CHAPTER 31

18.8K 1.3K 11
                                    

Pagi itu, suasana di seluruh negeri dipenuhi dengan kegembiraan dan antusiasme yang tiada tara. Sang mentari, memancarkan sinarnya yang hangat. Para bangsawan berkumpul di lahan luas di Hutan Eldermyst yang telah disiapkan dan di lindung oleh para kesatria kekaisaran dengan ketat.

Hari itu adalah hari yang penuh makna bagi seluruh negeri. Kompetensi berburu yang diadakan oleh kekaisaran merupakan ajang bergengsi yang hanya dihadiri oleh para bangsawan terpilih, yang telah membuktikan kecakapan mereka dalam seni berburu. Para pemenang dari kompetisi ini akan mendapatkan kehormatan dan pengakuan dari kaisar sendiri.

"Ah, akhirnya tiba juga hari ini." Rowan menatap Sera dengan penuh antusiasme. "Kakak juga pasti tak sabarkan."

Sera mengalihkan pandangannya pada adiknya, Rowan, yang tampak sangat bahagia. Matanya bersinar dan senyumnya merekah. Sera menghela nafasnya pelan dengan kedua tangannya dilipat di depan dadanya.

"Aku lebih tidak sabar untuk segera kembali ke rumah daripada mengikuti kompetensi ini." Matanya menerawang jauh, seolah membayangkan kehangatan dan kedamaian di istana imperium.

Rowan terkejut mendengar perkataan yang dilontarkan kakaknya hingga dibuat menganga. "Aku tak mengerti. Mengapa kakak tidak begitu antusias mengikuti kompetensi ini."

"Itu karena kakakmu tak menyukainya." Suara itu seketika membuat Sera dan Rowan memalingkan pandangan mereka ke arah sumbernya.

Raven berjalan menuju tempat di mana kedua anaknya sedang berbincang. Kehadirannya membawa aura kehadiran yang kuat, seolah-olah alam semesta sendiri menunduk hormat pada sosok yang begitu berpengaruh ini.

"Kakakmu tak suka berada disini." Ucap Raven begitu berhadapan dengan kedua anaknya.

Rowan seketika memicingkan matanya curiga. "Kakak yang tak suka atau ayah yang tak suka."

"Kakakmu memang tak suka, begitu juga ayah. Jadi, kau harus segera menyelesaikannya begitu menangkap satu monster. Kau paham?"

Rowan seketika tertunduk lesu mendengar perintah tegas dari sang ayah. Punggungnya yang biasanya tegap kini terlihat melengkung. Sera, yang terduduk di sampingnya, dengan lembut mengusap punggung adiknya. Sentuhan tangannya yang lembut dan hangat seolah mencoba memberikan sedikit kekuatan dan dukungan.

"Tak apa. Kau bisa menangkap beberapa monster hingga kau puas, aku akan menunggu di sini." Rowan menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Kemudian berpamitan kepada kakak dan ayahnya untuk menyiapkan keperluan berburunya.

Selepas kepergian Rowan, Sera menatap ayahnya yang tengah menatapnya juga. "Apa?" Ucap Sera heran.

"Ku dengar, kau memberhentikan salah satu kesatria."

Dalam keheningan yang mengisi tenda, Sera mengerjapkan matanya. "Ya."

"Kenapa kau memberhentikannya?" Sera mengalihkan pandangannya kembali pada sang ayah.

"Bukankah ayah sudah mendengar permasalahannya seperti apa dari Sir Cedric?" Sera sedikit memiringkan kepalanya ke kanan.

"Aku ingin mendengarnya darimu." Sera menganggukkan kepalanya mengerti. Ayahnya memang tak mudah percaya jika hanya mendengar dari satu mulut saja.

"Dia menganggu Rowan. Apa aku harus berdiam diri saja, saat melihat adikku di ganggu oleh orang yang seharusnya melindunginya?"

"Di ganggu?" Raven seketika terkesiap mendengar perkataan dari putri sulungnya. "Bukannya Jett dan Rowan hanya melakukan sparing?"

"Ya, mereka memang melakukan sparing. Jika orang lain melihatnya sekilas. Namun, tidak bagiku yang melihatnya dari awal hingga akhir. Dia mempermalukan Rowan yang tak begitu mahir berpedang." Meingat hal itu membuat Sera lagi-lagi kesal bukan main. Seharusnya saat itu ia menebas kepala pria itu saja.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now