CHAPTER 39

15.2K 1.1K 8
                                    

Seperti yang aku janjikan di chapter 31. Kalo aku bakal kasih visual untuk second ml dan fl-nya. Di bawah ini adalah visual dari Ardan sama Eva sebagai Second Ml dan Fl-nya.

 Di bawah ini adalah visual dari Ardan sama Eva sebagai Second Ml dan Fl-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nah, lunas ya janjinya, wkwkwk. So, enjoy reading all.

*****

Setelah perdebatan panjang di antara Lucian dan Kaelen. Akhirnya Kaelen memilih untuk menuruti kemauan Lucian. Mereka akhirnya tiba di salah satu mansion mewah yang berjarak tak jauh dari istana kekaisaran.

Mansion itu menjulang tinggi dengan dinding batu yang kokoh, dikelilingi oleh taman yang rimbun dengan bunga-bunga berwarna-warni. Gerbang utama terbuka lebar, menyambut kedatangan mereka dengan megah.

Saat Lucian melangkah keluar dari kereta kuda, suasana di sekitarnya terasa berbeda. Di depan pintu utama mansion milik keluarga Ravenscorft. Grand Duke Ravenscorft sendiri berdiri dengan sikap yang tegap. Dengan mengenakan pakaian formal yang memancarkan kewibawaannya.

Tatapannya tajam, seolah mengintai setiap gerakan Lucian dan rombongannya. Di sebelah kanannya, seorang kepala pelayan yang mengenakan pakaian resmi berdiri dengan tegap. Seolah menunggu kedatangan tersebut.

"Salam, Yang Mulia Putra Mahkota. Saya Willem, kepala pelayan di keluarga Yang Mulia Grand Duke Ravenscorft. Suatu kehormatan bagi saya untuk bertemu, Yang Mulia." Ucap Willem sembari membungkukan tubuhnya.

Lucian mengangguk kecil sebagai tanda jawabannya. Namun, saat Lucian baru saja mengalihkan pandangannya pada Grand Duke Ravencsorft. Sebuah kalimat yang dingin terlontarkan dari pria berkepala empat tersebut.

"Saya masih melarang siapapun untuk berkunjung kemari. Sebaiknya yang mulia kembali ke istana. Akan ada waktunya bagi anda untuk berkunjung kemari." Ujar Raven dengan menatap datar.

"Saya kemari untuk menanyakan keadaan putri anda." Ucap Lucian dengan lantang.

"Untuk saat ini, keadaan putri saya masih tahap pemulihan. Sebaiknya yang mulia kembali," Raven seketika mengalihkan pandangannya pada langit yang mulai menggelap.

Kaelen yang sedari tadi berdiri di belakang Lucian. Mengamati situasi tersebut pun mulai melangkah maju. Memposisikan tubuhnya dekat dengan Lucian dan dengan suara yang hampir tak terdengar, dia berbisik pada Lucian.

"Yang Mulia, sebaiknya kita kembali. Grand Duke tak akan semudah itu untuk memberikan ijin pada kita." bisik Kaelen dengan pelan.

Sayangnya, tak ada respon yang diberikan oleh Lucian. Tubuhnya tetap tak bergerak. Matanya tetap tertuju Grand Duke Ravenscorft yang berdiri pada pintu masuk mansion.

"Saya datang ke sini karena ada hal penting yang harus saya sampaikan kepada putri Anda," ujar Lucian dengan suara yang tegas.

Meskipun Kaelen telah mencoba memberikan saran. Namun, Lucian tetap bersikeras untuk mempertahankan tujuannya.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now