EPISODE 2

12 1 0
                                    

Mata Lola berbinar melihat pemberitahuan di ponselnya. Dua pesan masuk, tapi bukan dari Instagram maupun Whatsapp, melainkan dari platform Lovestory.com.

"Seriously?!" Lola berseru tertahan dengan senyum lebar. Tangannya menggenggam erat ponselnya hingga bergetar.

"Lo kenapa, La?" tanya Ihsan yang kaget saat tiba-tiba Lola memekik.

Lola menoleh dan berseru tertahan. "Gue seneng banget, Saaaannn... hahaha..." Lola tertawa dan menepuk keras lengan rekannya.

Ihsan mengaduh dan mengelus lengannya yang terasa panas gara-gara ditepuk Lola. Pasti sekarang sudah memerah. "Ngapa sih lo? Gila lo ya?"

Lola menyerahkan ponselnya dan membiarkan Ihsan melihatnya. Hening sesaat ketika Ihsan mencoba memahami pesan itu. Kemudian ia pun ikut memekik dan sama berbinarnya seperti Lola. "Waah gila lo!"

Dua sahabat itu pun tertawa bersama. Ia merasakan kebahagiaan Lola. Sebagai rekan kerja sekaligus sahabat, Ihsan tahu semua cerita yang dialami Lola. Sahabatnya itu baru saja mendapat tawaran salah satu novelnya akan diangkat menjadi sebuah cerita serial yang akan tayang di platform Youtube.

"Selamat ya!" Ihsan menjabat erat tangan Lola. "Setelah nolep berbulan-bulan akhirnya lo bangkit lagi."

"Thank you... thank you..." Lola mengipasi wajahanya yang panas dan memerah saking senangnya. Rasanya Lola harus lari ke toilet dan lompat-lompat kegirangan di sana.

"Asiiikk... traktiran, traktiran!"

"Hahaha siaaapp!"

"Lo balas dulu itu pesannya buruan," Ihsan mengingatkan.

"Oh iya!" Lola baru sadar. Ia cepat-cepat menyetujui tawaran itu.

Lola begitu bahagia dan bersemangat menjalani sisa harinya. Ia masih tak percaya keberuntungan semacam itu tiba-tiba saja datang kepadanya, saat ia berada di ujung keputusasaan dan hampir memutuskan untuk berhenti menulis. Nggak habis pikir Lola, bagaimana mungkin ceritanya yang mendapat atensi rendah dan sepi pembaca bisa dilirik produser serial? Biasanya cerita yang booming lah yang dilirik penerbit atau produser.

Ya sudahlah, mungkin produser ini tak peduli dengan jumlah pembaca. Walau sederhana, Lola tahu ceritanya bagus. Sekarang yang harus Lola pikirkan adalah bagaimana kelanjutan kerjasama ini. Produser itu mengajak Lola meeting untuk membahas kelanjutan kerjasama besok setelah jam kantor. Tak sabar rasanya Lola menunggu hari esok tiba.

***

Entah sudah berapa lama Lola menatap layar tabletnya dan membaca-baca novelnya. Hari ini ia mendapat sepuluh vote baru. Lola ingin sekali mengumumkan bahwa novel barunya akan diangkat menjadi cerita serial. Tapi kan belum ada kesepakatan, dan semuanya bisa saja berubah. Mungkin ada baiknya Lola menahan pengumumannya sampai deal.

Malam itu Lola tidak bisa tidur saking senangnya. Angannya melayang, membayangkan berbagai macam hal. Lola akan terkenal lagi. Setelah novel terbarunya yang berjudul 'Magical Coffee and Eatery' diangkat menjadi serial romansa di platform Youtube, pasti jumlah pembaca di platformnya akan meningkat lagi. Nama Lola akan terpampang di tayangan credit.

Mata Lola yang menyipit karena senyum kembali membelalak. Ia baru ingat cerita 'Magical Coffee and Eatery' terinspirasi dari kisah nyatanya. Dan tokoh Keenan sangat mirip dengan Bara. Bagaimana kalau Bara sadar dan itu jadi masalah? Apalagi sekarang Bara sudah menikah.

Ah, persetanlah! Untuk apa memikirkan Bara? Lelaki itu saja tidak memikirkan perasaan Lola saat kembali pada pacar yang sekarang sudah jadi istrinya itu. Lagipula 'Magical Coffee and Eatery' nggak mirip amat sama kenyataan, Lola sudah memodifikasi di beberapa bagian. Menjadikan kisah itu happy ending dan menghadirkan tokoh Dewa yang jadi penolong Nessa, si tokoh utama. Cara Keenan meninggalkan Nessa juga lebih baik dari Bara, setidaknya Lola tidak terlalu menjelek-jelekkan Bara dalam novelnya. Baiklah, seharusnya itu bukan masalah.

Memories Cofee and EateryWhere stories live. Discover now