Rintik ketigapuluh tiga

2.7K 329 69
                                    

Halo, maafkan ya guyss krn lama upload. aku lagi gencar-gencarnya ngelamar kerja + ada acara keluarga yang super hectic. Jadi otakku belum bisa dipake buat mikir kemarin-kemarin tuh. Kali ini aku akan matok di 130 likes dan 50 comment. Biar ga terlalu lama hehe.

So, enjoy this story guys!!

***

Gue bisa berdiri ya karena banyak yang sayang sama gue. Segigih apapun lo berusaha membuat gue buruk. Akan ada orang yang selalu berdiri di samping gue dengan tulus.
-Hujan Hayunggi.

Beberapa hari ini Hendra tidak berangkat ke kantor. Lelaki itu sibuk mempersiapkan keberangkatannya menuju Tiongkok. Ia melakukannya dengan sehati-hati mungkin. Bahkan ia telah mempersiapkan kepergiannya melalui jalur laut. Rencananya ia akan berangkat dari Jakarta menuju Myanmar. Sebelum berangkat dengan pesawat udara menuju ke Tiongkok.

Pria itu dengan sigap menyimpan barangnya dalam sebuah tas kecil. Didalamnya ada pasportnya dan Laras. Sedangkan Pelangi akan ia titipkan pada keluarga sang istri untuk beberapa bulan atau maksimal setahun mereka pergi.

Hendra menyimpan barangnya dalam laci. Pria itu kemudian beranjak ke kamar mereka dan melihat sang istri yang tengah mempersiapkan barang mereka.

"Mas, kamu emangnya gabisa melawan kakeknya Hujan? sampai kita harus kabur-kaburan gini?" tanya Laras, wanita itu terlihat sendu karena harus meninggal rumah juga anaknya.

"Aku mampu, tapi kamu tau kan? perusahaan yang aku pegang masih atas namanya, pun saham terbesar masih dimiliki tua bangka itu," jawab Hendra, mencoba memberi pengertian pada sang istri.

"Tapi mas gimana nasibnya Pelangi?! aku gamau ya anak kita kenapa-kenapa gara-gara anak kamu yang iblis itu!!" sentak Laras.

"Kamu tenang saja, saya sudah menyewa guard pribadi untuk mengawasinya," jawab Hendra kembali.

Laras pun sedikit lega mendengarnya, lagipula Laras tau betul bagaimana cerdiknya Pelangi dan bodohnya Hujan. Anaknya itu tidak akan bisa di celakai dengan mudah.

Namun, rasa lega di hati Laras hanya berlangsung sebentar. Karena asisten rumah tangganya masuk dengan tergopoh-gopoh kedalam kamarnya.

"Nyonya, a-ada polisi di depan," ujar art tersebut dengan raut ketakutan.

Laras juga Hendra jelas tersentak, mereka kaget karena Basuki benar-benar menepati ucapannya untuk membawa masalah mereka ke meja hijau.

"Mah, cepat kamu sembunyikan ini," Hendra segera mengambil tongkat golf-nya. Berusaha memberikan ya pada Laras untuk disembunyikan atau di hilangkan. Pria itu lupa dengan tongkat tersebut, lantaran pikirannya tersita dengan masalah perusahaan dan kepindahannya.

Berbicara tentang perusahaan, Basuki mulai melancarkan aksinya. Laki-laki itu menarik sebagian besar sahamnya di perusahaan Hendra. Membuat perusahaannya benar-benar terpukul.  Ibaratnya, saham dari perusahaan Basuki menjadi tiang untuk kelangsungan hidup perusahaan Hendra. Karena memang, perusahaan itu dirintis oleh mantan istrinya sejak muda, sebelum diteruskan oleh Hendra ketika mereka menikah dulu.

Hendra kemudian keluar dari kamarnya, karena tidak mungkin lelaki itu berdiri diam didalam kamar. Walau ia sangat ingin.

"Selamat siang pak, kami dari Polda Metro Bakti, kami datang kesini atas perintah untuk menangkap bapak Hendra Gunawan atas tuduhan tindakan kekerasan pada anak Pasal 80 (1) jo. Pasal 76 c UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak," salah satu dari aparat tersebut menyerahkan surat penangkapan pada Laras yang sudah memasang wajah kaget bukan main.

Cerita HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang