Chapter 1: An Unexpected Call

35 7 30
                                    

Pohon Dewa Toth mendadak layu!

Kontan, semua orang di Bridgeland menjadi heboh. Koran-koran dan televisi memberitakan kejadian itu. Bahkan suasana Bridge Academy tiba-tiba jadi mencekam. Para murid, bahkan anak-anak tahun pertama, berbisik-bisik penuh ketakutan.

Elmira Diamond hanya mendengarkan sambil bertopang dagu. Semua murid Bridge Academy tahu betapa genting masalah itu. Selama ratusan tahun, sihir Pohon Dewa Toth melindungi Bridgeland dari ancaman invasi para monster dan Joker di luar sana. Tentu gadis itu belum pernah bertemu sesosok Joker secara langsung. Namun, sejarah yang ia pelajari sudah cukup menggambarkan betapa dahsyat kekuatan sosok-sosok itu, jauh melebihi sihirnya sendiri yang masih terus belajar.

"Oi, Mira! Andai Pohon Dewa Toth benar-benar mati, apa yang harus kita lakukan?" Tiba-tiba seorang gadis menepuk pundak Mira keras-keras. "Maksudku, monster-monster yang kita hadapi waktu latihan di Riddle Mountains saja sudah seram sekali, tetapi murid-murid lain bilang kalau mereka itu masih belum ada apa-apanya dibanding para Joker!"

"Mana kutahu, Ilya? Yang jelas, kerajaan pasti takkan membiarkan itu terjadi." Mira memutar badan dan menyibakkan rambut perak ikalnya dengan kesal. Ilya Chirona hanya meringis. Animagi kelelawar itu memainkan jemari, gugup. Kuku-kuku panjangnya berkelotak-kelotak, makin menambah pusing kepala Mira.

"Bukan hanya Ilya saja yang ketakutan di sini, Mira. Semua orang gugup. Bahkan para profesor serius membicarakan hal ini. Kudengar, para penjaga kisi telah dipanggil ke istana untuk menerima perintah khusus. Jadi, kurasa kita benar-benar harus bersiap untuk kemungkinan terburuk." Seorang pemuda jangkung berambut kelabu gelap duduk di hadapan Mira. Ia Andrei Gekko, sepupu sekaligus sahabat Mira sejak kecil. Saat itu kelas Alchemist baru saja selesai. Para murid sudah mulai meninggalkan kelas. Andrei, pun, sudah menyandang ransel di punggung.

"Ah, sudahlah, kita toh takkan bisa melakukan apa-apa kalau hanya duduk-duduk di sini." Mira bangkit dan mengumpulkan buku-bukunya. Kelas sudah sepi sekarang. Selain mereka bertiga, hanya Profesor Solstice Iârchon yang masih tinggal dan membereskan berkas-berkasnya di meja guru. Seorang murid tahun pertama melongok dan menyampaikan sesuatu pada sang profesor, lalu lari takut-takut seperti tikus. Dahi Profesor Solstice berkerut mendengar berita yang dibawa murid junior itu, tetapi Mira tidak peduli. Diikuti kedua kawannya, Mira melangkah keluar. Namun, belum lagi ia mencapai pintu, Profesor Solstice menghentikan langkahnya.

"Ada masalah apa, Profesor?" tanya gadis itu heran.

"Arsen Diamond menunggumu di Artilery Workshop," jawab pria tua itu dengan suara seperti gumaman. "Cepat, pergilah ke sana sekarang. Ia tak bisa menunggu terlalu lama."

Eh? Mira mengangkat alis. Ada perlu apa penjaga kisi itu dengan siswi sepertinya? Oke, pria itu memang masih sepupu jauhnya, tetapi mereka bahkan tidak pernah bicara satu sama lain sebelumnya! Namun, demi rasa hormat pada sang guru yang sekaligus adalah wakil kepala sekolah itu, gadis berusia tujuh belas tahun itu mengangguk. Ia titipkan tasnya pada Andrei, lalu pamit pada kedua sahabatnya.

Sepanjang jalan, gadis itu terus bertanya-tanya dalam hati. Akhirnya, sampailah ia ke tujuan. Bahkan dari luar pintu, hawa panas dari area penempaan senjata sudah menghangatkan pipinya. Mira menarik napas panjang, lalu mendorong pintu tebal yang membatasi Artilery Workshop dengan dunia luar.

Sore itu, Artilery Workshop sedang lengang. Segera ekor mata Mira menangkap percik api las dari sudut ruangan. Meski wajah lelaki itu tertutup topeng las, Mira langsung bisa mengenali sosok Arsen Diamond dari perawakan dan rambut perak berantakannya. Lelaki itu sedang mengotak-atik sepasang benda logam berbentuk tabung. Mira tidak tahu apa benda-benda tersebut. Rupanya mirip dengan pegangan cambuk yang acap kali ia gunakan, tetapi lebih panjang. Selain itu, Mira tidak melihat material apa-apa yang terpasang di ujung tabung.

Light Through The NightWhere stories live. Discover now