanan ke pasar.

Kalian benar benar mirip, Artemis, batin Estella.

***

Kini mereka telah sampai di pasar. Ramai orang berlalu lalang menjadi pemandangan lumrah. Mata Estella bergulir menelisik setiap inchi pasar itu.

Padat dan ramai orang tawar menawar. Bahkan ada yang tidak jadi membeli karena harganya terlalu mahal.

"Ah sudahlah saya tidak ingin membelinya! Mahal sekali!" Ucap seorang ibu ibu yang tengah berdebat dengan salah seorang penjual. Suaranya lumayan keras sehingga beberapa orang mendengarnya.

"Tapi Nyonya, ini sudah paling murah dibanding yang lain"

"Paling murah?! Kalau mau menipu itu dipikir dulu. Bisa bisanya harga gula batu sampai 2 koin emas?!" Omel ibu ibu tersebut.

"Itu sudah ketentuannya Nyonya. Kan saya sudah bilang tadi, semuanya serba mahal"

"Bukan semuanya serba mahal, anda yang pelit!!"

Penjual itu hanya bisa mengelus dada sedangkan ibu ibu yang mengomel tadi sudah beranjak dari sana sembari mengeluarkan segala sumpah serapah dari mulutnya.

Sudut bibir Estella tertarik. Ah ia jadi rindu dengan kehidupannya sebelumnya. Namun tak lama senyuman dibibirnya memudar. Untuk apa ia rindu dengan kehidupan menyedihkan dan menyakitkan seperti itu?

Estella menggelengkan kepala guna menghilangkan pemikiran bodoh yang sangat tidak berguna itu. Ia kemudian berjalan menyusul Artemis yang sudah berlari menuju penjual gulali.

"Paman, gulalinya satu!" Artemis berucap lucu. Estella jadi gemas sendiri dengan tingkah gadis kecil satu ini.

"Siap nak!" Paman itu terkekeh dengan sikap lucu Artemis.

"PENCURI!!!!"

Mata Estella bergulir ke kanan dan ke kiri ketika telinganya mendengar teriakan itu.

E s t e l l aWhere stories live. Discover now