16

9.3K 362 2
                                    

Tandai typo
______


''Pi!? Kia hilang!'' pekik Maria kala telepon tersambung.

Rasef baru saja menekan ikon hijau di ponselnya itu sudah di buat terkejut dengan pekikan sang istri, ''Kok bisa! Papi kan udah kasi penjagaan di sekeliling mansion! Mami nggak usah khawatir Papi akan cari cucu kita sekarang.'' ucap Rasef langsung memutuskan sambungan telfon.

Sedangkan Maria? Ia berdecak kesal pada sang suami yang langsung menutup sambungan telefon.

Maria menghembuskan napas kasar lalu menghampiri Yola yang menangis tersedu-sedu di ranjang Kia.

''Mami udah telepon Papi, Kia pasti ketemu kamu nggak usah khawatir. Mami yakin Kia pasti ketemu.'' ucap Maria mengusap punggung Yola.

''Yola takut terjadi apa-apa sama Kia, Mi. Kia masih baru berapa hari disini dan dia belum tau daerah sini hiks hiks hiks!'' tangis Yola.

Sedangkan di tempat lain, Kia baru saja keluar dari warung mie ayam bersama Vano dan Ajay. Sementara itu motor yang di kendarai Kia milik Vano sudah di amankan dan dibawa oleh rekan kerja Ajay ke kantor polisi. Bukan di tilang, tetapi di titipkan disana.

''Sebentar!'' ucap Vano kala ponselnya bergetar.

Vano menaut keningnya bingung kala Rasef sang Papi tumben sekali menelponnya.

''Halo, Pi?''

''Kamu dimana, Van! Keponakan kamu hilang nggak ada di mansion! Mami kamu bilang Kia nggak ada di kamarnya!'' ucap Rasef dengan nada bar-bar di seberang sana.

Vano mengangguk paham, ''Kia lagi sama Vano, Pi. Tadi Vano jumpa Kia ngendarain motor nyalip-nyalip di jalanan. Tapi sekarang semua udah aman kok, Pi. Ini Vano mau antar Kia pulang, Papi kabarin Mami aja kalau Kia aman sama Vano.

''Kalau gitu hati-hati di perjalanan pulang, Papi dan Abang kamu akan pulang sekarang.'' tegas Rasef lalu memutuskan sambungan telepon.

''Belum juga gue jawab iya ... '' lirih Vano lalu melirik Kia yang sedang memukul lengan Ajay bertubi-tubi.

Vano membuang napas pasrah melihat kelakuan keponakannya itu, ''Punya keponakan satu tapi punya kesabaran setipis tisu di bagi dua.''

''Kia sayang!?'' panggil Vano lembut seraya tersenyum manis ke arah Kia yang menghentikan aksinya lalu menatap Vano.

Ajay yang mendengar penuturan Vano berpura-pura ingin muntah, sedangkan sang empu menatap tajam ke arahnya.

''Kenapa, Uncle?'' tanya Kia menghampiri Vano.

Vano tersenyum lalu mengusap rambut Kia, ''Kamu tadi perginya nggak pamit sama orang mansion ya, Dek?''

Dengan polosnya Kia yang mendongak nenatapnya hanya menggeleng sebagai jawaban. Vano menggigit bibir bawahnya menahan kesal lalu membuang napas perlahan.

''Yaudah, sekarang kita pulang. Oma sama Bunda kamu udah pulang dan sekarang mereka khawatir sama Kia yang pergi tanpa pamit.''

''Benarkah!?'' kaget Kia menaikkan kedua alis matanya.

Vano mengangguk lalu menarik kerah belakang baju Kia memasuki mobil. Jelas saja Kia memberontak atas perlakuan Vano yang menariknya seperti induk kucing yang menggendong anaknya.

Ajay hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu yang sangat kentara menahan kesal.

***

Arsav terburu-buru memasuki mansion untuk menemui istrinya. Sedangkan Rasef hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Arsav.

''Dimana Kia sayang?'' tanya Arsav panik sesampainya di hadapan Yola di ruang tamu.

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang