Hai, Selesai. [23]

325 33 0
                                    

FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

HAPPY READING!

Dalam pekarangan rumahnya, Disyaa melihat seperti banyak kejanggalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam pekarangan rumahnya, Disyaa melihat seperti banyak kejanggalan. Saat gadis itu sempurna turun dari angkutan umum sepulang sekolah, netranya terfokus pada dua motor yang berjejer di halaman rumahnya, dan salah satu motor itu, tampak tak asing dari pandangannya.

Dengan langkahnya perlahan, gadis itu masuk sambil terus mengedar pandangan pada sekeliling rumah. Jemarinya tergerak, menarik knop pintu rumahnya untuk kemudian terbuka sempurna.

Pandangan yang semula terarah pada halaman rumah, kemudian beralih menuju ruang tamu rumahnya. Namun, langkahnya tertegun, di ambang pintu masuk ia dibuat kaku. Dengan arah pandangan yang seketika nyalang, gadis itu mendengus kesal di tempatnya.

"Ngapain lagi ke sini?" tanya Disyaa dengan ketus. Bahkan, bola matanya malas untuk melirik pada dua objek yang ia kenali sedari kecil.

Tidak ada jawaban. Membuat Disyaa memilih berlalu, berjalan tanpa peduli pada orang-orang yang kini duduk di ruang tamu. Ia hendak menuju kamarnya, tanpa ingin banyak tahu sesuatu yang sudah tak pernah ia hiraukan lagi sedari dulu.

"Kemas barang-barang lo sekarang." Perintah itu keluar, dari seorang remaja yang terpaut usia jauh dari Disyaa.

Dia, adalah sosok laki-laki yang tak pernah Disyaa nantikan lagi kepulangannya. Bahkan mungkin, sudah tak pernah Disyaa anggap ada sejauh ini.

Sejak saat dirinya hilang tanpa kabar, dengan asumsi pribadinya, Disyaa menyimpulkan bahwa laki-laki itu memang sudah bahagia tanpa ingat pada adik kandungnya, juga ibunya. Itu menjadi alasan kuat, mengapa Disyaa tidak pernah mengingat sosok yang kini hadir di rumahnya, bahkan mungkin, rasanya ingin ia hapus saja dari ingatannya.

"Siapa lo ngatur-ngatur gue?" balas Disyaa. Tak ada nada ramah, seolah secara terang-terangan ia memperlihatkan ketidaksukaannya pada kehadiran laki-laki itu.

"Disyaa!" sentak Dion. Sebagai salah satu kakak laki-laki Disyaaa.

"Apa?" Disyaa menantang, ia membusungkan dada, sama sekali tak memperlihatkan takutnya pada dua orang laki-laki itu.

"Kemas barang-barang lo, kita pindah rumah sekarang," ucap Dino.

Dino Dangga Putra. Laki-laki yang menyandang status sebagai kakak pertama bagi Disyaa, juga bagi Dion. Seorang yang dikenal dengan sifat arogannya, keras kepala, juga emosional.

Entah sudah berapa tahun silam, dirinya tak pernah pulang. Tanpa diketahui alasannya, semenjak kepergian sang papa yang menjadikan dirinya hancur, hilang arah, sampai akhirnya memilih pergi dari rumah dengan alibi bekerja. Padahal justru, ia mencari tenang yang lain, yang menurutnya sudah tak bisa ia temukan di rumahnya itu.

Hai, Selesai.Where stories live. Discover now