ZB 8 : Kehadiran

3 1 0
                                    

"Salah paham itu tidak baik, alangkah baiknya berbaik sangka kepada siapapun"

-Nazira Salwa Wardhana

♡♡♡

Seketika mobil tersebut berhenti di
depan gerbang rumahnya. Zira mendekat dengan membawa anak kucing di dekapannya.

brak

brak

Zira mengetuk keras kaca mobil berwarna putih dengan merk ternama yaitu bmw sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat.

Zira beralih ke depan menghadang mobil, "KELUAR GAK LO"

"TANGGUNG JAWAB!"

Keluarlah wanita paruh baya menggunakan payung dari duduk bagian belakang mobil.

"Astagfirullah maaf ya" beliau menghampiri Zira untuk menggunakan payung bersama.

"Gara gara mobil saya kamu sama anak kucing nya basah" lanjutnya menatap sayu.

"Maaf...Ibu nggak salah" Zira menggaruk tengkuknya, "Jelas jelas yang salah driver Ibu"

Ibu itu tersenyum ramah menatap Zira lekat. "Saya mau dia tanggung jawab bukan Ibu" tunjuk Zira dengan aura marah.

"DASAR MENTAL LEMBEK GAK MAU KELUAR" berkacak pinggang menendang mobil keras walaupun tidak membuat mobil bergeming atau bergerak.

"ZIRAAA" Suara keras paruh baya dari arah rumahnya membuat Zira kaget.

Zira berbalik badan kemudian meringis lalu melirik paruh baya disampingnya yang tersenyum menatap keluarganya.

"Assalamualaikum pak Wardhana"

"Waalaikumsalam Umi" Aisyah berlari ke arah mereka dengan membawa payung.

"Umi?" Zira menoleh ke sosok perempuan paruh baya di sampingnya.

"Mari Umi ke dalam di sini hujan hawanya dingin nanti Umi bisa sakit," Aisyah menuntun wanita yang dipanggil umi ke dalam.

Sedangkan, Zira masih bingung mencerna situasi. Lalu apa apaan Aisyah malah menuntun wanita itu masuk. Zira malah dibiarkan kehujanan dengan membawa kucing padahal jelas umi itu membawa payung sendiri.

Zira sadar kembali menghadap ke arah mobil itu kembali.

Melangkah menuju pintu pengemudi Zira mengetuk kacanya. "Keluar gak lo!"

"Zira masuk!" Bunda memanggil namun Zira tidak peduli dan tetap akan melakukan hal yang sempat tertunda.

"WOI KELUAR GAK LO ATAU GUE PECAHIN NIH KACA!" Zira tersulut emosi dengan nafas naik turun.

Ceklek

Zira reflek mundur karena pintu mobil terbuka menampilkan sosok laki-laki muda yang berparas tampan.

"Astaga! nih orang cakep bener" Zira membelalakkan mata.

"Maaf..."

Zira tersadar dari lamunannya reflek berdehem, "Cowok modelan lo belagu banget, bilang aja cupu!" tersenyum sinis.

Pemuda itu menunduk mengangkat bibir ke atas, "Saya minta maaf, bisa minggir saya mau lewat" melenggang pergi melewati Nazira.

Zira melotot tidak terima merasa diremehkan dirinya sebagai seorang perempuan.

"Dasar Curut!" menghentakkan kaki lalu mengekor di belakang pemuda itu sembari membawa kucing yang sedari tadi berbunyi.

"Nih bawa kucingnya, gak mood" Zira menggerutu memberikan kucing kepada Aisyah.

Venezia Cielo D'amoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang