05

472 27 7
                                    

[Catiem, apa lo menemukan sesuatu tentang pertunangan itu?] Tanya Loli.

[Iya kak, informan telah merubah sedikit skenario dari buku aslinya. Mereka berdua bertunangan, dan setelah lulus nanti, mereka berdua akan menikah atas nama pernikahan bisnis] Jelas Catiem.

Pernikahan bisnis?

[Kenapa mereka bisa melakukan pertunangan, padahal Gabriel tak menyukai Trisya?] Tanya Loli kembali.

[Pernikahan ini telah di rencanakan oleh ayah Trisya dan juga ayah Gabriel yang mana mereka berdua adalah teman seperjuangan. Hanya itu yang aku dapatkan dari informan] Jawab Catiem.

[Tak masalah, itu sudah lebih dari cukup]

Loli mengeluarkan ponsel Trisya dan melihat kontak yang ada di ponselnya. 'Mami Galak' nama itu memunculkan kerutan di dahi Loli. Dia tebak kalau ini adalah nomor ibunya. Loli izin keluar dan mulai menghubungi ibunya.

"Halo sayang? Tumben kamu menghubungi ibu duluan?"

"Ibu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan ibu dan juga keluarga Gabriel nanti malam. Bisakah ibu menghubungi mereka dan membuat janji temu?"

"Tentu, tapi ada apa? Apa ada masalah antara kamu dan Riel?"

"Tidak bu, hanya saja ada beberapa hal yang ingin aku katakan saja," ucap Loli mengulum senyum.

"Ok, kalau begitu sampai jumpa. Nanti kamu dijemput pak sopir ya, ibu ada rapat dengan klien."

"Iya bu," Loli memutuskan sambungan teleponnya dan kembali ke kelas, mengamati pembelajaran yang berlangsung.

Jam pelajaran telah habis dan digantikan oleh jam istirahat. Kania dan Loli/Trisya pergi ke kantin.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Kania.

"Emm, nasi goreng aja deh."

"Itu doang?" tanya Kania kembali.

"Iya, emm, jus jeruk satu," jawab Loli.

"Tumben, biasanya kamu mesan extra seafood," ucap Kania.

"Eh, hehe. Gak papa, soalnya pagi tadi aku juga sarapan seafood."

"Oh, ya udah."

Loli tengah asik memperhatikan sekeliling sembari menunggu pesanannya. Matanya terkunci pada tiga orang manusia yang beradu mulut tak jauh dari pandangan mata. Lebih tepatnya dua orang, satunya lagi hanya diam dan berusaha melerai kedua orang itu.

Sepertinya second male kita sudah muncul. Ck, ck, kasian sekali lo second male. Susah-susah membantu si fl, eh si fl malah tetap sama ml nya.

Loli terkekeh pelan dengan situasi yang dihadapi oleh mereka bertiga.

"Hahh, mereka lagi, mereka lagi," keluh Kania.

"Kenapa?" tanya Loli.

"Jangan bilang lo lupa? Padahal baru semalam kamu di hujat habis-habisan oleh para penikmat drama disana karena nimbrung dalam perkelahian mereka berdua," jelas Kania.

"Sebodoh itukah aku dulu?" tanya Loli pada Kania.

"Ya, bodoh kamu itu benar-benar membuat aku kesal."

"Hehe, sorry. Mungkin semalam adalah adegan terakhir kalinya yang akan kamu lihat tentang kebodohan ku," ucap Loli.

"Ya, ya, semoga saja," ucap Kania tak percaya.

Tiba-tiba telinga Loli berdenyut dan ia mendengar bunyi ngiing di dalam telinganya. Dan beberapa adegan mulai bermunculan di kepalanya. Adegan dimana ia melerai makhluk berdua yang ada disana, dan ia disiram dengan segelas jus oleh beberapa orang.

I'm Not Antagonist Character ✔Where stories live. Discover now