•.¸♡52♡¸.•

7.6K 987 37
                                    

seketika theo tersedak ludahnya sendiri.

FROY ISTVAN ORANG GILA

masih dengan tangan yang terulur, froy mengangkat sebelah alisnya dan berkata "kenapa?" karena theo tak kunjung menerima uluran tangannya dan ajakan dansanya

theo kembali membulatkan matanya, bisa bisanya dia bertanya dengan santai di situasi seperti ini. sekarang, semua pasang mata memandang mereka. bahkan keluarga kerajaan termasuk kaisar dan permaisuri.

bagaimana mungkin theo menerima ajakan dansa orang gila. berdansa sesama laki, orang sinting mana yang mau melakukannya ditengah banyak orang.

froy : p

theo melirik athena dan alena untuk meminta bantuan tapi, sepertinya kedua gadis itu masuk syok, mereka bagaikan patung tanpa berkedip sedetikpun. bahkan diatas sana theo bisa melihat putri alyona menutup mulutnya tidak percaya, rona merah tipis terlihat dari pipinya dan matanya yang berbinar.

"ekhem.."

semua pasang mata yang awalnya fokus pada theo dan froy kini mengalihkan pandangan mereka pada sang pemimpin, kaisar tymoteusz.

menghela nafas lega, theo melirik sinis froy. sedangkan yang di lirik tetap menampilkan senyum elegannya.

"sayang sekali." gumam froy

walaupun samar theo bisa mendengarnya, benar benar orang gila. untung saja kaisar pintar mengatur suasana.

🌸

pesta kembali berlanjut dengan meriah, athena dan alena bahkan sudah menerima ajakan dansa para bangsawan. theo kembali ke rutinitasnya, yaitu mencoba semua makanan yang ada di pesta dan juga menghindari froy istvan si gila.

"kupikir dia orangnya cukup normal." monolog theo

"ternyata lebih gila dari xavier." lanjut theo kembali

saat tangannya ingin mengambil cupcake sebuah tangan juga terulur.

"ah maafkan saya tuan putri" ucap theo

alyona mengibaskan kedua tangannya gugup "i - ini bukan salahmu!"

alyona menautkan kedua jarinya dan melirik theo dengan gelisah. theo mematung tidak tau harus berbuat apa.

kecanggungan diantara mereka terus berlanjut, satu musik sudah selesai diputar tetapi theo maupun alyona tetap pada posisi mereka.

"em.. tuan putri mau berdansa bersama saya?"

entah apa yang ada di pikiran theo, hanya itu satu satunya yang bisa dia katakan disituasi canggung yang tak kunjung berhenti ini.

wajah gadis itu sedikit memerah "b - baiklah!"

'dia gampang sekali merona, apa dia meyukai?' theo narsis

"sepertinya ajakan saya kurang sopan, jadi akan saya ulangi. tuan putri alyona tymoteusz maukah anda berdansa dengan saya?" theo mengulurkan tangannya sembari tersenyum tipis

mengikuti cara froy.

Dengan malu malu alyona menerima uluran tangan itu. memasuki area dansa.

dan terjadi lagi.

kecanggungan itu kembali datang, tidak ada yang mau menatap satu sama lain.

"tuan putri maafkan saya, saya sebenarnya tidak terlalu mahir dalam berdansa." theo kembali berinsiatif

memang benar dirinya tidak terlalu mahir dalam dansa, jadi sebelum ada masalah theo jujur saja.

"o - ohh.. begitu ya." alyona menganguk kecil

"j - jadi karna itu." alyona bergumam kecil

"anda mengatakan sesuatu?"

"tidak ada hehe."

pergantian partner terjadi dan mau tidak mau mereka berdua harus berpisah.

"aku cukup menikmati ini theo, semoga kita bisa akrab." sebelum pergi alyona tersenyum simpul

sedikit blank theo tidak sadar bahwa dirinya telah mendapatkan partner baru.

perawakan yang mirip alyona, surai pirang berkilau dan iris ruby yang mengunci tatapan theo. memaksa theo untuk terus menatapnya.

daripada alyona, theo merasa dia mirip dengan damian sang putra mahkota.

tunggu

damian

seakan kembali dari alam bawa sadarnya theo menganga sambil membulatkan matanya. ini bukanlah mirip damian tapi memang damian, bagaimana bisa ini terjadi, mengapa tiba tiba damian yang menjadi partner dansanya.

theo melirik kearah kiri dan kanan dengan cemas.

"semuanya sibuk dengan urusan masing masing. kalaupun ada, memangnya mereka berani dengan putra mahkota?" damian tersenyum tipis

yang entah bagaimana membuat bulu kuduk theo berdiri, senyum yang memiliki makna lain.

"kenapa anda yang menjadi partner saya?"

persetan dengan harga diri, theo sudah muak.

"hm, apa yang salah? kau lebih suka bersama alyona?" damian berkata dengan suara lirih

lagi lagi theo kembali merinding.

"b - bukan seperti itu! anda tahu kan.." theo mengigit bibirnya

"hm?"

"itu.."

mengerti maksud theo, damian mendekatkan bibirnya ke telinga milik theo "memangnya kenapa? ada yang salah, tidak ada peraturan bahwa pria dilarang berdansa dengan pria." bisik damian dan menjauhkan wajahnya dari telinga theo

"lagipula."

theo mengikuti arah pandang damian.

demi semua novel haram milik jane. theo tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya. athena dan alena yang juga berdansa bersama, dan lagi athenalah yang mengambil bagian pria.

"gila." hanya itu yang bisa theo katakan

sedikit terhibur damian tertawa kecil "lucu sekali."

setelah dansa mereka selesai theo sama sekali tidak mau melihat ke arah damian.

memegang lembut satu tangan theo, damian mengecup punggung tangannya dengan lembut.

cup

jangan tanya bagaimana reaksi theo sekarang.

"saya sangat menikmati ini bersama anda. sampai jumpa di kelas, amore."

setelah kepergian damian. theo masih tetap pada tempatnya, ini sungguh benar benar aneh.

"amore?"

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

semoga chapter ini tidak mengecewakan kalian🙈

transmigration into a women's harem novel [bl]Where stories live. Discover now