Part 22

1K 63 0
                                    

"Dia itu temennya si pak dokter, tetangga baru abang dan kak Karin, mansionnya disebelah mansion abang, namanya pak Tiyo".Ucap Arvi.

Arlian pun mengangguk mengerti.

Lalu Arvi beralih menatap mata sang abang sumber duitnya.

"Abang tau? Dia itu Duda".Ucap Arvi.

Deg

Arlian pun mendadak hareudang panas panas panas.

"Tanpa anak".Ucap Arvi.

Deg

"Ganteng lagi".Ucap Arvi.

Deg

"Kaya lagi".Ucap Arvi.

Deg

"Awas lo bang...Duda lebih menggoda".Ucap Arvi yang terus memanas-manasi Arlian.

Deg

"Pak Dokter single belum nikah, temennya duda, kayaknya kalau abang belum tobat sampe sekarang, Kak Karin udah digaet sama pak Dokter atau pak Duda, kan kak Karin cantik...sabar...plus baik".Ucap Arvi.

Deg

Wajah Arlian sudah merah padam karena menahan amarah plus cemburu.

"Karin istri abang...gak ada yang bisa ngerebutnya dari abang...atau kepalanya akan abang pisahin dari tubuhnya".Ucap Arlian sambil menggerakan tangannya ke arah leher yang membuat wajah Arvi mendadak pucat pasi dan meneguk saliva nya dengan susah payah.

"Atau mau kamu duluan yang abang gorok hm?".Tanya Arlian kepada Arvi sambil menyeringai.

Wajah Arvi pun bertambah pias, lalu...

"ENGGAK...HUAAA AMPUN ABANG..".Teriak Arvi sambil berlari kedalam mansion.

-------------------------

-Malam hari-

Arvi pun keluar dari kamar tamu lantai 2 tempat biasa dia menginap atau istirahat di mansion abangnya, ia sudah mandi dan berganti pakaian, karena hari ini ia berencana menginap, karena mama papa nya malah menginap di hotel sampai besok untuk melanjutkan acara ngedate nya.

Arvi turun memakai lift lalu melangkahkan kakinya menuju ruang makan karena kakak dan abangnya sudah menunggu dirinya untuk makan malam.

"Selamat malam wahai kakak dan abangku terzeyeng".Ucap Arvi saat sampai di ruang makan.

"Malam vi".Ucap Karin.

"Malam".Ucap Arlian.

"Yaudah ayo makan, kebetulan waktu sore tadi abang kamu beli bakso, jadi kita makan malam sama ini ya".Ucap Karin.

"Woahh bakso, okelah sippp".Ucap Arvi lalu duduk di salah satu kursi disana.

"Tenang...khusus buat kamu abang sediain dua porsi, tapi habiskan porsi yang pertama dulu baru kemudian tambah".Ucap Arlian yang membuat Arvi berbinar.

"Yeayyyy thank you abang".Ucap Arvi.

"Tapi kok perasaan gue rada gak enak ya".Batin Arvi.

Kemudian mereka pun makan malam dengan hikmat.

Beberapa menit kemudian makan malam mereka pun habis dan Arvi ingin tambah lagi.

"Abang kakak...Arvi mau tambah, masih laper hehehe".Ucap Arvi cengengesan.

"Biar kakak amb.....".Ucap Karin terpotong.

"Biar aku yang siapin baksonya khusus adik kita tersayang, baksonya masih ada di panci kan yang".Ucap Arlian sambil bertanya pada Karin.

TRANSMIGRASI ARLIANWhere stories live. Discover now