16

291 26 4
                                    

Renjun menyadari bahwa Jeffrey mungkin tidak akan muncul lagi, sepertinya kecelakaan itu telah benar-benar melenyapkannya.

Dielusnya perutnya dengan lembut. Menyadari kesedihan dalam dirinya yang masih mencoba untuk sembuh. Jeffrey memang pantas disalahkan atas semua kekejamannya. Tetapi Renjun menyadari bahwa lelaki itu melakukannya sebagai pelampiasan kemarahan di dalam dirinya, karena dia dilupakan, karena dia kesepian, karena tidak ada yang menginginkannya.

Tiba-tiba Jaehyun sudah berdiri di belakangnya dan memijit pundaknya dengan lembut lalu mengecup pundaknya dari belakang, "Kenapa kau duduk sendirian di sini?"

"Aku sedang memandangi keindahan taman." Renjun sedang duduk di teras halaman belakang rumah Jaehyun, menghadap ke taman luas yang dipenuhi rumput hijau dan bunga-bungaan.

Jaehyun mengambil tempat duduk di sebelahnya, lalu menatap Renjun dengan serius, "Mengenai apa yang kau katakan tempo hari, bahwa kau juga mencintai Jeffrey, benarkah?"

Renjun tersenyum, "Maafkan aku Jaehyun...."

"Tidak. Kau tidak perlu minta maaf, bukan masalah untukku. Kau ingat bukan, aku malah pernah meminta kepadamu, kalau kau mencintai diriku, kau harus bisa mencintai Jeffrey...." Jaehyun menghela napas panjang, "Bahkan setelah apa yang dilakukan Jeffrey kepadamu, kekejamannya dengan merenggut seluruh keluargamu, kau bisa memaafkan dan mencintainya?"

Renjun memandang ke tengah taman dengan mata menerawang. Kekejaman Jeffrey tidak bisa dimaafkan. Tetapi itu terjadi saat Jeffrey masih sangat jahat. Ketika bersamanya akhir-akhir ini, Jeffrey sepertinya sudah berubah, lelaki itu memikirkan bayinya, lelaki itu menyelamatkan nyawanya. Salahkah Renjun kalau dia berpikir bahwa di dalam hati Jeffrey yang gelap itu, masih ada kasih sayang di dalamnya?

"Aku memang tidak bisa menoleransi
kekejamannya di masa lalu." Renjun bergumam menjawab, "Tetapi apa yang dia lakukan untukku.... aku merasa bahwa masih ada kesempatan untuk Jeffrey, di dalam hatinya dia masih menyimpan sedikit kebaikan."

"Jeffrey sangat kejam. Kau tidak takut lagi kepadanya?"

Renjun menggelengkan kepalanya, dan mengusap pipi Jaehyun dengan lembut, membiarkan Jaehyun mengecup tangannya, "Dia adalah dirimu juga. Suamiku. Ayah dari anakku, dan tidak seharusnya aku takut kepadanya. Lagipula dia tidak pernah menyakitiku dengan sengaja."

"Apakah.... apakah kau menginginkan Jeffrey kembali?"

Renjun tersenyum, "Semua orang pasti akan bilang aku bodoh dan terlalu mengambil resiko. Tetapi ya... aku menginginkan Jeffrey kembali. Aku ingin ada saatnya Jaehyun dan Jeffrey berdamai, saling berkompromi. Dan aku akan mencintai mereka berdua."

Jaehyun tersenyum, tiba-tiba senyum itu berubah menjadi senyuman khas yang dingin, "Hati hati dengan permohonanmu, Renjun...karena jika itu terkabul, kau harus menanggung akibatnya."

Jantung Renjun langsung berdebar kencang. Dia menoleh ke arah Jaehyun dan menatap wajahnya cermat. Sekarang dia bisa mengetahuinya, dia bisa mengenali dan membedakan Jaehyun dan Jeffrey dengan jelas. Jika mereka melakukan 'switching' dalam beberapa detikpun, Renjun akan bisa mengenalinya.

"Jeffrey," Renjun bergumam mantap, berusaha menahan senyumnya karena pengenalan itu, "Kau... kau tidak lenyap? Jaehyun bilang dia tidak bisa merasakanmu..."

"Tadinya aku memutuskan akan diam dan lenyap. Karena kupikir itu yang kau inginkan." Jeffrey menatap Renjun dalam-dalam. "Tetapi Jaehyun memanggilku dan mengatakan bahwa kau.... kau menginginkanku kembali. Kenapa Renjun? Bukankah kau menginginkanku lenyap?

Renjun menggelengkan kepalanya, "Tidak... tidak lagi. Aku..."

Tiba-tiba pipi Renjun memerah, dia telah mengatakan bahwa dia mencintai Jeffrey tanpa tahu bagaimana perasaan lelaki itu kepadanya, Jeffrey bisa saja belum berubah, masih jahat dan kejam. Mungkin saja lelaki itu akan memanfaatkan perasaannya untuk mendominasinya. Bagaimana kalau itu terjadi? Ditatapnya Jeffrey dengan ragu, lelaki itu masih menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca.

From The Darkest SideWhere stories live. Discover now