Cerita Liam

9.2K 828 67
                                    

Hallo gaes! Claire kembali update nih.

Langsung aja yuks, jangan lupa VOTE KOMEN cerita ini! Agar author cepat menyelesaikan cerita Claire pertama.


Happy Reading!

...

Xander mengetuk pelan pintu kamar ayahnya. Setelah itu pintu pun terbuka dan Baron Lucano menatap heran putra tunggalnya. "Ada apa?"

"Ayah, aku ingin berbicara." Ucap Xander dengan nada datar.

Baron Lucano menganggukkan kepalanya. "Masuklah, kita bicara dikamar ayah saja."

Mereka berdua pun masuk ke kamar Baron Lucano, lalu duduk di kursi yang dekat jendela kamar.

"Jadi?"

Xander menghela nafas. "Ayah, apa nanti akan terjadi petarungan di istana?"

Baron Lucano terdiam. "Semua akan terbongkar, Xander. Di istana selalu awasi adikmu. Ayah, merasakan jika Ron akan kembali berbuat sesuatu yang mungkin saja membahayakan nyawa adikmu."

"Lalu jalang itu bagaimana, ayah? Ayah, tau sendiri kan jika dia sebenarnya hanya memanfaatkan Ron untuk masuk ke kediaman kita. Aku tidak habis fikir mengapa Ron bisa termakan rayuannya." Ujar Xander kesal.

Baron Lucano tersenyum simpul. "Nak, apa kau tau jika Ron sebenarnya menyimpan perasaan pada ibumu?"

Xander terkejut. "Apa maksudmu, ayah?"

Baron Lucano menghela nafas lalu mulai menceritakan awal mula dia bertemu dengan Ron.

"Waktu ayah masih muda, ayah sering melihat Ron tersenyum diam-diam bahkan beberapa kali dia melamun jika bekerja. Saat itu kakekmu bertanya mengapa dia selalu melamun. Ternyata dia sedang bahagia karena bertemu wanita pujaannya, tetapi semuanya berantakan karena wanita itu merupakan ibumu yang ternyata kekasih ayah."

Xander bergidik mendengar kisah itu. "Ayah, itu pertanda Ron menyukai orang yang jauh dari usianya."

Baron Lucano terkekeh. "Ya, bahkan dia yang sudah berusia 60 tahun aja menyukai wanita berusia 30 tahunan."

"Cinta membuatku geli." Decih Xander.

"Yaya terserah dirimu saja. Lihat saja nanti kau akan merasakan apa arti cinta." Ucap Baron Lucano menyeringai.

"Tidak akan!" Ujar Xander lalu pergi dari kamar itu.

Dia tidak tau jika nanti akan ada waktunya dirinya yang mengemis cinta dari gadis yang selalu menghantuinya tetapi itu di masa yang akan datang.

...

"Liam, lepaskan pelukanmu." Ujar Claire.

Saat ini mereka berada di kasur Claire. Dimana Liam yang masih betah memeluk lembut Claire sedangkan Claire yang sudah bosan pun mencoba melepaskan pelukan itu.

"Apa kau tidak rindu padaku?" Tanya Liam melonggarkan pelukannya tetapi tidak melepaskan tangannya dari pinggang ramping Claire.

CLAIRE (Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt