i will get better soon

7 1 3
                                    

Hari demi hari berganti, tukang sayur yang tidak berhenti mengitari komplek perumahan tiap pagi dengan seruan nya yang tidak pernah berubah, juga suara speaker yang memutar lagu dangdut di rumah Pak Amin yang selalu terdengar menandakan kalau hidup masih terus berjalan dan terus berganti.

Walaupun hanya terulang dengan kegiatan yang sama.

Tapi memang hidup harus tetap berjalan kan?

Ku buka mata ku, melangkah ku ke depan cermin memandang bayangan diri.

jelek, sembab, salah sendiri. Siapa suruh menangis semalaman hanya karena lelaki bodoh yang bahkan tidak memikirkan perasaan ku?

Ku sisir rambut ku, dan turun lagi air mata ku.

Tidak peduli sudah berapa banyak sumpah serapah yang ku tunjukan untuk nya, tidak peduli sudah berapa banyak air mata yang terjatuh karena nya. Tetap tidak mengubah kejadian yang sudah terjadi saat ini.

Hanam pergi.

Itulah kenyataan dan aku harus menerima nya.

"Kamu mau nunggu aku?"

"Kita pergi kesana bareng nanti ya"

"Aku sayang sama kamu, jangan tinggalin aku"

Rupanya kamu yang meninggalkan aku, meninggalkan 'kita' dan dengan mudah nya kamu melupakan semua janji yang pernah kamu ucapkan.

Tanpa sadar ucapan mu membuat ku berharap banyak. Dengan sabar aku menunggu, kapan bisa janji itu ku tagih satu-persatu.

"Aku sakit lihat kamu nangis"

Rupanya kamu alasan ku menangis.

"Kalau ada apa-apa bilang sama aku"

Rupanya kamu yang lupa kalau aku pun masih disini menunggu mu mendengar cerita ku.

Dan masih banyak lagi. Masih banyak janji yang bahkan aku ragu kalau kamu sendiri masih mengingat nya.

Aku merasa bodoh, bodoh karena percaya, bodoh karena masih ingin percaya, dan aku bodoh karena masih ingin percaya kalau suatu saat nanti kau akan datang kembali membawa semua harapan.

Bukankah aku pernah menjadi gadis tercantik dalam cerita mu? Lantas kenapa? Kenapa kamu masih meninggalkan ku?

Bukankah kamu yang ingin aku menunggu mu? Lantas dimana? Dimana kamu sekarang?

Bukankah kamu yang ingin kalau hanya aku yang memeluk mu? Lantas bagaimana? Bagaimana kamu dengan mudah nya di rangkul dengan gadis lain?

Tapi dari sekian banyak pertanyaan. Hanya satu yang ingin aku ketahui.

Salah ku apa?

Ego sudah ku turunkan.
Harga diri sudah ku buang.
Air mata sudah ku kuras.
Raga sudah ku berikan.
Percaya sudah ku serahkan.
Waktu sudah ku habiskan.
Seluruh ku sudah ku pasrahkan untuk mu.

Setidak nya tolong hargai semua ku.
Hargai aku.

Waktu berjalan tapi luka kian melebar. Semakin berusaha aku melupakan, semakin luka terbuka.

Tiada pagi tanpa mata sembab dan hidung memerah.

Setidak nya siang ku penuh dengan tawa dan canda. Sebelum malam ku penuh dengan angan dan kenangan mengingat mu.

Tapi aku yakin, suatu hari nanti, suatu saat nanti kalau sudah waktu nya tuhan pasti akan datangkan.

And i will get better soon.

Kale's DiaryWhere stories live. Discover now