The Girl 8

1K 117 8
                                    

Arabela sedang berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya, dia bersiap-siap pergi ke kantor. Wanita itu menatap tegas ke arah cermin, saat dia melihat Ares berdiri di belakangnya Ara langsung berbalik dan mengambil tas dior miliknya lalu hendak meninggalkan kamar itu.

Ares yang melihat Ara mengacuhkannya, langsung menarik lengan Ara hingga tubuh wanita itu membentur dada bidang Ares.

"Lepaskan aku", ucap Ara sambil menepis tangan suaminya.

Ares tersenyum dengan tingkah Ara, "kenapa kau marah padaku?, apa ada sesuatu yang membuatmu marah?, jangan bilang karena ciuman ku berapa hari yang lalu?", tanya Ares.

"Aku tidak suka kau melampaui batasanmu, apa kau sudah lupa perjanjian yang telah kita sepakati?, lain kali jaga sikapmu tuan Ares", jawab Ara sambil berlalu pergi meninggalkan Ares.

Pria itu menatap punggung istrinya yang berlalu di balik pintu, senyuman terukir di bibirnya, "suatu hari aku akan memiliki mu seutuhnya Arabela", ucap Ares.

Skip...

Ara sedang dalam mood yang tidak bagus pagi ini, rasa kesalnya pada Ares membuat wanita itu sangat sensitif sekali, Ara lalu memutar balik mobilnya, sepertinya dia butuh ketenangan sekarang.

Shenaa sedang di apartemen, wanita itu baru bangun sekitar sepuluh menit yang lalu dan dia sedang membuat sarapan untuk dirinya sendiri, dua hari yang lalu Ara membawanya ke dokter kandungan untuk memeriksa kesehatannya dan dokter menyarankan Shenaa untuk banyak mengkonsumsi makanan sehat, mengingat selama ini dia sering menggunakan kontrasepsi.

Ceklek...

"Shenaa?".

Mendengar ada yang memanggilnya, Shenaa menuju ruang tamu untuk melihat siapa yang datang, "Ara?", senyuman di wajah Shenaa langsung mengembang saat dia melihat Ara ada di hadapannya. Wanita itu langsung berlari dan memeluk Ara, "kenapa pagi-pagi sudah disini?, kau tidak ke kantor?", tanya Shenaa.

Ara mengusap lembut kepala Shenaa, dia sangat suka melakukan ini pada wanita itu, "aku sedang tidak mood pagi ini, karena itu aku kemari dulu", jawab Ara dengan lembut.

Shenaa lalu mengurai pelukannya dan mengajak Ara ke meja makan, "aku akan membuatkan sarapan untukmu", ucap Shenaa.

"Tapi aku sudah makan", jawab Ara.

"Kalau begitu temani aku makan", ucap Shenaa lagi.

Lima menit kemudian, nasi goreng sosis sudah jadi, Shenaa langsung mengambil tempat duduk di samping Ara, aroma nasi goreng yang enak membuat Ara ingin mencicipinya tapi dia membiarkan Shenaa memakannya dulu.

"Dokter mengatakan kau harus memakan makanan yang sehat", ucap Ara

Shenaa mengangguk sambil mengunyah makanannya, "aku tahu, tapi izinkan aku memakan nasi goreng ini dulu yah", jawabnya dengan manja.

Ara tersenyum dan membersihkan pinggiran bibir Shenaa. Ara lalu menopang dagunya dan menatap Shenaa yang sedang makan, coba tebak bagaimana moodnya sekarang?, dalam sekejap mood Ara kembali normal bahkan kali ini semakin terisi dengan full bak batrei hp yang baru saja di charge.

"Kau mau?".

"Sesendok saja".

"Aaaa....".

Ara lalu membuka mulutnya dan mengunyak nasi goreng buatan Shenaa, "bagaimana enak?", tanya Shenaa.

"Hemm...ini sangat enak", jawab Ara.

"Mulai besok, sebelum kau pergi ke kantor mampir dulu kemari, aku akan membuatkan sarapan untukmu". ucap Shenaa.

Ara menatap wanita itu, "kalau aku tidak sempat mampir bagaimana?", tanya Ara.

"Aku yang akan ke kantormu", jawab Shenaa.

Skip...

Ara sudah berada di kantor, hari ini dia melaksanakan rapat dengan beberapa direksi di kantornya, tapi wanita itu kurang fokus ada sesuatu yang ia pikirkan saat ini. Saat rapat selesai Ara langsung keluar menuju ruangannya.

"Apa ada masalah, sepertinya kau kurang fokus", tanya Wilona.

Ara menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di kursi, sungguh sesuatu sedang berkecamuk di dalam dirinya saat ini.

"Arabela Chakimah?, aku sedang bicara denganmu", panggil Wilona lagi.

"Aku mendengarmu, i'm ok hanya ada sesuatu yang mengganggu pikiranku but i'm ok", jawab Ara.

Wilona masih berada di ruangan itu, dia ingin menanyakan sesuatu kepada Arabela tentang Shenaa, tapi dia enggan bertanya. Masalahnya setau Wilona, Arabela bukanlah tipe orang yang gampang akrab dengan orang lain dan selama ini hanya dialah satu-satunya sahabat wanita itu, tapi saat Shenaa datang ke kantor beberapa hari lalu dan Ara memesankan begitu banyak baju untuk Shenaa, membuat Wilona merasa mereka punya kedekatan khusus.

"Baiklah kalau kau baik-baik saja, aku keluar dulu", ucap Wilona.

Arabela terus memikirkan hal itu di dalam pikirannya, "kau sudah gila Arabela", ucapnya pada dirinya sendiri.

Skip...

Malamnya Ara sedang makan malam bersama kedua orang tuanya, jangan tanyakan dimana Ares karena pria itu berangkat tadi pagi untuk melaksanakan perjalanan bisnis ke Korea Selatan selama satu minggu, apakah Ara merindukannya?, sayang sekali jawabannya adalah dia tidak perduli.

"Sayang, dua minggu lagi Daddy dan Mommy akan pergi ke Jerman dan akan menetap lama disana mungkin selama setahun atau lebih, kami harap kau dan Ares bisa saling menjaga disini", ucap tuan Chankimah.

Ara tersenyum, "daddy tidak usah khawatir, aku akan mengambil waktu untuk selalu mengunjungi kalian disana", jawab Ara.

"Oh iya...anniversary pernikahan mommy dan daddy akan dirayakan sebelum kami pergi ke Jerman, mommy minta kau mengurus semuanya yah sayang", lanjut Nya. Chankimah.

Lagi-lagi, Ara mengangguk, tubuhnya sedang berada di meja makan bersama kedua orang tuanya tapi pikirannya tidak disana, dia masih dalam mode berpikir keras saat ini. Selesai makan Ara langsung masuk ke kamarnya, dia mengambil handphonenya ada sembilan panggilan tak terjawab dari Shenaa dan berapa pesan masuk darinya, Ara belum membalas satu pun pesan dari Shenaa itu.

Waktu sekarang telah menunjukan pukul setengah satu malam dan Ara belum juga tidur, dia masih berdiri di balkon kamarnya dan memikirkan hal yang sama seperti yang ia pikirkan tadi siang. Setelah berperang cukup lama dengan hatinya, akhirnya Ara mengambil kunci mobilnya dan pergi diam-diam dari rumahnya.

Tiga puluh lima menit berkendara dan akhirnya Ara sampai di tempat tujuannya, wanita itu masih berdiri dan kembali merenungi keputusannya ini, hingga lima menit kemudian dia membuka pintu yang ada di hadapannya. Ruangan itu tidak terlalu gelap karena masih ada pancaran cahaya dari lampu yang ada di bagian balkon dan dapur.

Arabela kemudian berjalan menuju ke kamar, aroma bunga lyly langsung menusuk hidungnya, kamar itu tampak redup dengan cahanya lampu tidur yang remang-remang, Ara menatap ke arah ranjang seseorang sedang tidur pulas disitu, perlahan Ara naik ke tempat tidur dan memeluk sosok yang sedang tertidur itu.

Orang itu kaget saat merasakan ada yang memeluknya, tapi saat dia ingin melepaskan pelukan itu, Ara dengan cepat membungkam mulut orang itu dengan ciuman hingga orang itu mulai menerima ciuman dari Ara.

Nafas mereka saling beradu saat ciuman itu terlepas, "Kenapa kau datang di tengah malam begini?", tanya Shenaa.

Ara menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Shenaa dan memberikan kecupan disana, Shenaa mengangkat kepalanya sambil menggigit bibirnya, "Khaatakhaan padakuuhh, kenaphaa khaau kemarihh laruth malam begininhii", tanya Shenaa dalam desahannya.

Ara memeluk Shenaa dan kembali melumat bibir wanita itu, "Aku rasa aku sudah gila Shenaa, entah apa yang terjadi padaku tapi otak ku terus memikirkan dirimu", ucap Ara.

"__"

"Maafkan aku, tapi bisakah aku mengatakan sesuatu?".

"Katakanlah sayang".

"Aku menginginkanmu Shenaa".

The GirlWhere stories live. Discover now