- 13 - Barra and Achlys.

98 100 12
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


Keheningan berada di sekeliling dua manusia yang berjalan menuju ke suatu tempat. Rasa penasaran lebih dominan di dalam hati Alaya saat ini. Pria yang di depannya hanya diam memimpin perjalanan. Dengan santainya pria itu berjalan.

Tak lama kemudian, akhirnya Alvaro dan Alaya sampai di suatu tempat. Tempat yang berisikan benda-benda Alaya suka. Gadis itu langsung melompat kegirangan.

“Banyak sekali!!” Alaya langsung masuk mendahului Alvaro. Ia mendekati satu-persatu pedang yang terpajang sesuai kategorinya masing-masing.

Alvaro yang berada di belakang Alaya tersenyum. Ikut senang melihat gadis itu senang. Apalagi sampai melompat kegirangan. Lucu sekali. “Bagaimana? Kei suka yang mana?” tanyanya.

Alaya langsung membalikkan tubuhnya menghadap Alvaro. Ada raut sedih di wajahnya, matanya mulai panas. Alvaro langsung mendekati gadis itu. Memeluk erat Alaya untuk menenangkannya.

“Ada apa hm?” tanya Alvaro di atas kepala Alaya.

Alaya langsung menggelengkan kepalanya. Sepertinya ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba menjadi seperti ini. Baru saja tadi melompat kegirangan, kini malah seperti ini. Apakah pikirannya terserang hal-hal yang membuatnya seperti ini lagi?

“Kei seperti lelah. Cepat pilih dan mari kita segera tidur,” Alvaro melepaskan pelukannya. Kemudian ia menatap wajah Alaya khawatir. “Ya?”

Alaya langsung menganggukkan kepalanya. Ia menggenggam ujung kemeja Alvaro dan ia bawa untuk menemaninya. Alvaro tentu tersenyum melihat kelakuan gadisnya.

Tak butuh waktu lama, Alaya pun menemukan pedang yang menarik perhatiannya. Pedang yang dibungkus oleh sarung berwarna merah muda. Namun, tak hanya itu yang menarik perhatian Alaya, gagang dari pedang itu terlihat istimewa.

Alvaro tersenyum melihatnya. Alaya langsung menoleh ke arah Alvaro. Seperti meminta persetujuan. Pria itu langsung menganggukkan kepalanya. Alaya dengan segera mengambil pedang itu. Melihatnya dari ujung ke ujung dan membukanya perlahan. Alaya menganga.

“Apa Kei hanya menginginkan itu saja?” tanya Alvaro sembari menundukkan tubuhnya, berusaha mengimbangi tinggi Alaya. “Kalau Kei menginginkan lebih dari satu, silakan ambil lagi.”

Tak menunggu lama, gadis itu langsung pergi meninggalkan Alvaro. Pria itu kembali menegakkan tubuhnya. Alaya mencari satu pedang lagi. Karena ia rasa, pedang pertama tidak membuat gairah bertarungnya menambah. Dirinya hanya tertarik dengan warna dan bentuk gagangnya.

Sebuah pedang dengan penuh warna hitam menarik perhatian Alaya. Ia perlahan mengusap lembut permukaan pedang. Mengamati setiap detail bentuknya. Gairah bertarungnya meningkat drastis. Gadis itu langsung mengambilnya.

THE AL [ TERBIT ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang