kabur

1 0 0
                                    




Coba saja untuk berteriak. tidak.
Teriak saja sekuat tenaga. tidak.
Tumpahkan seluruh kesah. tidak.
Cabik semua keresahan. tidak.
Hancurkan seluruh batasan mu. tidak.
Lepaskan rantai berkarat yang mengikat hati mu. tidak.

Tak usah ditahan lagi.
Kali ini biarkan lah perasaan itu kembali mengalir.
Terima saja dengan tabah hati.
Tidak perlu di sangkal lagi.

Ucap orang-orang kepada ku.

Tapi tidak kah mereka sadar? Apa jadinya jika ku biarkan perasaan itu mengalir kembali?

Apa jadinya kalau ku terima dengan tabah hati?

Apa jadinya kalau ku tak menyangkal lagi?

Apa jadinya saat ku teriakan, saat ku tumpahkan, saat ku hancurkan, saat ku cabik habis segala perasaan yang mengeruh di hati?

Yang keluar malah semakin kuat terdengar, semakin kuat terasa. Semakin sakit di buat nya, semakin lelah sudah menumpuk di mata.

Saat sesak ku tidak ada yang mendengar.
Kala gelap ku tidak ada yang menangkap.
Rantai karat pun hanya semakin kencang melilit hati.

Sadarkah orang-orang?

Betapa hancur ku di saat jatuh,
begitu dalam jurang di ujung.
Tinggal selangkah menuju penyesalan. Namun kaki tidak selaras dengan akal sehat.

Jatuh sudah ku masuk ke jurang.
Jurang penuh penyesalan, penuh sakit mendalam, penuh banyak ke-khawatiran.

Yang bisa menyelamatkan hanya satu kata maaf.

'maaf'
'maaf aku telat'
'maaf aku baru menyadari nya'

Namun bisa kah aku mendengar nya keluar dari bibir penuh bisa mu? Yang terkunci rapat penuh dengan ego dan rasa angkuh.

Kale's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang