6.First Kiss

69 26 1
                                    

Sean tersenyum melihat Vanya menangis, Gadis itu terlihat begitu lemah dan menagis sesegukan saat lengan bajunya sedikit robek

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sean tersenyum melihat Vanya menangis, Gadis itu terlihat begitu lemah dan menagis sesegukan saat lengan bajunya sedikit robek.

Sedangkan Naura gadis itu sudah dikurung oleh Sean, Radewa, dan juga Devan. Kali ini Sean benar-benar ingin membuat perhitungan pada Karamel dia ingin membuat gadis itu memohon dan bertekuk lutut pada dirinya.

"woy lo apain temen gue, buka pintunya"teriak Naura di balik pintu gudang dalam.

"Telfon Karamel sekarang "Titah Sean.

Vanya yang sudah sangat ketakutan kini menuruti perkataan Sean,
Dia mengetik nama Kara dan langsung menekan tombol panggilan tidak berselang lama suara Karamel terdengar dari seberang sana.

"Hallo Vanya"

"Hallo Kar'"

Sean berdecak, melihat Vanya yang sangat lelet, cowok itu dengan cepat mengambil ponsel Vanya.

"Dateng ke gudang belakang uks"ucap Sean.

"Sean."

"Jangan dateng Kar, ini jebakan"teriak Vanya.

Sean melirik Vanya tajam.

"Buat cewek jelek itu diem"kata Sean menaikkan nada satu oktaf.

Radewa segera menarik vanya, membekap mulut gadis itu supaya diam.

"gue tunggu lo,"

"Cepet dateng, atau gak lo bakal tau apa yang akan di terima sama temen-temen cupu lo ini"lanjut Sean lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak.


****

Karamel meremat ponselnya, lalu mengatai Sean di dalam hati. Dan segera bergegas ke gundang dia tidak tau apa yang akan cowok itu perbuat pada Naura dan Vanya.

Karamel membuka pintu gudang dengan kasar, dilihatnya dua temannya yang di tahan oleh teman-teman Sean.

"Lepasin temen gue"ujar Karamel dengan nada tajam pada Sean.

Sean mendekat ke arah Karamel, lalu menarik kerah seragam cewek itu,
Sean menatap Karamel tak kalah tajam.

"Fine,gue akan lepasin temen lo asalkan lo minta maaf dan berlulut dan cium kaki gue"ucap Sean.

"Gimana teman-teman, kalian setuju kan sama ide gue"kata Sean menatap para murid yang menonton aksinya.

Karamel melepas cengraman Sean,mendorong cowok itu.

"BERANI LO DORONG GUE"Bentak Sean pada Karamel.

"Gue gak takut sama orang kayak lo" Tegas Karamel menatap tajam Sean.

Sean menyinggung kan bibirnya, lalu menarik Vanya membuat gadis itu berteriak seketika begitu juga Naura yang ingin menampar Sean karena sudah kasar pada sahabatnya.

Karamel mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya.

"Lepasin teman gue, kalau lo punya masalah sama gue,gak perlu untuk libatin orang lain" Suara Karamel meninggi kali ini kesabarannya benar-benar sudah di ambang batas pada Sean.

"Oke, lakuin perintah gue cium kaki gue dan berlutut minta maaf ke gue" Titah Sean seraya menepuk kakinya.

"Cowok gila, temen gue gak akan nglakuin itu" Teriak Naura penuh kebencian pada Sean.

"Gak, Karamel lo jangan pernah lakuin itu"ucap Vanya pada Karamel.

"BERISIK, LO BERDUA"Teriak Sean yang langsung membuat kedua cewek itu diam.

"Cepet lakuin dan gue akan lepasin teman lo, atau gue akan buat lo sama teman-teman lo itu lebih menderita dari yang gue lakuin sebelumnya ke kalian" Cetus Sean.

Karamel memejamkan matanya, berusaha menetralkan emosinya.

"Cepet cium kaki gue"titah Sean lagi.

"Lakuin-lakuin"teriak para siswa.

"ayok cepet lakuin, gue akan rekam semuanya dan bakal sebarin tentang ini ke sosial media dan juga tiktok"kata Davin.

Karamel mulai membungkukan badannya sedikit,demi sedikit namun belum setengah badan cewek itu berbungkuk,ia lantas berdiri lalu menarik tengkuk Sean mencium cowok itu.

Orang yang ada di sana sontak terkejut akan apa yang dilakukan oleh Karamel.

Orang yang ada di sana sontak terkejut akan apa yang dilakukan oleh Karamel

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Tentang Kita (ON GOING) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora