24: Pertemuan Dua Keluarga

223 39 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari di mana Nathan akan bertemu kedua orang tua Wina untuk pertama kalinya, meminta izin kepada mereka untuk meminang anak cantik mereka dan menjadikan wanita itu sebagai pelabuhan terakhir Nathan, rumah Nathan, dan tempat Nathan berkeluh kesah. Dikarenakan ini pertama kalinya Nathan akan bertemu dan berbincang langsung dengan orang tua Wina, tentunya pria itu merasa gugup. Kedua tangannya yang menggenggam setir mobil terasa dingin dan berkeringat. Nathan memang pandai menyembunyikan perasaan gugupnya dengan memasang wajah tenang, tetapi Wina tahu pria itu diam-diam tidak karuan.

Berhenti di depan lampu merah, tangan kanan Wina menggenggam tangan kiri Nathan yang bebas di pangkuan pria itu. Semakin kuat saja dugaan Wina saat merasakan tangan pria itu dingin dan cukup basah. Pandangan Nathan yang semula lurus ke depan kini beralih pada wanita cantik di sebelahnya.

"Mama sama Papa nggak galak, kok. Waktu aku cerita tentang Mas Nathan, mereka malah seneng dan nggak sabar mau ketemu Mas," ucap Wina seakan mengerti dengan isi kepala Nathan saat ini. Nathan sendiri hanya tersenyum tipis. Ia tahu kedua orang tua Wina sangatlah baik, tetapi ia tetap saja gugup.

"Eh, Ayah sama Bunda nggak kehilangan kita, 'kan?" tanya Wina mengalihkan topik. Keduanya serentak menoleh ke belakang mencari keberadaan mobil orang tua Nathan. Hanya dalam beberapa detik mereka sudah menemukan mobil milik orang tua Nathan. Jarak mereka hanya terpisahkan oleh satu mobil hatchback berwarna merah.

Tepat setelah lampu lalu lintas berubah hijau, semua kendaraan dari arah kiri bergerak secara bersamaan. Suara klakson dari berbagai kendaraan turut meramaikan jalanan. Nathan menginjak gas hingga mobilnya kembali melaju dengan kecepatan sedang.

──────── ✰ ────────


Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan menghabiskan waktu lebih dari tiga jam, mobil Nathan tiba di depan rumah bertingkat dua dengan gerbang yang dibiarkan terbuka. Bangunan itu tidak terlalu besar, tetapi tetap nyaman ditinggali dan menimbulkan kesan hangat. Di sisi kiri rumah berdiri dua buah pohon berukuran kecil. Sebuah motor vespa berwarna hijau telur asin yang diparkirkan di sisi kanan menjadi pertanda papa Wina sedang di rumah. Biasanya di hari Sabtu seperti ini papanya akan pergi memancing bersama teman-teman sebayanya, lalu pergi ke warung kopi yang ada di seberang tempat pemancingan. Namun, setelah mengetahui hari ini anak sulungnya pulang dengan membawa calon suami, pria itu mengosongkan jadwal dan berdiam diri di rumah menunggu kedatangan mereka.

Keluar dari mobil secara bersamaan, Wina dan Nathan melihat mobil Surya baru saja sampai karena sempat tertinggal jejak mereka. Tidak lama setelahnya, kedua pintu mobil berwarna putih di belakang mereka terbuka menampakkan Surya dan Lina. Wina menoleh kala mendengar suara pintu yang terbuka. Suara berat dengan nada ramah mengalihkan atensi mereka semua.

"Eh, udah pada datang ternyata!" Papa Wina datang menghampiri tamunya sambil tersenyum lebar disusul sang istri. Sementara itu, dari dalam rumah terlihat sosok lelaki bertubuh tinggi berdiri mematung di depan jendela, menatap calon suami Wina. Dialah Aji, satu-satunya adik Wina. Remaja berumur delapan belas tahun itu tampak ragu, antara harus menyusul orang tuanya ke luar dan menyapa tamu atau diam saja di dalam sambil menunggu dikenalkan papanya. Lelaki itu memang pemalu, beda sekali dengan papanya yang mudah sekali berbaur dan akrab dengan orang baru.

[✓] Halo, Jodoh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang