BPIA19

161 5 0
                                    


Echa tersentak dari tidurnya saat merasakan gerah akibat selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.
Pantas saja Hari sudah beranjak siang rupanya, itulah kenapa panas matahari sudah sangat menyengat melewati dinding kamar apartemennya.
Echa lalu menyingkirkan selimut dari tubuhnya, lalu gadis itu meraba dahinya sendiri dan merasakan kalau demamnya berkurang begitu juga dengan kepala nya sudah tidak nyut-nyutan seperti sepanjang subuh dan pagi hari tadi.
Jam berapa sekarang? Tanya nya Kediri sendiri sambil berbalik ke sebelah kirinya.

Dan tiba-tiba mata Echa membola dan mulut tercekat. Karena melihat Carlo tertidur disampingnya.
Pelan-pelan ingatan gadis itu kembali. Saat matanya sudah begitu mengantuk Carlo ikut bergabung diatas tempat tidurnya. Tapi gadis itu sudah tidak ambil pusing karena kepalanya pusing dan demamnya yang masih  tinggi serta mata yang mengantuk berat efek meminum obat. Membuatnya mengabaikan keberadaan Carlo.

Echa melirik canggung kearah Carlo ya tertidur, terlihat Daddy sambungnya itu tertidur dengan lelap walaupun mukanya dipenuhi keringat dan kaos oblong yang dikenakan nya juga terlihat basah karena kepanasan sebab AC yang sengaja dimatikan oleh Carlo karena takut demam Echa semakin parah.

Pelan-pelan Echa bangkit dari tempat tidur walaupun badannya masih sedikit lemas dan kepalanya juga masih terasa berat.

Ia meraih remote AC diatas nakas lalu menghidupkan AC kembali agar Carlo nyaman dalam tidurnya.

Ia tau Daddy nya itu pasti kecapekan karena sepanjang subuh hingga menjelang siang tadi repot mengurusi nya yang sedang demam.

Setelah dari kamar mandi Echa lalu memutuskan untuk ke ruang tamu saja, karena tidak pantas rasanya dirinya kembali ke ranjangnya sementara Carlo sedang terlelap disana.

Karena Echa merasa perutnya keroncongan Echa akhirnya memutuskan untuk memesan makanan saja secara online untuk nya dan juga untuk Carlo saat nanti pria itu bangun dari tidurnya dan hendak makan siang.

Carlo tiba-tiba terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi bel apartemen beberapa kali.

Carlo melihat tempat tidur disampingnya sudah kosong dan saat menyentuh tempat tidur itu terasa dingin, pertanda tempat tidur itu sudah ditinggal lama.
Pria itu bangkit dari tidurnya setelah melakukan peregangan otot Beberapa kali.

Nes.. kamu didalam? Tanya Carlo sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Karena mengira Echa pasti ada disana tidak mungkin gadis itu bisa kemana-mana disaat dirinya demam.

Nes.. seru Carlo lagi karena tidak mendapat jawaban.

Nes hei , kamu ada didalam? Kenapa nggak dijawab panik Carlo karena membayangkan sesuatu yang buruk bisa saja terjadi pada gadis itu. Seperti misalnya terjatuh dan kepalanya terbentur lantai, atau gadis itu tiba-tiba pingsan karena dirinya demam tinggi.
Oke pikiran Carlo seperti nya mulai tidak waras kalau itu menyangkut Vanesha. Karena tidak biasanya pria dengan pembawaan tenang itu menjadi pria panikan hanya karena Echa didalam kamar mandi saat gadis itu tengah demam.
Dengan panik pria itu mendorong pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci dan didalam kamar mandi juga kosong. Tidak ditemukannya Echa disana.
Lantas kemana gadis itu pergi?
Buru-buru Carlo keluar kamar untuk mencari keberadaan anak sambungnya itu.
Nes.. Vanesha panggil Carlo tanpa dapat mengurangi ketegangan dari nada suaranya.

Dad... Sahut Vanesha dari ruang tamu.

Apa yang kamu lakukan? Kamu darimana? Saya tadi seperti dengar suara bel pintu? Todong Carlo sambil mendekati Echa.

Ia itu dari kurir mau antar makanan. aku pesan makan buat kita balas Echa masih dengan nada lemah.

Tangan besar Carlo langsung memeriksa keadaan Echa dengan cara menempelkan punggung tangannya didahi gadis itu dan saat merasakan panas ditubuh gadis itu sudah lumayan berkurang ia menjadi lega.

Bu, pelakor Itu Aku ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang