1

751 69 6
                                    

Cerita baru yang akan menghibur kalian!
.
.
.



DOR DOR DOR

Terdengar suara tembakan beberapa kali, seorang pria berpakaian hitam tengah menembaki beberapa pria di ujung jalan sana. Satu tembakan yang entah dari mana asalnya tepat mengenai bahu kiri pria itu, darah segar mengucur deras pria itu meringis kesakitan memegangi bahu kirinya. Seorang wanita yang terlibat dalam aksi itu langsung panik melihat bosnya terkena satu tembakan.
"Apa masih bisa bertahan?" Tanya wanita itu menghampiri bosnya.
"Hm, ayo cepat pergi dari sini!" Seru pria itu.

Mereka berusaha menghindar mencari tempat persembunyian yang aman, namun beberapa pria yang menjadi lawannya tiba tiba menodongkan senjata di hadapannya. Terjadilah perkelahian sengit di antara mereka, seorang pria kemudian membidik senjata pada pria yang terkena tembakan dilengan kirinya tadi, asisten wanitanya tidak tinggal diam.

"BOSS, AWASSS!" Seru wanita itu seraya mendorong tubuh bosnya membuat tembakan itu meleset.

DORRR

terdengar suara sirine polisi membuat para pria yang sejak tadi saling tembak berlari menuju mobilnya masing masing meninggalkan tempat kejadian. Sementara pria yang tertembak di lengan kirinya mematung menakala menatap seorang anak remaja yang masih menggunakan seragam sekolah meringis kesakitan memegangi perutnya yang mengeluarkan darah. Pria itu melototkan matanya terkejut, pistol yang sejak tadi di genggamannya terjatuh begitu saja.
Dengan cepat berlari menuju anak remaja itu meraih tubuh mungil nya yang sudah tergeletak di aspal. Saat melihat wajah anak remaja itu, air mata pria itu meleleh tanpa di cegah.

'Kenapa dia ada disini? Dia benar benar anak itu, aku masih ingat betul wajahnya! Apa yang telah ku lakukan? Aku telah menembaknya' batin pria itu menatap wajah manis yang terbaring di lengannya.

"Ma..afkan aku, ak..u tidak sengaja menembakmu" lirih pria itu mengelus kepala anak remaja itu sambil terisak.

Dengan wajah pucat anak remaja itu berusaha tersenyum menahan kesakitannya.
"A..pa...ak..uu...akan..ma..t..i?" Tanya anak itu terbata bata.
"TIDAK! tidak akan mati!! Kumohon bertahanlah untukku" seru pria itu memeluk tubuh lemah itu.
"A..ku..ak..an...ber..tem..u..ma..m..a" lirih anak manis itu.
"TIDAKKK!!! TIDAK AKAN KUBIARKAN!!" Raung pria itu seraya memeluk erat tubuh lemah itu. Ia merutuki kebodohannya karna asal menembak hingga anak tidak berdosa ini menjadi korbannya.

"Bos ayo kita cepat pergi!! Polisi semakin dekat" seru asisten pria itu menarik tubuh bosnya.
"TIDAK!! APA KAU GILA!! MILIKKU TERLUKA KARNA ULAHKU SENDIRI!! BAGAIMANA KALAU DIA MATI" seru pria itu marah.
"Bos! Antara bocah ini yang mati atau kita yang akan mati karna terus di sini sampai polisi itu datang!" Seru wanita itu marah.

"TIDAK!! BIARKAN SAJA, AKU INGIN BERSAMA NYA" seru pria itu.

Melihat situasi yang makin tidak aman aisten pria itu meminta bantuan anak buah bosnya untuk membantu dirinya menarik bosnya. Pria itu memberontak dengan kuat, ia tidak bisa pergi begitu saja membiarkan orang yang di cari selama ini terbaring lemah karna ulahnya sendiri.
"LEPASKAN AKU!! KALIAN MAU KU BUNUH HAH!!" Seru pria itu memberontak saat sudah masuk kedalam mobil. Tanagannya melemah karna darah di lengannya terus mengalir membuatnya tidak bisa melawan saat anak buahnya menariknya beramai ramai.

Mobil pria itu beserta anak buahnya pergi meninggalkan tempat kejadian dengan kondisi bosnya yang terus berteriak minta di turunkan.

Sementara ditempat lain terjadi kepanikan dirumah sakit, manakala pasien korban tembakan baru saja tiba. Dengan cekatan para pihak rumah sakit membawa anak laki laki itu kedalam ruang oprasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di perutnya. Tampak seorang pria paruh baya terus modar mandir didepan ruang oprasi.
"Apa yang terjadi? Kenapa anakku bisa terkena tembakkan!!" Seru pria paruh baya itu panik.
"Tenang tuan, polisi sedang menyelidikinya" ucap asisten pribadinya.
"Cari pelaku penembakan itu sampai dapat! Temukan orang yang telah menembak putra ku!!" Seru pria paruh baya itu.
"Baik tuan"

Setelah berjam jam menunggu di depan ruang oprasi, seorang dokter dengan pakaian hijau keluar dari ruangan itu.
"Apa anda keluarga pasien?" Tanya dokter
"Aku ayahnya" jawab pria paruh baya itu cepat.
"Bagaimana keadaan anakku?" Tanya pria paruh baya itu.
"Sebelumnya kami minta maaf tuan, anak anda sedang kritis. Peluru itu mengenai organ hatinya" terang dokter itu.

Mendengar ucapan dokter di depannya, pria paruh baya itu menanggis meraung raung dengan tubub gemetar.
"Dokter, kumohon selamatkan putra ku satu satunya! Jangan khawatir masalah biaya! Aku akan membayar berapapun asal putra semata wayangku selamat" ujar pria paruh baya itu bersujud.
"Ini bukan soal biaya saja tuan, tapi kondisi fisik anak anda sangat lemah. Sebagian hatinya harus di angkat karna mengalami kerusakan akibat peluru itu" terang dokter membangunkan tubuh pria paruh baya itu yang bersujud padanya.

Bagai terhantam batu besar, pria paruh baya itu mematung memikirkan nasip putra satu satunya yang baru saja memasuki sekolah menengah atas harus mendapatkan kejadian seperti ini.
"Apa yang akan terjadi jika sebagian hatinya diambil?" Tanya pria paruh baya itu.
"Hati memiliki kemampuan untuk beregenerasi kembali. Sel hipatosit dalam hati manusia dapat membentuk kembali sel sel hati yang rusak" terang dokter itu.
"Benarkah?"
"Kami akan melakukannya dengan baik, jika anda setuju dengan tindakkan medis yang akan kami lakukan, anda dapat menandatangani surat ini" ujar dokter itu.
"Iya , akan ku lakukan. Selamatkan putra kecilku dok" pinta pria paruh baya itu menadatangani surat itu.

TAKDIR YANG SALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang