55

28 1 0
                                    

Keesokan harinya matahari memasuki kamar dua sejoli yang tengah tertidur dengan memeluk satu sama lain.

Lalu Shanaya yang tertidur itu, langsung dikejutkan dengan suara tangisan putranya

Dengan segera ia merapikan rambutnya dengan perlahan ia melepaskan lengan kekar raja dari perutnya, ia bergegas menuju box bayi, Dan menggendong abryan untuk menenangkannya

" Cup cup cup sayang, Kenapa bayi tampan ku menangis? " Shanaya menimang-nimang abryan Dan sesekali mengecup pipi lembutnya

Disela-sela tidur, Raja mengerjapkan matanya karena mendengar suara tangisan bayi, ia mulai melihat kearah sekeliling dan melihat dengan jelas abryan yang menangis digendongan shanaya

" Ada apa shanaya " Ucapnya dengan suara khas nya yang berat, lalu ia merapikan rambutnya dengan tangan

Shanaya menoleh kearah Raja " Abryan menangis...tapi itu bukanlah masalah, ini sudah menjadi kebiasaannya "

Raja berjalan mendekati shanaya dan berkata " Aku akan mencoba menenangkan abryan " Ia mengambil alih abryan dari gendongan shanaya

Lalu saat abryan diambil alih oleh raja, balita itu seketika terdiam

" Ckckc, lihatlah putramu benar-benar lucu, Dia baru tenang ketika digendonganmu " Shanaya menggeleng dan terkekeh gemas

Raja tersenyum hangat mendengar pernyataan shanaya, ia memandangi wajah imut putranya

" Baiklah kalau begitu, aku akan mandi terlebih dahulu, Kau yang menjaga abryan " Ucap shanaya lalu ia bergegas kekamar mandi

Sementara dikamar itu tinggal Raja dan abryan, Raja terus saja memandangi wajah abryan...benar-benar duplikat dirinya

" Apakah kau menjaga ibumu dengan baik selama ayah tidak ada? " Walau ia tau abryan belum bisa menjawabnya, tetapi raja selalu melontarkan pertanyaan absurdnya

Sementara abryan hanya memainkan jarinya tanpa mengerti apa yang dibicarakan oleh ayahnya itu

Lalu shanaya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, Ia tersenyum hangat melihat raja yang sibuk menggendong putra mereka. Itu adalah momen yang ia tunggu selama ini.

" Apakah abryan sudah tenang? " Ucapnya sambil mendekati raja

Raja menoleh kearah shanaya lalu mengangguk

" Baiklah kalau begitu berikan abryan padaku, Kau mandilah...aku akan menjaga nya, Dan memandikannya " Jujur saja shanaya masih canggung, karena ia masih ragu dengan perasaan raja terhadap dirinya ketika mengingat dr.serena

Raja memandangi gelagat shanaya yang aneh ketika berbicara dengannya

Shanaya gugup ketika raja menatapnya dengan intens " A-aku akan menunggu diluar " Ia hendak pergi bersama abryan namun di tahan oleh Raja

Shanaya menoleh kearahnya

" A-ada apa? " Gugupnya

" Tetaplah disini, jangan lari dariku shanaya " Ucapnya dengn tatapan sendu

Shanaya terdiam mendengar pernyataan Raja, lalu mengangguk pelan

______________________________

SKIP Disiang Hari

Shanaya berjalan kemeja makan, lalu ia menghidangkan masakannya

" Umm aku harap kau menyukainya, Kalau tidak suka bilang saja...Aku akan memesan Makanan baru " Ucap shanaya

" Aku selalu menyukai apapun tentangmu shanaya, tidak terkecuali " Balas Raja

Damn! Sekarang pipi shanaya dibuat merona mendengarkannya

Raja tersenyum gemas melihat gadisnya yang tidak pernah berubah

Raja mulai nemakan makanan yang dimasak shanaya, sementara dengan tegang shanaya menantikan reaksinya ia takut raja tidak menyukainya

" Siapa yang mengajarimu memasak? " Ucap raja disela ia makan

" Bibi Agatha, selama aku disana...Aku belajar banyak hal darinya, selain mengajariku memasak...ia mengajariku cara merawat abryan dengan baik " Shanaya jadi teringat bibi Agatha, Ia berharap bibi Agatha menjaga dirinya dengan baik

Raja merenung mendengar pernyataan shanaya

" Apakah rasanya tidak enak? Aku akan me- " Shanaya merasa takut jika Raja tidak menyukai masakanya

" Tidak shanaya, Ini enak dan aku menyukainya..aku berharap kau akan memasakkan makanan untukku setiap hari " Raja berkata dengan jujur, masakannya enak....bahkan ia sampai meminta tambah makanan

Shanaya yang mendengar nya lantas tersenyum tipis dan bernafas lega... Namun sedetik kemudian dirinya dibuat salah tingkah ketika raja mengucapkan sesuatu

" Aku jadi tidak sabar untuk menikahimu dan menjadikanmu sebagai istriku " Raja sekali lagi menggoda shanaya, menurutnya gadisnya sangat menggemaskan ketika tersipu

" E-eum, kau tidak merindukan sahabat-sahabatmu? Besok mereka akan kemari " Shanaya mengalihkan pembicaraan agar tidak semakin salah tingkah

Raja yang asik makan tiba-tiba terdiam mendengar pernyataannya, ia jadi teringat masa-masa suka dan duka bersama para sahabatnya, ia merindukan sahabatnya

" Paman rao sangat merindukanmu, setiap kali ia kemari...pertama kali yang ia cari adalah abryan, karena ia mirip sekali denganmu " Shanaya tersenyum sendu ketika teringat masa sulit saat raja dinyatakan tiada

" Bahkan para sahabatmu, dan bibi meera hampir setiap hari kemari...tetapi aku memutuskan untuk pindah, Aku tidak ingin berlarut dalam kesedihan...aku memikirkan masa depan abryan saat itu, jadi aku memutuskan pindah ke LA sambil bersekolah dan mengurus abryan " Ia berterus terang, namun ia juga berbohong mengenai alasan kenapa ia ke Amerika...bukan karena tidak ingin berlarut dalam sedih, tapi ingin mencari keberadaan raja, namun ia tidak bisa mengatakannya

" Mereka semua sangat sedih ketika aku berpamitan, karena satu-satunya kenangan darimu adalah aku dan abryan...tapi mereka tau bahwa kami berdua memerlukan masa depan, Abryan memerlukan masa depan yang lebih baik...dan mereka mengizinkanku pergi membawa abryan dengan berat hati " Kali ini shanaya meneteskan air matanya, ia juga sangat berat meninggalkan sahabatnya dan paman bibinya.

Raja tertunduk, Ia merasa bersalah...keluarganya mengalami banyak rintangan karenanya

" Tapi sekarang Aku senang kembali ke India, bersama denganmu....dan aku berharap ini terakhir kalinya aku kehilanganmu " Dengan nada Shanaya menahan tangisnya.

Raja mendekati shanaya, lalu ia memeluknya dan berkata " Tidak akan, Aku tidak akan pergi...dan aku juga tidak akan membiarkan diriku kehilangan kalian lagi, kalian adalah harta berhargaku " Raja menangkup pipi shanaya, dan mengusap air matanya lalu ia mengecup kening shanaya dengan lembut

 A FIGHTER Where stories live. Discover now