kakak kelas|12

755 37 6
                                    

Kakak kelas

"Yah gimana Rey yah' tanya bunda Ray.

Tangisi bunda Rey pecah saat tadi jawab nelepon nya dan mengatakan keadaan Rey memburuk, keduanya buru-buru menuju rumah sakit.

"Tenang Bun, biar dokter yang nanganin kita berdua berdoa ke Tuhan aja" ucap ayah, sebenarnya juga berkhawatir dirinya khawatir anaknya kenapa-napa.

"Ayo Bun Duduk dulu" ajak ayah menuju sofa.

Namun ketika keduanya berbalik ibunda Rai melihat Bagas yang sedang pingsan "astaga yah, Bagas pingsan cepet panggilin perawat". Perawat akhirnya datang dan membawa Bagas ke ruangan berbeda.

Dokter yang baru saja memeriksa Rey mendatangi orang tua, "bagaimana keadaan anak saya dok". tanya Ibunda Rey dengan nada panik.

"Kondisi anak anda Kris_". Belum selesai dokter itu bicara namun tiba-tiba suster berteriak memanggil dokter, "dok nafas pasien berhenti dok." Ujar sang suster dengan nada panik.

Ibunda Rey yang mendengar itu kaget yang seketika tubuhnya lemas dan nafasnya menderu cepat tak jatuhnya cepat bagaikan tornado yang menghempaskan rumah-rumah.

"Nda Rey bica jalan holee". Suara itu terngiang di kuping bunda, suara Rai waktu kecil begitu bahagia kala ia sudah bisa berjalan namun dengan tertatih, seketika bunda jatuh pingsan di pelukan suami nya.

"Bun bangun Bun". papa rey menggoyangkan tubuh istrinya.

"Dok melakukan yang terbaik untuk anak saya dok." Teriak papa rey.

Dokter masuk Karo ke kamar Rai dan dokter menutup pintunya seketika tulisan yang tadinya berwarna hijau sekarang menjadi merah, dokter pun sudah memakai sarung tangan serta masker.

"Sus ambilkan pemacu jantung." Seseorang sukses mengambilnya dan memberikannya ke dokter.

Dokter itu menggesekkan kedua sisinya beberapa gesekan lalu ditaruhkan alat itu ke dada Rai membuat dadanya terangkat dan beberapa kali dokter melakukan itu.

Di kondisi itu dokter nampak fokus, serta suster yang di samping dokter nampak membersihkan keringat keringat dokter yang bercucuran menggunakan tisu.

Di luar ruangan terdapat Ayah Ray yang mondar-mandir dengan jari tangan berada di dagu, Ayah nampak khawatir serta ada jawer, Joni serta Tukul yang nampak khawatir juga.

Jawer menghampiri Ayah Rey, "Duduk dulu Om dokter pasti akan nanganin kok." Jawer menuntun paparai untuk duduk, untuk ibunda Rai sudah ditidurkan di ruangan yang sama dengan Bagas.

"Tenang Om. kita semuanya tahu kalau Rei itu anak yang kuat, pasti dia bisa ngelewatin ini semua ini masalah gampang untuknya". papa rey nampak tersenyum tipis.

"Anak om beruntung punya teman seperti kalian". Ujar papa rey.

Setelah beberapa jam dokter memberikan upayanya akhirnya Rai pun bernapas kembali berkat usaha dokter dan berkat kemuliaan Tuhan, setelah melakukan itu semua dokter itu keluar di depan ruangan sudah ada kabar yang menunggu.

"Dok, bagaimana dok". Tanya papa rey.

"Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik dan Rey sudah bisa bernafas kembali." Jawab dokter dengan tersenyum.

"Dan keluarga pasien sudah bisa menjenguk tapi jangan berisik". ucap si dokter lalu pergi.

"Dan untuk bapak tolong ikuti saya ke ruangan." Ayah rey mengikuti dokter itu keruangannya.

"Jadi gini pak Wijaya, karena mungkin satu pukulan mengenai dada Rai membuat hatinya rusak. Jadi kita merekomendasikan untuk memasang....?"

Masang apa ya..?
Votelah jangan jadi sider.

↑↓




Kakak kelas - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang