04

12.1K 454 2
                                    

Tandai typo
___

''Senang bekerja sama dengan anda, Tuan Arsav.'' ucap pria paruh baya itu seraya menjabat tangan Arsav.

Arsav mengangguk lalu melepas jabatan tangan dari rekan kerjanya tersebut. Saat ini ia juga Joel asistennya sekaligus tangan kanannya itu sedang melakukan pertemuan bisnis di salah satu cafe di kota ini.

''Mari, Tuan. Keamanan sudah terjamin, kita kembali ke hotel,'' ucap Joel mempersilahkan Arsav keluar dari Cafe tersebut.

Mereka berjalan menuju parkiran, namun ...

''Om! Dompetnya jatuh!'' teriak seorang gadis. Gadis tersebut adalah Kia.

Tepat saat ia sedang berjalan menuju toko sang Bunda seraya menikmati es krim dung dung di tangannya ia melihat dompet Arsav yang terjatuh.

Kia memungutnya lalu meneriaki Arsav. Ia mengangkat tinggi dompet tersebut kearah Arsav.

Tepat saat Arsav membalikkan badan dompetnya sudah berada tepat di depan matanya yang hanya berjarak beberapa centi saja.

''Turunkan tangan anda, Nona.'' tegas Joel seraya memegang pergelangan tangan Kia. Sontak Kia langsung menatap Joel.

Arsav menegang kala melihat Kia. Ia benar-benar mirip dengan seseorang yang ia cari selama ini.

Sontak Kia menyentak tangan Joel, ''Jangan pegang tangan, Kia! Kia nggak suka ya, Om! Kia cuma niat ngembalikin dompet Om yang in- " ucap Kia lalu menghentikan ucapannya kala menoleh menatap Arsav.

Ia spontan menundukkan kepala tak berani menatap Arsav. Baginya wajah Arsav menyeramkan dengan bulu-bulu yang berada di sekitar pipinya. Ia hanya ngeri dan geli saja saat melihat pria memiliki brewok seperti itu.

Arsav mengangkat tangan kanannya kala Joel hendak berucap. Entah mengapa kini Arsav merasa tenang kala melihat wajah gadis di depannya ini, bahkan saat ini jantungnya berdetak lebih cepat.

''Terimakasih, sudah mengembalikan dompet saya.'' ucap Arsav lembut seraya menerima dompetnya, sedangkan Kia hanya mengangguk kaku dengan kepala yang masih menunduk.

Kemudian dengan perlahan ia melangkah mundur dan ngacir menuju toko sang Bunda.

Joel sedikit terkejut dengan nada ucapan Arsav yang lembut. Selama ia bekerja dengan Arsav, tak pernah ia mendengar ucapan lembut atau kalimat canda yang keluar dari bibir Arsav kecuali kalimat tegas.

''Cari tau tentang gadis itu!'' tegas Arsav menyadarkan Joel dari lamunannya.

***

Yola mengerutkan keningnya kala melihat sang putri yang terengah-engah seraya memakan es krim di tangannya.

''Kamu habis di kejar apa sih, Dek? Sampe ngos-ngosan gitu?'' heran Yola lalu menaruh kue ke dalam etalase khusus kue.

''Bunda tau nggak!? Tadi ada om-om dompetnya jatuh teruskan ... '' kemudian ia menceritakan kejadian dimana saat ia berjumpa Arsav dan Joel tadi.

Yola mengangguk lalu menuntun Kia untuk duduk. Sesekali ia terkekeh mendengar ucapan Kia yang menggebu-gebu.

''Yaudah kan, terus akhirnya-"

''Kia lari deh!'' potong Yola lalu tertawa.

''Ya lagian muka Om-om itu serem dan geli, Bun~'' ucap Kia bergidik ngeri kala mengingat wajah Arsav.

Yola terkekeh seraya lalu menjawil hidung mancung nan mungil milik Kia. ''Iya-iya, sekarang kita pulang yuk!''

Kia mengangguk antusias, ia tak sabar ingin bertemu dengan kasurnya lembut dan empuk miliknya.

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang