Chapter 2: To the Unknown Land

27 7 54
                                    

"Misi penting?" Mata Mira menyipit penuh curiga. Kisah kenakalan dan pembangkangan Sir Arsen semasa sekolah dulu masih melegenda di Asrama Caesar, bahkan setelah pria itu lulus. Apa lagi hal gila yang ingin dibuat lelaki itu? Bila Sir Arsen meminta Mira mencari material-material aneh untuk percobaan senjatanya, sudah pasti gadis itu akan menolak mentah-mentah!

"Bukan untukku, tetapi untuk kerajaan," jawab Sir Arsen seolah dapat membaca pikiran Mira. "Kau sudah menyelesaikan magang, bukan? Kalau begitu, kau pasti sudah memiliki Kartu 10." Sir Arsen mengangguk. "Tentu kau sudah mendengar bahwa keadaan Pohon Dewa Toth akhir-akhir ini memburuk. Para peneliti kerajaan memprediksi bahwa Light Realm menyimpan material langka yang mampu digunakan sebagai bahan dasar ramuan penyembuh untuk pohon itu. Namun, seperti yang telah kauketahui, portal menuju Light Realm sudah lama tertutup. Pembukaan portal membutuhkan energi yang sangat besar, dan di situlah kau akan berperan."

"Maaf, Sir, tetapi aku belum memahami arah pembicaraanmu," sahut Mira. Tiba-tiba saja perasaannya jadi tidak enak. Mengapa ekspresi sang penjaga kisi mendadak jadi begitu risau? Sepertinya situasi benar-benar lebih genting daripada dugaannya semula.

"Singkatnya, kerajaan membutuhkan murid-murid senior Bridge Academy untuk mengumpulkan Kartu J, Q, dan K yang tersebar di seluruh wilayah kerajaan," tandas Sir Arsen. "Di asrama-asrama lain, para penjaga kisi lainnya juga sedang mencari kandidat-kandidat murid yang tepat untuk tugas ini. Bersama dengan Kartu 10 dari hasil magangmu dan Kartu As yang kami pegang, energi dari ketiga kartu yang kalian kumpulkan akan digunakan untuk membuka portal menuju Light Realm. Kabar baiknya, kalian tak perlu mengelilingi seluruh wilayah kerajaan. Tugas kalian hanyalah mencari kartu-kartu wajik di Barren Land, sesuai klan kita."

"Tunggu dulu, 'siapa 'kalian' yang kaumaksud ini, Sir?" tukas Mira cepat. "Siapa lagi yang kaupilih?"

"Tentu saja kau dan kedua animagimu, Bocah Tengil. Namun, kalau kau lebih suka pergi sendirian, terserah saja. Apa pun keputusanmu, berusahalah untuk tidak mati sebelum kau mendapatkan semua kartunya." Sir Arsen melirik jam tangannya, lalu menghela napas panjang. "Nah, waktuku tidak banyak, jadi kemarikan alat GPS-mu. Akan ku-input titik-titik koordinat yang perlu kalian kunjungi."

Meski benaknya masih terkejut, Mira merogoh kantong jaket metaliknya dan mengeluarkan sebuah benda elektronik pipih berbentuk persegi panjang. Sir Arsen mengetikkan angka-angka di alat itu, lalu mengembalikannya ke tangan sang gadis. Sementara pria itu membereskan alat-alat kerjanya, Mira berusaha memproses informasi yang baru ia terima. Tiga titik merah kini berkedip-kedip di layar GPS. Barren Land, tempat yang acap kali dikunjungi kakak-kakaknya untuk menambang material bagi perusahaan elektronik milik ayahnya, namun belum pernah sekali pun ia jelajahi ....

Tenang, kau pasti bisa, Elmira Diamond. Mira menarik napas dalam-dalam. Sepeninggal Sir Arsen, gadis itu kembali ke asrama. Di satu sisi, misi ini adalah kesempatan emas agar ia bisa membuktikan kemampuannya pada sang ayah, yang sejak dulu meremehkannya. Di sisi lain, tak seorang pun menganggapnya lebih daripada gadis manja yang hanya bermodal wajah cantik dan pakaian mahal.

"Argh, sial! Jangan memikirkan hal yang aneh-aneh!" seru Mira sembari menggeleng kuat-kuat. Misi sudah diberikan, dan tidak ada waktu untuk ragu-ragu. Murid-murid terpilih dari asrama lain pastilah sudah bersiap. Makin cepat ia merencanakan perjalanan, makin banyak waktu untuk bersiap.

***

Begitu sampai di asrama, segera Mira mengabarkan misi itu pada kedua animaginya. Meski kaget, Ilya dan Andrei setuju mendampingi Mira. Ketika makan malam, gadis itu membagikan rencana perjalanan dan daftar bawaan pada kedua animaginya. Begitu melihat catatan Mira, langsung Ilya memprotes.

"Perjalanan tiga hari, berangkat besok, dan kau mau aku menyiapkan semua ini? Kau mau membunuhku, apa?" rajuk Ilya. "Bisa-bisa semalam ini habis hanya untuk menyeterika bajumu saja!"

Light Through The NightWhere stories live. Discover now