The Girl 12

1.3K 121 7
                                    

Suasana mobil dengan lampu mobil yang masih menyala itu tampak hening dari luar, tapi tidak di dalam mobil itu. Suasana di dalam tampak sangat panas meskipun AC mobil dalam keadaan menyala, nampak dua orang wanita tanpa sehelai benang pun saling beradu nafas, Ara dan Shenaa larut dalam percintaan mereka. 

Kedua wanita itu saling berhadapan dan mendorong satu sama lain untuk lebih dekat ke yang lain, nafas mereka saling beradu dan tubuh mereka di penuhi dengan keringat.

"Ahhh....Araaahh, teruss sayang", ucap Shenaa, wanita itu semakin menggila saat dia merasakan seluruh sarafnya menegang.

Ara memegang lutut Shenaa dan mendorong tubuhnya semakin mendekat pada Shenaa, keduanya terus melakukannya dengan cepat.

"Ahhh...ahhh...oohhhhh babehhhhh", desahan Shenaa bak genderang perang di telinga Ara yang membuat wanita itu semakin bersemangat.

Ara semakin mendorong tubuhnya pada Shenaa, gerakan itu semakin cepat bahkan mobil tampak bergoyang, hingga kemudian Shenaa merasakan sesuatu akan keluar dari tubuhnya.

"Ahh...ahhh....Araaaaahhhhhhhhhh", teriak Shenaa.

Ara yang mengetahui Shenaa sudah mengalami pelepasan duluan, menghentikan sejenak aktivitasnya namun setelah itu wanita itu kembali melanjutkannya, Shenaa nampak tidak berdaya lagi, namun Ara tidak berhenti justru dia semakin cepat mendorong tubuhnya ke arah Shenaa hingga Ara juga merasakan sesuatu akan keluar dari dirinya, peluh sudah membasahi keduanya, hingga Ara merasakan seluruh tubuhnya memanas saat merasakan desakan itu.

"Ahh...Arahhh....oh my", Shenaa terus mendesah.

"Shenaa akuhh..hmmm kau nikmat sekali sayang, ohh....ahhh....Sheeenaaaaahhhhh", erang Ara saat di merasakan pelepasannya.

Tubuh Ara bergetar hebat, Ara dan Shenaa sama-sama bersandar di pintu mobil sambil berhadapan, meskipun tidak dapat melihat dengan terlalu jelas wajah masing-masing, tapi mata mereka terpaut satu sama lain.

Ara menarik Shenaa bersandar padanya, kedua wanita itu masih tanpa busana saling memeluk di kursi penumpang mobil Ara.

"Kau lelah?, apa aku menyakitimu?", tanya Ara, sesekali dia mencium kepala Shenaa.

Shenaa semakin menarik tangan Ara agar semakin erat pula memeluknya, "Aku sangat menikmatinya dan jujur ini pertama kalinya bagiku mengalami pelepasan saat bercinta", jawa Shenaa malu-malu.

"Apa maksudmu?, apa kau hanya menikmati ini denganku?", tanya Ara lagi.

Shenaa mengangguk, "aku tidak pernah menikmatinya, bahkan mendesah pun tidak pernah, itu hanyalah pekerjaan dan tidak ada perasaan di dalamnya", jawab Shenaa.

Ara terdiam sesaat, bukan karena perkataan Shenaa tentang tidak menikmati percintaan yang pernah dia lakukan sebelumnya, tapi tentang tidak ada perasaan di dalamya karena itu hanya pekerjaan saja, lalu bagaimana dengan sekarang?, Ara masih berpikir tentang itu.

"Kenapa diam?", Shenaa memiringkan kepalanya menatap Ara.

"Apa aku boleh bertanya?", tanya Shenaa.

"Hemm...apa?".

"Jika dulu kau tidak menikmatinya karena tidak ada perasaan di dalamnya, lalu sekarang bagaimana?, kau menikmatinya?", tanya Ara.

Shenaa tersenyum, dia menarik tangan kanan Ara yang melingkar di perutnya lalu mencium tangan wanita itu, "aku bahkan masih menginginkannya, apa aku boleh mengatakan itu?", tanya Shenaa.

Ara menarik dagu Shenaa, sehingga wajah wanita itu terangkat dan Ara menunduk lalu mencium bibir merah itu, "Katakan aku ingin mendengar sesuatu dari bibirmu ini", ucap Ara.

"I love you Arabela", jawab Shenaa.

Skip...

Praaanggggggg....

Ares melempar semua barang-barang di kamarnya, rasa kesal dan marahnya telah mencapai puncak pada Ara, istrinya itu lebih memilih Shenaa dari pada dirinya.

"Siaaalaaan...beraninya dia mengabaikan diriku hanya karena wanita penghibur itu, apa pentingnya dia bagi Ara, kenapa Ara begitu melindungi wanita itu, tidak aku tidak akan pernah membiarkan ini terjadi, kau akan segera merasakan pembalasanku Ara", ucap Ares.

Sementara itu, Wilona berkali-kali menghubungi Ara tapi nomor handphone wanita itu tidak aktif, saat ini Wilona masih berada di hotel tempat acara di adakan, dia sedang bersama kedua orang tua Ara.

"Mommy dan Daddy sebaiknya pulang ke rumah dulu, mungkin Ara masih butuh waktu untuk menenangkan diri", ucap Wilona.

Nya. Chankimha menarik nafas dengan kuat, dia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi malam ini, "Kasihan Shenaa, dia pasti sangat sedih di hina seperti itu, biar bagaimana pun tidak ada yang boleh mengucapkan kata-kata seperti itu", ucapnya.

Wilona menatap Nya. Chankimha, sedekat itukah Shenaa dengan kedua orang tua Ara?, bahkan Nya. Chankimha lebih menghawatirkan Shenaa dari pada Ara.

"Sebaiknya kita pulang dulu, Ares pasti sudah di rumah, biar besok kita bicarakan ini dengan Ara, untuk sekarang biarkan dulu dia menenangkan diri, pasti sekarang dia bersama Shenaa", jawab tuan Chankimha.

Skip...

Ara dan Shenaa kini tiba di apartemen, Ara turun terlebih dahulu lalu kemudian membukakan pintu mobil untuk Shenaa, kedua wanita itu saling melempar senyum dan berjalan menuju lift yang ada di area parkiran apartemen dengan Shenaa yang menggandeng tangan Ara.

"Babe, kau lapar?, aku akan membuatkan makanan untukmu yah", ucap Shenaa pada Ara, saat ini mereka telah berganti pakaian.

Saat Shenaa akan keluar kamar, Ara dengan cepat menariknya dan memeluk wanita itu dari belakang, Shenaa tersenyum dengan sikap Ara. "Aku tidak lapar", jawab Ara sambil mengendus leher bagian belakang Shenaa.

"Tapi kau belum makan, aku juga belum makan", ucap Shenaa dengan manja.

Ara memutar tubuh Shenaa menghadap padanya, "kau ingin makan sesuatu?, biar aku pesankan makanan jadi saja, tidak usah memasak", jawab Ara.

"Tapi .."

"Ini perintah!".

"Khaaa...aku akan melaksanakan perintahmu", jawab Shenaa.

Ara dan Shenaa lalu keluar kamar, mereka duduk di sofa dengan Shenaa yang bersandar di dada Ara, sesekali Ara mencium kepala wanita itu, mereka seperti pasangan baru menikah saja.

"Babe?".

"Hhmmm?".

"Kau tidak ingin menelphone orang rumah?, mommy dan daddy pasti mengkhawatirkan mu".

"__"

"Telpon mereka dulu dan katakan kau bersama denganku sekarang".

"Mereka tahu aku ada denganmu, it's ok besok aku akan pulang ke rumah".

Shenaa mengangguk, dia lalu memberikan sebuah ciuman di pipi Shenaa, "aku masih belum jelas dengan sesuatu", ucapnya.

"Dengan apa?".

"Apa kau memiliki perasaan seperti yang aku miliki?", tanya Shenaa.

Ara membelai rambut Shenaa, jarinya lalu menyentuh pipi wanita itu, "apa malam ini kau belum yakin dengan diriku, hemm?, kau bisa memiliki semua yang ada pada diriku mulai malam ini", jawab Ara.

Shenaa tersenyum, "semuanya?, kau yakin?, apa saja yang ada padamu yang bisa aku miliki?", goda Shenaa.

Ara menarik tengkuk wanita itu dan melumat bibirnya dengan lembut, "cintaku, tubuhku dan gairah ku, semua adalah milikmu", jawab Ara.

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang