38. obsession with wanting to have

27 9 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Kalau masih ada typo tolong diingatkan yaaa 🤗💗








Happy reading 🎉🥳💗















💗💗💗












Anna berjinjit sebab ia kesusahan ingin mengambil camilan yang ia inginkan. Posisi nya camilan yang ia inginkan amat tinggi hingga Anna kesusahan untuk menggapai nya.

Jidan sedang tak berada di samping Anna. Tadi, Jidan bilang ia akan mengambil buah buahan di tempat buah jadi, mereka berpencar sebentar.

Anna terkejut sebab seseorang lebih dulu membantu Anna mengambil kan camilan yang Anna mau. Ia pikir itu Jidan...

"Makasih dekk...". Ucap Anna sambil mengembangkan senyumnya. Namun saat ia membalikkan badan dan melihat bukan sosok Jidan yang ia dapati Anna perlahan melunturkan senyum nya. Dihadapannya adalah...

"Riki?". Panggil Anna.

Yang dipanggil malah melemparkan senyuman amat manis pada Anna.

"Nih kak". Ucap nya sambil memberikan camilan yang tadi ia ambilkan untuk Anna.

Anna menerima itu, lalu menunduk sopan pada Riki.

"Makasih Rik".

"Gue juga mau dipanggil gitu sama lo kak". Ucapnya sambil tersenyum miris.

Anna menggigit bibir bawahnya kaku.

"Di... dipanggil gimana maksudnya Rik?". Tanya Anna.

Yang ditanya malah mengendikkan kedua bahunya tak acuh.

"Dek? Kek lo panggil Jidan!". Ucap Riki.

Setelah nya ia melemparkan smirk nya pada Anna.

"Seharusnya gue sadar ya dari awal, yang lo anggap adik itu cuma gue, tapi gak untuk Jidan! Lo suka Jidan udah lama kan kak?". Tanya Riki seolah menyudutkan Anna.

Anna termangu. Apakah benar yang dihadapan nya sekarang ini adalah Riki? Namun mengapa detik ini bocah itu nampak menakutkan?.

"Kak Anna!". Jidan datang. Ia menatap tak suka pada Riki.

Jidan juga lihat bagaimana ekspresi Anna yang nampak ketakutan saat ia tengah berbincang dengan Riki.

Jidan menarik tangan Anna, mengajak Anna agar berada di samping nya saja.

"Ngapain lo?". Tanya Jidan sinis.

"Loh, ini tempat umum kali! Terserah gue dong!". Jawab Riki.

"Tapi supermarket ini jauh dari rumah lo! Lo sengaja kan buntutin kita?!".

Hello My Senior | Enhypen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang