21: Salah Paham

217 44 1
                                    

Lagi-lagi hubungan Nathan dan Wina mengalami kerenggangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi hubungan Nathan dan Wina mengalami kerenggangan. Namun, kali ini renggangnya hubungan mereka menimbulkan dampak yang cukup besar bagi Nathan. Pria itu bagaikan orang yang kehilangan arah. Nathan jadi sering melamun dan terlihat tidak punya semangat hidup. Aura positif yang biasa terpancar dalam diri Nathan kini redup. Tidak ada satu pun karyawan yang berani menyapa Nathan apalagi setelah melihat atasan mereka memasang tampang dingin dan tidak bersahabat.

Perubahan sikap Nathan tentunya menimbulkan tanda tanya di dalam benak karyawan, ditambah lagi ketika menyadari hubungan Wina dan Nathan yang tidak sedekat kemarin membuat rasa penasaran mereka semakin besar. Karyawan yang terlalu peduli dengan hubungan Wina dan Nathan mencoba menerka-nerka apa yang terjadi dengan kedua insan itu, bahkan mereka menganggap Wina lah yang menjadi penyebab perubahan sikap direktur mereka. orang-orang berpikir Wina telah melakukan kesalahan fatal hingga membuat sikap Nathan menjadi berubah.

Wina pastinya mengetahui semua yang dibicarakan karyawan di belakangnya, dan Wina tidak akan mengelak karena ia juga sadar telah menjadi penyebab perubahan sikap Nathan. Wina juga tidak memiliki niatan untuk klarifikasi perihal renggangnya hubungan dirinya dengan Nathan. Biarlah mereka menebak-nebak sendiri. Mau dianggap sebagai orang jahat yang telah menyakiti Nathan pun Wina tidak masalah. Ia sudah terlalu lelah dengan drama di kantornya.

“Bukannya kerja malah ngerumpi. Kalian digaji perusahaan bukan buat ngegosip.” Semua mata langsung tertuju pada Nathan. Suasana berubah mencekam setelah Nathan memasuki ruangan divisi pemasaran. Empat karyawan perempuan yang ditegur Nathan langsung kembali ke meja kerjanya dengan perasaan takut.

“Saya nggak peduli kalian mau gosip apaan, tapi kalau memang waktunya kerja ya kerja. Ngerti?” Tidak ada bentakan ketika Nathan berbicara, tetapi suara rendah penuh penekanan itu sudah cukup membuat karyawan menjadi ciut. Mata Nathan dan mata Wina tidak sengaja saling bertemu, tetapi kontak mata hanya bertahan beberapa detik saja karena Wina segera menunduk. Ia sendiri tidak berani menatap Nathan terlalu lama.

Melihat semua karyawan telah kembali fokus pada pekerjaan, Nathan berjalan menghampiri meja kerjanya. Diam-diam Wina memperhatikan Nathan yang tengah sibuk dengan beberapa berkas di hadapan pria itu. Seketika Wina menghela napas kasar, menyadari sikapnya yang terlalu kekanak-kanakan. Kalau saja ia mau mendengar penjelasan Nathan, mungkin efeknya tidak akan separah ini. Namun, saat itu Wina benar-benar diselimuti amarah. Wina bahkan menuruti egonya untuk memblokir nomor beserta media sosial Nathan, juga selalu menghindar ketika pria itu mendekatinya. Nathan jadi tidak punya kesempatan untuk menjelaskan semuanya pada Wina.

Wina pikir Nathan sudah lelah dengan sikapnya sebab pria itu tidak lagi mendekati Wina. Tanpa bersusah payah menghindar pun Nathan sudah menjauh dengan sendirinya. Nathan tidak lagi mengusik ataupun berusaha memberikan penjelasan kepada dirinya.

“Kata gue mending lo buru-buru baikan sama Nathan deh. Kalian yang punya masalah, semua karyawan kena imbasnya,” bisik Karin pada Wina yang fokus menatap Nathan. Menoleh pada Karin, Wina memasang wajah melas.

[✓] Halo, Jodoh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang