05

12.2K 535 1
                                    

Tandai typo
___

Sore ini Yola merebahkan tubuh Kia dengan hati-hati di kamarnya. Ia menyingkirkan anak rambut Kia yang menutupi matanya.

Yola mengusap rambut gadis yang baru menginjak usia 19 tahun tepatnya satu bulan yang lalu. ''Bunda ke apotek dulu ya, sayang?''

Kia menggeleng lemah seraya menggenggam tangan sang bunda. ''Bunda cuma sebentar kok ke apoteknya, kan deket.'' ucap Yola meyakinkan Kia.

Kia hanya diam lalu memejamkan matanya. Yola menarik selimut sampai ke leher Kia lalu mengecup pelipis Kia yang terasa panas, ''Bunda pergi sebentar ya, sayang. Nggak akan lama kok.''

Kemudian ia berjalan kaki menuju apotek yang tak jauh dari rumahnya, hanya membutuhkan waktu 2 menit saja jika berjalan kaki dan kini ia sudah berada di apotek di tujunya.

''Ini saja, Mbak?'' tanya penjaga apotek tersebut seraya membungkus barang belian Yola.

''Iya, Mbak. Itu saja, terimakasih.'' ucap Yola.

***

Saat ini Arsav dan para pengawalnya sedang berada dalam perjalanan menuju hotel setelah sebelumnya ia pergi dahulu ke suatu tempat.

Arsav mengarahkan pandangannya kearah pinggir jalan, ia hanya merasa lelah karena aktivitas hari ini.

Namun ... pandangannya terpaku pada seorang wanita yang berjalan dengan menenteng plastik berukuran kecil di tangan kirinya.

''Stop!'' tegas Arsav lalu keluar dari mobil dan berjalan cepat kearah wanita itu.

Wanita itu terkejut saat tiba-tiba Arsav berdiri di hadapannya. Perempuan itu adalah Yola. Yola yang awalnya menatap isi kantung plastik tadi sontak mendongak menatap Arsav.

Deg

Yola terpaku menatap Arsav yang sudah bertahun-tahun tak ia lihat kecuali di tv.

''Saya tidak akan melepaskan mu lagi mulai saat ini.''

Suara berat itu menyapu gendang telinga Yola. Baru saja Yola melangkahkan kaki, tangannya sudah di cekal Arsav.

''Kau tidak bisa lepas lagi dari genggaman ku, baby.'' ucap Arsav tersenyum smirk. ''Biar saya antarkan pulang,'' lalu menarik Yola ke dalam mobilnya.

Joel terdiam kala melihat siapa yang berada di samping Tuannya saat ini dan ia tahu betul apa yang terjadi antara Tuannya dengan Yola.

''Selama ini saya selalu mencarimu, ternyata kau pindah ke kota yang jauh ini dan saya tidak akan membiarkanmu pergi lagi.'' tegas Arsav tanpa menoleh kearah Yola yang masih terdiam dengan segala pikirannya yang bercabang.

''Belok kanan, rumah nomer 389.'' ucap Yola kala melihat belokan rumahnya.

Lalu mereka sampai di depan rumah sederhana Yola. ''Terimakasih atas tumpangannya, Tuan Arsav,'' ucap Yola lalu keluar dari mobil tersebut.

Arsav terdiam melihat bangunan rumah sederhana tersebut lalu berjalan mengikuti Yola ke dalam rumah juga Joel dan para pengawal lain yang berjaga di belakang Arsav.

''Kita perlu bicara!'' tegas Arsav menahan pintu yang hendak di tutup oleh Yola.

Yola tetap berusaha kuat menutup pintu tersebut namun kekuatannya tak sebanding dengan Arsav dan pada akhirnya ia menyerah dan mempersilahkan Arsav untuk duduk di ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga.

''Silahkan duduk, Tuan Arsav.''

Setelah mengatakan itu Yola berlalu menuju kamarnya untuk memakaikan plaster kompres penurun panas di kening Kia, karena gadis itu sangat tidak menyukai obat.

Kemudian Yola kembali keruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga itu dengan membawa secangkir kopi.

Ia melihat Arsav yang sedang menatap ruangnnya. Mungkin ia berpikir bahwa ruangan rumahnya ini tak sebanding dengan kamarnya yang mewah.

''Silahkan di minum,'' ucap Yola menaruh secangkir kopi itu di atas meja.

''Seperti yang sudah saya katakan, jika selama ini saya mencarimu dan saya tidak akan melepaskan mu lagi. Dan maaf atas apa yang sudah saya lakukan padamu beberapa tahun silam.''

Yola masih terdiam. Ia hanya berpikir bahwa ia tidak boleh egois dan Kia juga berhak tau siapa ayahnya.

''Saya sudah memaafkan Tuan Arsav, mungkin ini sudah takdir yang sudah Tuhan tulis untuk kita jalani dengan penuh ikhlas,'' ucap Yola.

Flashback 19 tahun silam.

Malam ini pukul 9 malam Yola pulang dari apartemen sahabatnya yang bernama Velin. Tepat saat ia sedang berjalan ada yang mencekal tangannya, orang itu adalah Arsav.

''Siapa namamu!?'' desak Arsav dengan wajah yang sudah merah.

Yola menatap heran Arsav, ''Saya?'' tunjuk Yola ke dadanya di balas anggukan dari Arsav.

''Nama saya Yola, Tuan.'' ucap Yola menatap heran Arsav yang sedikit membungkuk seperti orang yang menahan sesuatu.

''Akan ku bunuh orang yang menaruh obat perangsang ke dalam minumanku!'' geram Arsav lalu mendongak menatap Yola.

Ia mengangguk, ''Nama saya Arsav. Saya ingin meminta bantuan dan saya pasti akan bertanggung jawab!'' ucap Arsav.

Yola mengernyitkan dahi menatap bingung Arsav, ''Aaaa!'' teriak Yola kala Arsav membawanya masuk ke apartemen pria itu untuk menuntaskan hal yang membuatnya tersiksa.

Dan paginya Yola yang tersadar langsung panik dan mencari kartu akses keluar masuk apartemen Arsav. Ia benar-benar ingin keluar dari tempat sialan itu, dan ... ia berhasil keluar dari apartemen kemudian ia langsung pergi jauh dari kota tersebut setelah kejadian itu.

Flash back off.

''Saya akan-''

''Bunda!'' histeris Kia dari dalam kamar.

Arsav yang hendak berbicara langsung menghentikan ucapannya lalu menatap Yola yang sudah berlari kearah kamarnya.

***

Kia's Daily Life (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora