63. Kejutan

41.7K 2.9K 103
                                    

Begitulah semuanya berlalu dengan cepat, kabar akan kondisi kaisar yang telah siuman menyebar ke seluruh istana dengan sangat cepat. Para pelayan maupun prajurit tentu bersyukur lega mendengar kabar tersebut, itu artinya kondisi kekaisaran akan kembali menguat sebab beberapa hari terakhir kondisi kekaisaran sedikit merenggang. Beberapa petinggi atau bangsawan terlihat memandang rendah sang permaisuri yang beberapa hari terakhir selalu menjadi pemimpin di saat rapat tertentu.

Yang biasanya dipimpin oleh kaisar dengan suasana tegang setiap detiknya, tetapi kini tidak lagi karena kekuatan permaisuri tidak semenyeramkan kaisar. Mereka menganggap bahwa permaisuri hanya sekedar pemimpin yang tak becus sebab seharusnya seorang wanita itu tugasnya untuk melayani laki-laki, bukannya malah memimpin rapat besar yang menghadirkan para petinggi kekaisaran.

Permaisuri benar-benar kecil di mata para bangsawan rendah dan mereka secara terang-terangan menunjukkan aksi angkuh mereka pada permaisuri, seperti tidak berdiri ketika permaisuri lewat, tidak menundukkan kepala ketika permaisuri menatapnya, dan sering menyela perkataan permaisuri.

Rezel yang selalu berada di sebelah permaisuri sangat geram melihat tingkah para bangsawan munafik itu, ia juga sudah memberi sedikit pengetahuan tentang bagaimana cara menghardik para bangsawan itu pada permaisuri , tetapi tetap saja tidak membuahkan hasil karena cara permaisuri menyampaikannya sangat tidak tegas dan justru itu menjadi tameng tersendiri. Bukannya merasa takut, para bangsawan itu justru semakin terang-terangan menunjukkan sikap tidak patuh mereka pada sang permaisuri.

Oleh sebab itulah, Rezel meminta kaisar untuk mengadakan rapat kembali untuk mengangetkan semua bangsawan yang telah merendahkan permaisuri. Tentu saja kaisar menyetujuinya, bahkan ia marah besar setelah mendengar penurutan dari Rezel tersebut, kaisar berjanji akan menuntaskan semuanya hingga ke akar-akar tak bersisa.

Siapapun yang telah berani mengusik permaisuri, maka kesengsaraan yang akan ia dapat.

***

Saat ini permaisuri dan kaisar sedang duduk berdua di taman yang bernuansakan bunga-bunga beraneka warna, tak ada kata selain keromantisan yang terpancar di antara keduanya. Bahkan para pelayan yang bertugas menyajikan teh dan makanan ringan dibuat terenyuh melihat keromantisan kaisar dan permaisuri mereka.

Camellia duduk dengan tenang di kursinya dengan segelas cangkir berisi teh hijau di tangannya, lalu ada Aarazka yang duduk disebelahnya sembari menatap pemandangan hamparan bunga di depan mata.

Berbeda dengan Aarazka yang sedang berpikir bagaimana cara menuntaskan semua masalah esok hari, Camellia justru bergelut dengan pikirannya akan masa lalu dan masa depan.

Jika ia mengingat kembali tentang kehadirannya di dunia ini, sebenarnya dia ini siapa? Apakah Camellia Lester atau Camellia Valorie de Karmel? Juga alasan mengapa ia bisa bertukar jiwa dengan Camellia Karmel, apa alasannya? Dimana kira-kira Camellia Karmel saat ini? Apa yang terjadi dengannya jiwanya? Juga dengan raga Camellia Lester, apa gerangan yang terjadi?

Sedikit ingatan yang ia peroleh, kala itu.. di malam hari yang tenang sama seperti biasanya. Camellia Lester membuka pintu kamarnya dengan letih sebab banyaknya kegiatan yang ia jalani seharian penuh, statusnya yang sebagai mahasiswa sekaligus pekerja part time membuat batin dan raganya terasa begitu lelah. Tak ada hal yang paling menyenangkan baginya selain berbaring dengan nyaman di atas tempat tidur yang empuk dan tidur dalam jam normal. Tidak selalu begadang di malam hari dan harus terbangun di pagi hari untuk pergi bekerja.

Kehidupannya sangatlah datar tak bergairah, tetapi atas dasar semua itu, ia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.

I Became A Empress [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang