Chapter 12 : Konflik pertemanan

10 5 0
                                    

Masih di malam yang sama, tepatnya di tengah malam, seseorang tiba-tiba mengendap-endap pergi keluar kamarnya dan berlalu ke ruang tengah. Di ruang tengah, ia bertemu dengan orang lainnya. Mereka adalah, Ji-Won dan juga Yoonsung.

Keduanya lalu keluar dari vila dan berlalu ke pondok yang ada di samping vila itu. Sesampainya di sana, mereka mengunci pintu lalu bersantai di kamar.

"Suasananya sangat pas untuk bermain," ucap Yoonsung yang tiba-tiba membaringkan paksa tubuh Ji-Won dan menindihnya.

"Kita pasti aman di sini," sambungnya sambil menciumi Ji-Won.

"Ehmm, kamu benar, sayang," jawab Ji-won sembari membalas ciuman Yoonsung.

"Emmhh, aku udah gak sabar nih sayang," rengek Yoonsung.

Mereka pun tanpa membuang waktu menanggalkan keseluruhan pakaian mereka dan melakukan hubungan.

Namun di tengah-tengah kegiatan mereka, ada seseorang yang mengendap-endap mendekati mereka.

Lalu, pintu kamar pun di buka paksa. Nampak seseorang dengan tubuh yang tinggi, mengenakan pakaian serba hitam, serta penutup wajah layaknya topeng. Orang itu membawa pisau di tangannya dan perlahan mendekati keduanya.

"Siapa kamu?!!" tanya Yoonsung.

Mereka pun menghentikan kegiatan hubungan mereka lalu menutupi tubuh mereka masing-masing. Yoonsung dan Ji-Won pergi ke arah sisi lain dari kasur. Namun orang itu masih menghampiri mereka. Saat orang itu menyerang, Ji-Won naik ke atas kasur dan berusaha lari. Si pelaku ingin mengejarnya, namun Yoonsung sempat menyergap orang itu. Karena tubuh orang itu lebih besar dari pada Yoonsung, ia pun langsung melayangkan pisaunya dan mengenai leher Yoonsung. Alhasil Yoonsung pun tewas.

Setelahnya, orang itu mengejar Ji-Won ke bawah. Ji-Won yang hampir bisa meraih pintu tiba-tiba tersungkur karena terkena tembakan pada kakinya. Lalu, orang misterius itu menghampiri Ji-Won dan meletakkan pelatuknya tepat di keningnya. Ji-Won sempat menangis dan memohon ampunan. Namun pelaku menekan pelatuknya. Peluru pada akhirnya mengenai kening Ji-Won. Ji-Won pun tewas juga.

Sang pelaku lalu membawa tubuh Ji-Won ke kamar dan membaringkannya bersamaan dengan tubuh Yoonsung. Setelahnya, ia pun keluar dari pondok itu dengan melewati jalan rahasia yang ia punya.

Di keesokan harinya, hari kedua belas, di saat mereka berkumpul, mereka sama sekali tak melihat adanya Ji-Won dan juga Yoonsung. Mereka berpencar mencari keberadaan keduanya. Lalu diantara mereka pun ada yang mencari keluar vila, hingga terakhir mereka pun mencoba pergi ke pondok yang ada di samping vila itu.

"Apa mungkin mereka berdua di, sini?" tanya Hyunsuk.

"Kita cek saja," jawab Haruto.

Mereka pun masuk ke pondok itu dan terkejut saat melihat adanya jejak darah di ruang lantai 1 menuju ke lantai 2.

Cio pun memanggil teman-teman yang lain dan beberapa diantara mereka mengecek ke lantai 2 dan berakhir di kamar tidur. Disana mereka melihat jasad Yoonsung juga Ji-won yang terkapar tanpa busana dengan darah yang sudah mengering.

Mereka pun membersihkan semua kekacauan juga menguburkan jasad kedua temannya sebelum berkumpul kembali di ruang tengah dengan ekspresi tegang.

"Kenapa semua ini masih berlanjut?!" tanya Ocha takut.

"Kita kan sudah menyelesaikan permainannya," sahut Doyoung.

"Apa ada sesuatu yang kita lewatkan?" tanya Jo merasa heran.

"Atau mungkin, waktu itu Fuma hanya mengatakan hal yang terpaksa. Bukan kejujuran?" tanya Yedam kasar.

"Tidak, aku mengatakan yang sejujurnya" bantah Fuma.

Misteri Vila || [END]✔️Where stories live. Discover now