Kedatangan tokoh novel

18.2K 1.4K 15
                                    

Sebelum membaca di mohon untuk
Vote and Komen
Agar cerita ini tidak berhenti di tengah-tengah.
-
Happy Reading.
...

Claire melihat Xander yang terburu-buru menuju ruang belajar. Dia heran mengapa Xander begitu tergesa-gesa.

"Paman, mengapa kakak pelgi begitu saja? Apa ada masalah?" Tanya Claire seusai sarapan.

"Oh, paman dengar dari Xander, putra Duke Evans akan datang kemari." Jawab Baron santai.

Claire termenung, putra Duke Evans itu adalah Alaric Deon de Evans kakak dari antagonis utama di cerita ini dan Alaric yang nantinya akan menjadi tangan kanan Leon.

"Untuk apa putla duke kemali, paman?" Tanya Claire penasaran.

"Perihal ujian di akademi nanti." Jawab Baron.

Akademi? Claire melupakan bahwa setiap anak bangsawan yang sudah berumur 11 tahun harus wajib mengikuti pembelajaran di akademi kerajaan.

"Bukankah kakak masih belumul 10 tahun? Mengapa halus dibahas sekalang?" Tanya Claire.

Baron Lucano terkekeh, "paman lupa bahwa kau lupa ingatan."

Claire mengerutkan kening, "maksud, paman?"

"Sebulan lagi ulang tahun kakakmu. Maka dari itu dia harus mempersiapkan semuanya." Jawab Baron.

"Itu artinya 3 hari setelah ulang tahun Xander maka dia sudah mengikuti pembelajaran di akademi?" Tanya William yang sedari tadi hanya memperhatikan.

Baron Lucano menganggukkan kepalanya.

"Apa di akademi menyenangkan?" Tanya Claire.

"Keponakanku, apa kau ingin masuk akademi kerajaan? Tentu kau bisa tapi tunggu umurmu 11 tahun." Ujar Baron.

"Apa Liam juga nantinya pelgi ke akademi?" Tanya Claire menoleh ke William.

"Entah, Liam tidak yakin ayah akan memperbolehkan Liam untuk belajar di akademi." Jawab William polos.

"Kenapa begitu?" Ujar Claire kesal.

"Jika Liam masuk akademi maka Liam hanya mencemarkan nama anggota kerajaan. Yang masuk akademi hanya darah murni dari bangsawan. Sedangkan Liam, Liam hanya anak haram. Sudah pasti jika Liam ikut masuk maka anggota kerajaan akan direndahkan." Jelas William.

"Bagaimana bisa ada pelatulan macam itu, paman? Bukankah itu sama saja kita membatasi walga untuk menuntut ilmu jika hanya bangsawan mulni masuk akademi." Ujar Claire.

"Paman sebenarnya tidak setuju juga, Claire. Hanya saja yang mulia Ratu membuat peraturan semacam itu agar anak-anak para bangsawan mampu meninggikan kerajaan ini. Bagi Ratu para bangsawan pantas menerimanya dan mereka juga baik." Ujar Baron Lucano menghela nafas.

"Pada hakikatnya kemampuan seseolang itu tidak dilihat dali sebuah pangkat. Jika anak seolang pedagang memiliki kemampuan yang tinggi maka dia bisa meninggikan kelajaan ini. Lagian tidak semua anak bangsawan akan baik, nyatanya banyak anak bangsawan di lual sana yang melendahkan anak-anak biasa. Apa itu disebut baik?" Ujar Claire tersenyum miring.

Baron Lucano dan William terperengah mendengar ucapan yang dilontarkan Claire. Bagaimana mungkin balita bisa berpikiran seperti itu? Pikir mereka serentak.

William semakin penasaran siapa Claire sebenarnya. Tidak mungkin seumuran Claire bisa berpikir sedewasa itu.

"Claire, kau hebat." Kagum Baron.

Claire tersenyum kikuk, dia tidak sengaja melontarkan pendapatnya tentang peraturan di kerajaan ini.

"Ayah, ayo, kita sambut tuan muda Alaric. Sebentar lagi dia tiba." Ujar Xander memasuki ruang keluarga.

Xander terheran, mengapa situasi di ruangan itu sunyi?

"Ayo, kita kedepan." Ujar Baron Lucano.

Claire pun berjalan disamping Xander sedang William berada di samping kiri Claire. Yap, Claire tepat di tengah mereka.

"Kakak, memangnya ujian apa yang akan kakak hadapi untuk masuk ke akademi?" Tanya Claire penasaran.

"Yang ku dengar, tes ujian itu berupa penjumlahan dan pengurangan lalu yang paling sulit perkalian." Ujar Xander.

Claire melongo mendengar ujian-ujian pendidikan yang ada di kerajaan ini. Bahkan saking kagetnya dia berhenti berjalan.

"Kenapa?" Tanya Xander heran begitupun William.

"Kakak, 10+15 belapa?" Tanya Claire tiba-tiba.

"Biar kakak hitung, 10+10 saja sudah 20, maka ditambah 5 hasilnya 25. Bagaimana benar tidak? Ah aku salah bertanya padamu, kau kan masih kecil jadi tidak paham materi yang sulit ini." Ujar Xander tersenyum sombong.

"Ayah, 10+15 hasilnya 25, benarkan?" Tanya Xander mendekati Baron Lucano.

"Pintar, lebih giat lagi." Ujar Baron semangat.

Claire terkekeh miris, "itu mata pelajalan yang paling mudah. Bagaimana mungkin aku tidak tau?" Gumam Claire.

Sejenak dia terkekeh geli, dia memiliki ide untuk membantu William dan yang lainnya mendapatkan ilmu.

William menatap aneh Claire yang tiba-tiba tertawa. "Claire, apa kau sakit?"

Claire menatap tajam William membuat William menggaruk kepalanya.

"Pokoknya Liam jangan khawatil. Claile akan ulus semua." Ujar Claire.

"Claire, pangeran, cepatlah kemari. Kereta Tuan Alaric sudah terlihat." Teriak Xander.

Mereka berdua pun segera menyusul.

Sesampainya disana kereta kuda itu berhenti tepat di pintu utama kediaman Baron Lucano.

Turunlah pria kecil setinggi Xander dan juga gadis kecil dibelakangnya.

Claire terkejut melihat antagonis utama berada didepannya. Yang lebih terkejutnya dibelakang mereka juga ada pemeran utama wanita novel.

Ya, mereka adalah

Alaric Deon de Evans

Aleana Gretha de Evans

Dan

Everetta Yolle

Mereka datang secara bersama?!?!

Rasanya Claire ingin pingsan.

...

JANGAN LUPA
VOTE KOMEN

PAPAY❤️

Tbc

CLAIRE (Tamat)Where stories live. Discover now