The Girl 2

929 113 5
                                    

Malam ini tempat hiburan malam ternama kota Bangkok sedang ramai pengunjung, kebanyakan dari mereka adalah pria kaya raya kesepian atau para investor dari luar negeri yang sekedar datang melepas penat di tempat tersebut. Pemilik tempat itu adalah Madam Davika, wanita cantik yang begitu kharismatik. Madam begitu dia dipanggil sedang menyapa para tamunya, tapi sayang malam ini dia sedang kesulitan, seorang tamu yang merupakan pejabat ingin dilayani oleh gadis primadona tempat itu.

"Aku akan membayar dua kali lipat, ayolah Madam katakan padanya aku ingin dilayani malam ini", ucap pria berkumis tebal tersebut.

Madam tersenyum dan menggandeng tangan pria itu, "di tempat ini, masih banyak wanita cantik tuan, maafkan saya tapi dia sedang melayani tamu malam ini", jawab Madam.

"Pria itu menepis tangan Madam, aku tetap menginginkan Shenaa bukan yang lain", jawab pria itu.

Skip...

Sementara kekacauan di luar sana, di dalam sebuah kamar dengan aroma bunga lyly seorang wanita sedang bersandar di ranjang, selimut berwarna merah dia gunakan untuk menutupi tubuhnya, dia tersenyum dengan sangat manis pada pria bertubuh tinggi di hadapannya itu.

"Kau sangat luar biasa, bolehkah aku datang lagi sayang?", tanya Pria itu.

Wanita tersebut tersenyum, "silahkan, aku tidak melarang", jawabnya.

Pria itu terlihat bahagia, dia mengambil beberap lembar uang dan di letakkan di atas nakas, "itu bonus untukmu", jawab pria itu sambil berjalan keluar dari kamar wanita tersebut.

Shenaa Pov

Namaku Shenaa Patricia Amstrong, panggil aku Shenna. Aku baru berusia dua puluh tahun saat aku datang ke tempat ini, ada sebuah alasan kenapa aku berada disini dan alasan itu yang hanya Madam Davika saja yang tahu. Aku menjalani pekerjaan ini dengan perasaan hampa, bayangkan ini terjadi padaku setiap malamnya. Sebagai primadona di tempat ini, banyak pria yang ingin dilayani olehku tapi aku menolak mereka, tidak semua bisa mendapatkan kesempatan itu.

Jujur saja aku sangat ingin berhenti dari pekerjaan ini, rasanya tubuhku sudah sangat kotor dan berdosa, tapi sekali lagi aku harus menjalani ini karena hanya ini cara tercepat untuk mendapatkan uang.

Shenaa memunguti pakaiannya di lantai, wanita itu lalu berjalan menuju kamar mandi, dia berdiri di bawah shower dan membiarkan air membasahi tubuhnya, bercak merah keunguan seperti sebuah cap yang menempel di tubuhnya, Shenaa menangis di bawah air yang terus mengguyur tubuhnya.

Skip...

"Apa madam mengganggumu?", tanya Madam saat dia masuk ke kamar Shenaa.

Shenaa yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk menatap ke arah Madam, "masuklah Madam", jawabnya.

Wanita itu menatap Shenaa dengan rasa iba, "maafkan Madam yah, pria-pria itu tidak mau orang lain selain dirimu sayang", ucap Madam.

Shenaa, mulai memakai pakaiannya, dia bahkan tidak perduli dengan Madam yang ada di hadapannya sekarang, "it's ok...itu sudah menjadi kewajibanku melayani mereka", jawabnya dengan senyuman.

Saat Shenaa dan Madan sedang berbicara, tiba-tiba pelayan datang mengatakan kalau ada tamu yang ingin bertemu dengan Madam, wanita itu pun langsung pergi meninggalkan Shenaa di kamarnya.

Di ruangannya, Madam sedang berhadapan dengan seorang wanita cantik yang berpakaian gaun hitam, Madam Davika menatap heran untuk apa wanita ini datang kemari, "apa yang bisa saya bantu Nyonya?", tanya Madam.

Wanita itu begitu santai tapi tatapannya sangat tajam, "apakah anda Madam Davika?".

"Yah..itu saya", jawabnya.

Wanita itu mengangguk, "Apa di tempat ini ada wanita yang bernama Shenaa?, aku dengar dia primadona disini", tanya wanita itu.

Madam semakin heran, "ada perlu apa anda mencarinya?". tanya Madam kembali.

"Saya akan memberitahukan pada anda setelah saya sudah bertemu dengannya, jadi bisakah saya bertemu dengannya Madam?", tanya wanita itu lagi.

"__"

"Tenang saja, saya bukan penjahat", ucap wanita itu lagi.

Skip...

Wanita itu lalu di antarkan oleh seorang pelayan menuju kamar Shenaa, sepanjang jalan wanita itu menatap hal vulgar, bahkan sesekali dia mendengar desahan di setiap kamar yang ia lewati, hingga akhirnya dia tiba di depan kamar yang agak berbeda dari pintu kamar lainnya.

"Silahkan masuk Nyonya, nona Shenaa sudah menunggu anda di dalam", ucap pelayan itu, setelah meminta izin pada si pemilik kamar.

Wanita itu lalu masuk ke dalam kamar tersebut, aroma wangi bunga lyly langsung tercium olehnya, wanita itu langsung bertatapan dengan pemilik kamar tersebut.

"Hai...aku Shenaa, benarkan Nyonya mencariku?", tanya Shenaa dengan senyuman.

"Iya, aku kemari ingin bertemu denganmu", jawabnya.

Shenaa menatap wanita itu, aroma parfum dior yang didominasi aroma lavender itu langsung menusuk penciumannya, sorot matanya tajam, dia memakai gaun berwarna hitam tapi itu terlihat cocok dengannya.

"Siapa nama mu Nyonya?",

"Ara, Arabela".

Shenaa tersenyum, "nama yang cantik secantik orangnya", puji Shenna pada Arabela. " Duduklah", ucapnya lagi.

Keduanya masih saling diam, tapi Shenaa terus menatap Arabela, wanita di hadapannya itu sepertinya bukan orang sembarangan, "apa anda mengenal saya Nyonya?", tanya Shenaa.

"Ara, panggil aku dengan Ara itu namaku, sebaiknya kita jangan terlalu formal", jawab Ara sambil menatap Shenaa.

Lagi-lagi Shenaa tersenyum, wanita bernama Ara ini menarik juga, "Jadi apa kau mengenalku?", tanya Shenaa

"Yah, aku menganalmu".

"Apa kita pernah bertemu Ara?".

"Ini pertemuan pertema kita".

"Lalu dari mana kau mengenal diriku sedangkan ini pertemuan pertama kita", tanya Shenaa lagi.

Arabela menarik nafasnya dengan pelan, "Dari klien, salah satu klien perusahaanku pernah menjadi tamu mu dan dia yang mengatakan tentang dirimu padaku", jawab Arabela dengan santai.

Senyuman di bibir Shenaa seolah memudar, orang mengenalnya bukan karena dia adalah Shenaa tapi karena dia seorang wanita penghibur. Arabela menatap wanita itu, "jangan tersinggung, dia tidak berbicara apa-apa padaku karena aku tidak tertarik mendengarnya", jawab Arabela.

"Apa tujuanmu kemari?, apakah kau mau dilayani juga seperti rekan kerjamu itu?", tanya Shenaa dengan raut wajah yang menampakan kesedihan.

Arabela menatap mata itu dengan intens, "aku wanita normal dan aku memiliki suami, kedatanganku kemari untuk menawarkan sebuah perjanjian denganmu dan aku yakin kau akan mau menerima perjanjian ini", jawab Arabela.

Shenaa terdiam, dia balik menatap mata wajah Arabela, "Benarkah?, kira-kira perjanjian apa yang ingin kau tawarkan padaku?", tanyanya lagi.

"Aku ingin kau melahirkan seorang anak untukku?".

Shenna mengerutkan keningnya, dia heran dengan wanita ini, "permintaanmu sangat aneh, kau salah tempat, kalau kau ingin bayi pergilah ke panti asuhan bukan ke rumah bordil", jawab Shenaa.

Arabela berdiri dan berjalan ke arah ranjang, wanita itu berbaring disana, Shenaa semakin heran dengannya, tapi dia lebih memilih melihat apa yang Arabela lakukan.

"Itu harus anak yang lahir dari benih milikku dan suamiku, aku tidak ingin hamil oleh karena itu aku kemari mencarimu", jawab Arabela.

"Tapi kenapa harus aku?, lagi pula aku seorang wanita penghibur", ucap Shenaa, dia semakin bingung.

Arabela lalu bangun dan menatap Shenaa di hadapannya, "justru karena itulah aku memilihmu, kau adalah wanita yang tidak perduli dengan apa pun dan hanya ingin melaksanakan tugasmu saja, ini hanya sembilan bulan sampai kau melahirkan, setelahnya kau bisa menjalani hidupmu dengan normal", jawab Arabela.

"Apa keuntungan yang akan aku dapatkan".

"Aku akan memberikan semua hal yang kau minta".


The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang