Chapter 18 : Menyukai orang yang sama

12 5 0
                                    

Tak berselang lama, Fuma pun kembali ke kamar Aiko. Ia yang melihat Aiko tengah duduk dipinggiran kasur pun menghampirinya dan duduk disampingnya.

"Apa kamu mau melanjutkan tidur?" tanya Fuma dengan lembut.

Aiko terkejut karena tiba-tiba saja Fuma sudah berada di sampingnya.

"Ka-kapan kamu ada di sini?"

"Ehmm, baru saja🤔. Kenapa kamu melamun? Apa kamu masih merasa takut?" tanyanya khawatir.

"Emmhh, tidak, hanya saja, kamu ... tadi?😕"

"Hmm? Apa kamu mau ciuman lagi?☺️"

"Ti-tidak, bukan seperti itu-...."

😘Fuma tak menghiraukan ucapan Aiko dan kembali menciumnya selama beberapa saat.

"Aku mencintaimu, Ai-chan," ucapnya setelah melepaskan ciuman mereka.

"I just want to let you know, you don't have to think about it," ucap Fuma pun mengelus lembut kepala Aiko.

"Iya tapi, aku tak bisa memahami diriku ini. Kenapa bisa, orang sepertimu menyukaiku. Ah tidak, mencintai ku mungkin," ucap Aiko sambil memegang dadanya.

"Tidak ada yang tau bagaimana cinta akan bekerja. Kalau kita memang mencintai seseorang, Kita pasti akan tau kalau kita mencintai orang itu. Namun, kita takkan pernah tau alasan kenapa kita bisa mencintai orang itu. Terdengar aneh bukan?" jelasnya sembari tertawa pelan.

"😄Sepertinya, aku harus lebih banyak belajar lagi soal cinta. Dan keliatannya, kamu sangat mengetahui soal cinta," ucap Aiko menatap Fuma.

"Hahhaha, tidak juga🤭. Aku hanya mengatakan apa yang ku rasakan saat ini. Dan perasaanku mengatakan untuk selalu melindungi mu, apapun yang terjadi."

"Maafkan aku karena aku tak mengerti akan perasaan mu🙁," ucap Aiko seraya meletakkan tangannya pada dada Fuma.

"Tak apa-apa. Bisa berteman denganmu saja aku sudah senang," ucap Fuma sembari tersenyum hangat.

"Teman ya? Emmhh, apakah aku masih bisa ... menjadi bagian, dari, perasaan mu?" tanya Aiko yang membuat Fuma bingung.

"Maksud kamu?" tanya Fuma heran.

"Maksud ku, kita lebih dari sekedar teman🙂," jawab Aiko.

"Tentu saja bisa. Tapi itu kalau kamu mau, Ai-chan. Aku tak mungkin bisa menolak," balasnya dengan senyuman.

"🙂Baiklah, kita bisa memulainya dari sekarang."

Aiko berlalu dan mengunci pintu kamarnya sebelum kembali menghampiri Fuma.

"Kenapa kamu mengunci pintunya?"

"🤔Supaya gak ada yang masuk☺," jawab Aiko asal.

"Emhh gak mau ya, kalau gitu aku buka lagi deh kuncinya," ucap Aiko ingin berlalu sebelum Fuma menariknya.

"Kamu bisa membuatku salah mengerti maksud kamu lho, Ai-chan," ucap Fuma sembari memojokkan Aiko di tembok.

"Apa kamu mau tau apa yang sedang ada di pikiranku?" bisik nya di samping telinga Aiko.

"🤨Apa?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya.

"Kamu sedang memancingku untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya kamu mengunci pintu. Agar tak ada yang mengganggu permainan kita, iya kan?"

"Aku tak mengerti sama apa yang kamu pikirkan," ucap Aiko ingin berlalu.

"Memancing mu? Permainan? Apa maksudnya?🤨"

"Benarkah?" tanya Fuma langsung menggendong Aiko yang mencoba berlalu pergi.

"Tapi, tak ada salahnya juga kan kita mencoba? Apa kamu mau melakukannya? Lagipula kamu yang sudah memulainya duluan," godanya menatap Aiko.

Misteri Vila || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang