28

1.2K 148 20
                                    

𖤓𖤓𖤓𖤓

Naruto menatap kedua orang didepannya, Shikamaru dan Arumi. Tadi saat ia merasakan chakra Shikamaru yang lemah ia segera Berhiraisin ke lokasi dan muncul di depan keduanya.

Untungnya ia datang tepat waktu alhasil Arumi tak jadi mencium Shikamaru karna tangannya yang berada tepat di antara bibir keduanya.

Terhitung sudah 5 menit mereka duduk dalam keheningan dengan Naruto yang menatap Arumi penuh permusuhan sedangkan si empun memilih abai dan menatap Shikamaru penuh obsesi.

Shikamaru? Jangan tanyakan keadaan anak itu, ia masih lemas dan Naruto enggan menolongnya, ia masih merasa marah karna miliknya disentuh dan bahkan haknya hampir di ambil orang, mengingatnya membuat Naruto ingin segera melempar Rasenshuriken ke arah gadis tak tau diri itu.

Oke cukup, ia benar benar tak tahan melihat gadis itu mengabaikannya dan menatap Shikamaru lapar. Sudah cukup kesabarannya selama ini yang membiarkan gadis itu menempel pada Shika-nya hanya karna suatu hal.. Kini tidak lagi.

"Cukup! Hentikan tatapan menjijikan mu pada Shika!" sentak Naruto jengkel.

"Hm? Apa urusan mu.. Lebih baik kau urus dirimu yang jelek itu.. Lagi pula jika di lihat lihat aku lebih baik dari mu" ucapnya menelisik penampilan Naruto.

"Khe! Hei nona! Aku yang jelek begini namun mendapat cinta dari nya dan kau? Walaupun kau lebih cantik tapi tetap saja di tolak.. Kau menjijikkan! Apalagi saat kau memaksakan kehendak mu cih, memuakkan-ttebayo!" ucapnya kehilangan kesabaran. Shikamaru hanya tersenyum tipis, di saat saat seperti ini entah kenapa anak itu nampak mengemaskan di matanya.

"Kau!.. " Arumi menunjuk Naruto tepat di depan wajahnya.

"Hentikan!.. Arumi, Naruto benar! Kau hanya orang baru di antara kita dan kau tak tahu apapun tentang kita.. Jujur aku risih pada mu dan setelah perbuatan mu tadi, kau benar benar di luar batasan.. Aku tahu kau menyukai ku.. Tapi tidak! itu hanya obsesi semata.. Selama ini aku diam karna Naruto diam, jadi bagaimana pun kau, akan tetap ku katakan aku hanya mencintai Naruto bukan dirimu, kau menjijikkan"

Jder

Arumi terdiam merasa sakit matanya berkaca kaca menatap Shikamaru seolah mencari kebohongan namun nyatanya ia harus terhempas oleh kenyataan.

Naruto diam, agaknya ia berlebihan karna merasa sangat marah hingga mengeluarkan kata kata yang tak pantas bagi anak anak, mau bagaimana pun ia memiliki jiwa orang dewasa seharusnya ia tak ikut terpancing.

Akhirnya ia menghela nafas dan menatap Arumi dengan lembut dengan Ceramah no jutsu ia berusaha membuat anak itu sadar dan berhenti melakukan hal hal yang akan membuatnya semakin sakit kedepannya. Karna bagaimana pun Naruto, walaupun jiwa nya adalah orang dewasa, namun ia tak akan rela melepaskan Shikamaru, Shika hanya miliknya!.

....

Jauh di dalam hutan kematian berdiri dia sosok pemuda di atas patung Hasirama. Keduanya memiliki tinggi yang sama namun dengan penampilan berbeda.

"Kau akhirnya kembali.. Bagaimana?" tanya pemuda bermanik biru dengan rambut pirang yang mencolok, Naruto pada pemuda di depannya.

"5 tahun berlalu nyatanya tak sia sia" ucapnya dengan senyum sombong. Naruto mengangguk. Ia menatap pemuda di depannya yang mengenakan jubah hitam dengan wajah yang sama sepertinya namun warna rambut yang berbeda, itu silver.

"Arigatou.. " ucap sosok itu dengan tulus.

"Untuk apa? Semua ini untuk kita bukan? Untuk apa berterimakasih"

"Hm.. Jadi apa kau ingin kembali atau melanjutkan ke rencana selanjutnya"

"Hm, aku pikir lebih baik aku kembali terlebih dahulu, 5 tahun bukan waktu yang singkat dan kau menggunakan terlalu banyak Chakra, jangan terlalu memaksakan diri" sosok itu tersenyum haru. Ia senang penantiannya akan segera berakhir.

"Ku pikir ini akan sedikit terasa sakit dan kau akan mengalami sedikit ledakan chakra.. Ku sarankan kau membuat barrier untuk mengahalau mereka mencurigai mu.. Baiklah. Jaa!"

Poof

"Sialan!" desis ucapnya menahan sakit  setelah Naruto yang tadi berdiri di depannya berubah menjadi asap dan secepat kilat membuat barrier di sekitarnya. Di dalam sana ia terus berteriak dengan rasa sakit pada kepalanya bahkan tangannya kini ikut menjambak rambut kuningnya hingga beberapa helai pun terlepas. Seketika asap mengelilingi tubuhnya dan nampak lah naruto di baliknya.

Kurama di dalam sana bisa merasakan penderitaan Naruto, ia tak bisa berbuat apa apa selain membiarkan ingatan itu masuk kedalam dirinya sedangkan biju yang lain sama khawatir nya namun memilih diam dan perlahan lahan mengalirkan Chakra mereka agar Naruto bisa merasa tenang.

"Hah.. Hah.. S-sakit" desis Naruto yang perlahan mulai membaik dengan berbagai ingatan baru di otaknya dari pemuda yang tak lain adalah Chibunsin yang ia buat di hari ia terbangun dari hampir mati karna Arumi beberapa tahun lalu.

Tanah di bawah kaki Naruto berpijak retak karna tekanan dahsyat, gambar bulan dan matahari di tangannya sekilas bercahaya serta sesuatu nampak bercahaya di punggungnya dan saat cahaya itu menghilang nampak ukiran kecil namun rumit muncul di punggungnya.

Segera Naruto merubah duduknya dalam posisi lotus dan mulai menyerap energi alam di sekitarnya untuk mengurangi rasa sakit namun seketika ia menoleh saat mendapati kehadiran yang lain di sana.

Segera ia membuka barrier yang ia buat hanya untuk sebuah ledakan besar yang terdengar membuatnya melotot tak percaya kemudian menggaruk tengkuknya dan tersenyum canggung.

Sring

Suara kunai saling berbenturan terdengar mengalihkan perhatian Naruto kembali pada kehadiran yang sempat ia rasakan.

"Kalian.. Sedang apa disini?" Naruto menatap ke sisi gelap. Perlahan langkah terdengar, tenang namun waspada.

Perlahan muncul 3 orang di depan Naruto sesosok pemuda seumurannya yang sangat ia kenal dan 2 orang berbeda gender yang ia kenal lainnya.

"Sasuke? Sedang apa kau di sini?" ucapnya menatap bingung pada sang sahabat yang sudah seperti keluarga baginya.

"Hanya merasakan dua kehadiran yang menuju kemari dan menemukan dua orang itu" ucapnya datar lalu menatap tajam pada dua orang lain yang ada di sana. Naruto menoleh saat teringat dengan kehadiran yang lain.

"Lama tak berjumpa.. Naruto" ucap si pemuda dengan senyum tipis nampak tulus tak membuat Sasuke menurunkan waspada nya saat mengingat bagaimana berbahayanya orang di depannya itu.

Naruto menunjukkan senyum hangatnya, matanya menangkap senyum yang familiar dari sosok di depannya, senyum yang sama saat terakhir kali mereka bertemu.

"Ku pikir kau mengingat sesuatu... Bagaimana kabar mu Jichan?" ucapnya dengan seringai menyebalkan.

Sasuke terdiam melihat interaksi keduanya, menurunkan sedikit kewaspadaan nya ia tetap berdiri di depan sang hokage sebagai tameng kalau kalau terjadi sesuatu yang mana membuat Naruto menghela nafas.

"Lebih baik setelah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan... " ia tersenyum.

"Bagaimana dengan duduk dan minum teh? Aku ingin mendengar cerita mu.. Nanadaime Hokage"

"Tentu... Nagato Jichan"









Say "next"  kalo rame author bakal up

Tbc....

Shikanaru : Time TravelWhere stories live. Discover now