Bab. 9

1.4K 55 3
                                    

Hampir seminggu ini, Danu tidur berganti-ganti tempat. Ada dua hari di rumah ibunya, dan sisanya ia habiskan di salah satu apartemen miliknya. Apartemen yang dulu ia cicil atas nama Kirani. Meski tak besar, namun di apartemen ini dulu dirinya kerap menghabiskan waktu memadu kasih bersama Kirani.

“Mas, bosan di rumah, kita malam minggu di apartemen!” ajak Danu suatu sore pada Kirani yang baru saja selesai keramas.

“Tapi langsung tidur ya, aku pegel, Mas.” keluh Kirani manja.

“Iya,” sahut Danu tak janji.

Apartemen minimalis, type studio. Yang mampu di cicil Danu saat itu. meski tak besar, dan sangat minimalis, namun disinilah keintiman antar dirinya dan Kirani benar-benar dekat. Semua gerak gerik yang Kirani lakukan dapat Danu pantau. Semua, apa saja yang Danu ingin lihat dari wanitanya di masa lalu.

Dan seperti biasa keinginan Kirani untuk tidur saja di apartemen itu, tak pernah terjadi. Makan bersama, tidur bersama hingga mandi bersama, semua Danu tuntut pada Kirani di awal-awal pernikahan manis mereka.

“Tadi janjinya tidur!” Dengan bibir mengerucut Kirani penuhi juga permintaan Danu kala itu untuk mandi bersama dalam bathup besar di apartemen itu. meski malu-malu namun kirani manut saja.

“Habis ini dulu, baru tidur beneran,” ucap Danu sambil membimbing Kirani melakukan permintaan dirinya.

Bibir merah muda alami itupun sudah tak protes, sebab Danu sudah memangkas jarak antara mereka, tak memberi ruang untuk udara sedikit pun. Lalu gelombang dan riak air dalam bathup itu memperjelas apa yang Danu pinta pada Kirani. Berkali-kali Danu mengulang, membawa Kirani ke Nirwana cinta. Berharap  buah hati segera hadir di antara mereka.

Meski rengekan untuk berhenti dari Kirani jelas mengalun merdu, namun Danu semakin menulikan telinga. Ia buat Kirani tak berdaya kala itu. setelahnya baru pelukan dan ucapan cinta tak henti Danu gaungkan di telinga kirani. Bahkan usapan di perut dan punggung wanita itu, menjadi kebiasannya setelah aktivitas intim yang ia tuntut.

Tentu Danu usapi punggung dan perut Kirani dengan do’a dan harapan yang indah.

Danu meremas rambutnya, ia merasa hampir gila mengingat semuanya. Mengingat kobaran cinta yang membara antara dirinya dan Kirani kala itu.

Kemudian ia memejam, dahinya berkerut penuh, tautan alisnya menyatu, mengingat bagaimana dengan kejamnya ia memandam kobaran itu, sebab dirinya mencoba bermain api bersama perempuan muda yang nampak sederhana dan berwajah sendu. Permainan api yang ternyata mampu menghanguskan dirinya.

Danu nyaris menjadi puing, andai rasa rindunya pada Kirani  dan wajah Dinar yang semakin hari semakin tak mirip dengannya, mengembalikan kesadaran nalurinya.

Bep! Bep! Bep!

Bunyi rentetan pesan maaf  dari nomor Herda masuk bergantian dengan panggilan yang berulang dari nomor perempuan yang masih menjadi istrinya. Ya, masih istri, namun mungkin hanya secara negara saja. Sebab kemarahan yang timbul kemarin membuatnya mengucap talak dengan cepat tepat do telinga Herda. Entah jadi atau tidak, sebab tak ada saksi yang melihat. Dan Danu besok akan membawa dua orang saksi untuk menjatuhkan talak pada Herda sebelum pengadilan memutuskan hubungan mereka secara hukum negara.

Kemudian Danu menonaktifkan notifikasi panggilan dan pesan dari Herda.

Danu ingin menikmati kesendiriannya. Di apertemen ini. apartemen yang hanya dirinya dan Kirani yang pernah masuk di dalam sini.

Tak sekalipun Danu mengajak Herda ke apartemen ini. Meski Herda pernah memancingnya, namun Danu bertahan. Herda pun tak pernah tahu alamat pasti apartemen ini.

Entahlah, apartemen ini rasanya, ada bayangan Kirani di dalam sini. Bahkan foto-foto pernikahan mereka dan foto Kirani tanpa hijab, Danu pasang besar-besar tepat di atas TV depan kasur tidur berwarna biru tua.

Apartemen ini tempat Danu melepas rindu atas penyesalan yang lalu.

Entah wanita seperti apa Herda ini. tak mencintai Danu, namun tega menjebak pria itu. apa karna Danu saja yang bisa termakan bujuk rayunya kala itu. sementara yang lain? Habis pakai, buang!

Banyak rekan yang menyangkan sebenarnya saat Danu nekat menikahi wanita itu, saat mengaku hamil dulu. Sofyan salah satu rekan kerjanya bahkan sudah memberi kode pada Danu, bila anak yang dikandung Herda bisa saja bukan anak pria itu. punya pengalaman buruk di meja judi dan alkohol, membuat Sofyan beberapa kali melihat Herda datang bersama Willy.  Willy ini rupanya salah satu rekan Sofyan di meja judi dan Willi nyaris tak pernah menang.

Bahkan Arzan-adik ipar Sofyan- pernah pula melihat Herda di salah satu hotel di Bogor bersama pria lain saat ia mengajak mengajak istrinya, Yasmin, untuk berbulan madu di tahun kedua pernikahan mereka.

“Kamu yakin, Bro, mau nikahi Herda? Kirani baik banget, bisa-bisanya kamu buang,” sindir sofyan suatu hari. Kala itu keduanya duduk membicarakan tentang bisnis sampingan yang memliki prospek cerah untuk masa depan mereka.

Sofyan ini, pernah nakal di meja judi dan alkohol seperti air mineral saja baginya, namun untuk urusan wanita, ia sangatlah setia pada Nurlita. Istri satu-satunya yang mendampingi diirnya di kala susah dan terpuruk akan utang-utang yang menumpuk kala itu. Sofyan juga memiliki seorang adik perempuan yang cantik. Yasmin namanya. Ia tak ingin berkhianat di pernikahannya, sebab ia juga tak ingin adik perempuannya mengalami hal yang sama. Bukankah karma itu adalah pantulan dari perbuatan kita. dan benarlah adanya, karna Sofyan dulu pemabuk. Yasmin juga mendapat suami seorang mantan pemabuk. Mantan pemabuk namun begitu mencintai dan menjaga adiknya.

“Ya, mau gimana lagi, dia sudah terlanjur hamil.” Ada nada ragu di suara Danu kala itu.

“Saya nggak mau ikut campur, Bro. tapi, jangan sampai kamu menyesal,” ucap Sofyan lagi kala itu. ucapan itu sudah bertahun lalu, namun hari ini baru Danu sadari. Betapa naif dan buta dirinya dulu.

Kembali lagi angan itu, membawa lamunan Danu dan wangi Kirani yang tertinggal di telapak tangannya.

Pria ini duduk di balkon kamar apartemennya, menatap kerlip lampu-lampu di kejauhan. Meski ia yakin Kirani masih menyisakan rasa untuknya, namun bayangan ayah dari anak kecil yang Kirani suapi tadi, begitu mengannggu pikirannya. Bahkan pikiran nakal yang sempat mengintip tadi di otak me*umnya saat mengingat kenangan-kenangannya bersama Kirani nyaris buyar kala mengingat bagaimana pria itu mendekati Kirani saat dirinya diajak berbincang oleh kerabat Firman.

Nampaknya pria  itu ada maksud lain pada Kirani. Danu bahkan tak tenang tadi, berkali-kali ia mencuri pandang pada pria itu yang nampak berusaha memberikan perhatian pada kirani. Bukan hanya pria itu namun juga ibu dan anak dari lelaki itu.

Lalu deringan ponselnya kembali membuyarkan lamunanya yang hampir kotor lagi. Rupanya nomor ibunya yang masuk.

Pasti bu Maryam akan tanya, kapan dirinya di ajak untuk bertamu ke rumah mantan menantu kesayangan beliau.
__
Cerita ini sudah tamat di:
KBM
GOODNOVEL
INNOVEL
Via EBOOK di Playstore sudah bisa di download.
Dan via PDF season 1 dan 2.

Karma_Penyesalan Mantan Suami (Memeluk Cinta Yang Terluka)Where stories live. Discover now