Part 05- Nikah kontrak yuk!

155 23 4
                                    

Simpan cerita di perpustakaan agar dapat notifikasi kalau cerita ini update!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Simpan cerita di perpustakaan agar dapat notifikasi kalau cerita ini update!
.
.
.
Follow akun Wattpad ini agar dapat notifikasi kalau ada cerita baru lainnya
.
.
.
Happy reading 🥰
.
.
.

⭐⭐⭐

Kondisi bibinya Amelia tidak kunjung membaik, beliau malah harus dirawat di rumah sakit dan menjalani perawatan dengan lebih maksimal. Amelia tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya rumah sakit. Belum lagi ada renternir yang datang menagih karena ternyata diam-diam bibinya meminjam sejumlah uang untuk biaya pengobatan. Kini Amel benar-benar pusing, dia tidak mau kehilangan bibinya. Sepupunya bahkan hendak berhenti kuliah demi mencari uang untuk pengobatan. Tentu saja Amel menentang hal itu, apalagi sudah setengah jalan.

"Kamu tenang saja, Mba Amelia yang akan mengurus pengobatan bibi. Kamu focus pada kuliahmu saja, jangan banyak pikiran. Bibi akan sedih kalau tahu kamu berhenti kuliah. Yang ada beliau malah jadi makin sakit." Amel menenangkan sepupunya.

Setelah itu dia ke luar, Amel pergi ke taman yang ada di rumah sakit tersebut. Dia merenung di sana, merebahkan punggungnya pada sandaran bangku taman. Sambil memandang langit yang biru, cerah, tidak seperti hatinya yang saat ini mendung.

"Enak kali yah jadi burung, bisa terbang bebas ke sana ke mari tanpa perlu memusingkan banyak hal. Sedangkan aku, sekarang bingung harus mencari uang ke mana untuk biaya pengobatan bibi yang tidak sedikit. Mau meminjam ke renterir juga tidak mungkin. Takut bunganya semakin membengkak sedangkan aku sulit melunasi." Tanpa sadar Amel menggerutu, dia menghela napas.

"Burung juga punya permasalahan sendiri, salah satunya dengan hewan pemangsa atau pemburu. Burung juga tetap memikirkan hal, seperti mencari makan." Tiba-tiba saja terdengar suara pria dengan nada datar di belakang Amel.

Amel menoleh, kepalanya mengadah menatap pria bersetelan jas hitam tengah berdiri di belakangnya. Seorang pria yang tampangnya tidak asing untuk Amel. Dia merasa pernah melihat pria itu disuatu tempat.

"Boleh saya duduk?" tanya pria itu.

"Eh, iya, silakan."

"Maaf, tadi saya tidak sengaja mendengar keluh kesahmu saat lewat," ujar pria itu.

"Eh, emm, iya. Maaf juga saya malah mengeluh tanpa sadar di sini." Amel jadi malu sendiri, dia tidak menyangka ada yang mendengar kala dia mengeluh tentang kehidupan.

"Setiap manusia pasti memiliki masalahnya masing-masing, tidak ada manusia yang benar-benar baik-baik saja di dunia ini. Mungkin yang membedakan adalah jenis masalah, tingkat kesulitan, dan kondisinya masing-masing."

Amel hanya terdiam mendengar ucapan dari pria tampan yang tengah duduk di sampingnya. Amel sedang mengingat-ingat, apakah mereka pernah bertemu sebelumnya atau bagaimana. Karena wajah pria itu tampak tidak asing untuk Amel.

Married Contract With CEO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang