17

3.1K 275 10
                                    

_HTK_

Pagi hari kembali menghampiri. Sekarang hari sabtu. Hari dimana sekolah harusnya libur, tapi kini Zean harus masuk untuk latihan terakhirnya sebelum PBB. Meski malas Zean harus tetap sabar dan berusaha semangat. Pikirannya selalu mengatakan "ini adalah latihan terakhir." Hal itu yang menjadi penyemangat Zean agar bisa mulus menghadapi hari ini.

Latihan kembali berjalan dengan lancar. Hanya sekitar satu jam saja waktu latihannya. Kemudian dilanjut dengan Gladi Bersih, Pelantikan dan Serah Terima jabatan untuk hari senin esok yang akan dilakukan di lapangan depan. Setelah melakukan Gladi Bersih, anak-anak diperkenankan untuk istirahat, sedangkan dari kakel angkatan dua belas tiba-tiba sudah hilang tak tau kemana, setelah memberi waktu adik-adik beristirahat.

"Akhirnya latihan hari ini selesai," seru Zean. Dia merasa sangat lega karena penderitaanya sudah selesai sampai di sini.

"Lo seneng banget keliatannya Zee," kata Aldon.

"Banget! Akhirnya penderitaan latihan ini selesai," jawab Zean. Dia merebahkan tubuhnya di atas tanah, lalu menutupi wajahnya dengan topi yang dia kenakan, untuk menjadikan penghalang agar tidak merasa silau.

"Tinggal nanti sertijab sama pelantikan besok deh. Gua udah cape rasanya," imbuh Christof. Dia ikut merebahkan dirinya di samping Zean.

"Semoga formasi kita bakalan bagus nanti kalau tampil di depan satu sekolah. Jangan sampai malu-maluin hampir 2 minggu lebih kita latihan," kata Aldon penuh harap.

"AAMIIN!" Ucap Rollan sambil berteriak, sehingga mengundang atensi anak-anak lain.

"Begok ih anak ini. Jangan teriak-teriak!" Zean memukulkan topinya ke tubuh Rollan.

"Ya maap sih hehe...." ucap Rollan.

OSIS angkatan kelas 12 sudah kembali menampakkan dirinya, setelah tadi tiba-tiba menghilang. Walau pun yang kembali muncul tak sebanyak tadi, entah kemana sisanya.
"Baik adik-adik, sudah ya istirahatnya? Kakak tau pasti kalian cape, jadi kakak cukupi latihan hari ini. Ini tadi latihan terakhir, kakak harap senin besok acara berjalan lancar. Jangan kecewain kamu yang udah nglatih kalian. Lakuin yang terbaik tunjukin hasil selama hampir dua minggu ini kalian dispen. Jadi latihan ini kakak putuskan berakhir dan sebagai tanda perpisahan dari angkatan kelas 12, kami ingin mengajak kalian bermain. Kita senang-senang bareng," jelas Kak Roby.

"Seneng-seneng ngapain kak?" Tanya salah satu anak.

"Ada deh. Kepo ya? Biar kalian ga semakin kepo, sekarang kalian berdiri terus pergi ke lapangan belakang. Kakak tunggu kalian di sana," kata Kak Roby lagi.

"Ayo sekarang." Anak-anak mulai bangkit, mengambil barang-barang mereka dan pergi ke lapangan belakang. Di sana ternyata OSIS angkatan kelas 12 lainnya berkumpul, sedang menyiapkan sesuatu. Sepertinya akan ada permainan dadakan yang mereka adakan.

"Ayo baris sekarang. Biar cepet dimulai," perintah Kak Roby. Saat semua sudah berbaris dengan rapi, Kak Roby mulai memberitaukan apa yang akan mereka lakukan hari ini. "Jadi sebagai penutup latihan hari ini, kakak ingin bermain bersama kalian. Ini adalah kenang-kenangan dari angkatan kakak kelas dua belas sebelum kami nanti purna. Jadi kakak harap kalian bisa mengikuti setiap permainan dengan senang hati, mari buat kenangan yang menyenangkan hari ini," kata Kak Roby.

Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung dari satu sampai enam. Yang mendapatkan angka sama, merekalah menjadi satu kelompok. Permainan yang akan dimainkan tak jauh berbeda dari permainan saat akan penerimaan anggota OSIS kemarin. Hanya, ada beberapa permainan tambahan, yaitu estafet air.

Setiap kelompok yang beranggotakan enam anak akan duduk di tanah, satu banjar ke belakang, dengan tangan membawa baskom yang diletakkan di depannya. Mereka akan menuangkan air dengan cara, baskom yang sudah diisi air akan diangkat melewati atas kepalanya lalu dituangkan ke belekang, yang anak di belakangnya bisa mengarahkan agar air itu bisa masuk ke dalam baskom dengan benar. Jika air itu tumpah, ya resiko baju mereka akan basah kuyup.

Seperti nasib Zean sekarang. Dirinya sudah basah kuyup seperti orang mandi. Sudahlah wajahnya penuh dengan tepung karena permainan sebelumnya, kini ditambah bajunya yang hampir full basah. Namun, kali ini Zean cukup senang. Rasa malas dan lelahnya tiba-tiba hilang entah kemana saat permainan ini berlangsung.

"Abis mandi lu Zee? Hahahah...." ledek Rollan saat melihat Zean sehabis main malah basah kuyup.

"Diem deh lo! Ngaca lo juga basah gitu," balas Zean.

"Tapikan ga sebasah lu Zee," balas Rollan. Sayang sekali Zean dan ketiga temannya itu tak bisa satu kelompok. Mereka mendapatkan kelompok yang berbeda.

Permainan ini selesai dengan dimenangkan oleh kelompok 3. Kelompok Zean yaitu kelompok 5, mendapat urutan ke dua. Sedangkan urutan ketiga dimenangkan oleh kelompok 4, yaitu kelompok Aldon.

Permainan terakhir sebagai penutup. Beberapa kakak kelas memindahkan rapiah yang sudah diikatkan secara menyilang pada kayu seperti jaring. Tinggi rapiah dari tanah itu sekitar 30cm mungkin. Dan benda itu diletakkan di atas tanah yang sudah basah dan becek.

"Perhatikan cara bermainnya ya dek? Jadi rerumputan sebelah utara itu ada kelereng, kalian bisa cari. Nanti kalian ambil satu kelereng dengan cara berlari dari sebelah selatan, terus lewat merangkak di bawa jaring-jaring ini. Setelah mendapat kelereng kalian berlari lagi buat balik, lewat bawah jaring ini lagi terus berikan ke kak Sisca atau satunya kak Celine. Paham dek?" Jelas Kak Roby.

"Paham kak!"

"Harusnya kak Roby mencontohkan ga sih? Siapa tau masih ada yang bingung nih," celetuk Rollan.

"Waduhhhh, gimana nih Rob?" Kata OSIS angkatan kelas 12 menyoraki. "Yaudah iya," jawab Kak roby pasrah. Adik-adik bersorak senang. Akhirnya ada kakak kelas 12 yang mau ikut adil kotor-kotoran bersama mereka.

Permainan mulai berjalan. Kak Roby yang pertama mencontohkan bersama kelompok satu melawan kelompok dua. Saat mereka merangkak melewati bawah jaring ternyata dari atas ada yang menyiram mereka dengan air dan tepung, membuat mereka semakin kotor. Hal itu malah sebagai hiburan bagi mereka karena bisa bermain air dan kotor-kotoran.

"Adek-adek nanti hati-hati ya, soalnya tanahnya banyak batu kerikil. Hati-hati kalau tangan kalian nanti bisa luka," peringat Kak Roby. Karena dirinya sudah merasakan beberapa titik tubuhnya lecet terkena batu kecil itu. "Sekarang kelompok lima dan enam ayo," kata Kak Roby.

Kini giliran Zean. Saat hitungan sudah mulai Zean langsung melesat berlari dan dengan semangat merangkak, menerjang tanah lumpur itu. Tak peduli jika dirinya nanti akan kotor, dia malah senang jika seperti ini. Dia memimpin permainan saat berhasil keluar dia langsung berlari mencari kelereng dan kembali berlari setelah menemukan satu kelereng. Dia bolak balik 2 kali hingga mendapat dua kelereng, sebelum akhirnya dia lelah dan menyerah. Karena jujur saat merangkak melewati lumpur sangatlah susah bergerak dan berat. Harus membutuhkan tenaga extra saat melewatinya.

Beberapa waktu kemudian permainan telah selesai. Mereka segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari lumpur yang mulai mengering dibaju. Karena hari ini hari libur, jadi sebagian keran dimatikan, membuat mereka jadi kekuranga air. Dengan air seadanya mereka membersihkan diri masing-masing. Lagi pula mereka tak membawa baju ganti.

Walaupun belum hersih sepenuhnya, tapi setidaknya sudah tidak segembel tadi. Saat Zean berjemur untuk mengeringkan diri, dia merasakan perih ditubuhnya, karena ternyata dia mendapatkan luka lecet yang cukup banyak ditubuhnya. "Sial, lecet semua," desis Zean sambil melihat bagian luka-luka.

"Gilak, banyak banget luka lo Zee," kata Ashel yang tak sengaja melihat tangan Zean yang lecet.

"Sakit ga?" Tanya Ashel.

"Nggak. Anak lakik kok, jadi ga gua rasain," jawab Zean. Padahal itu cukup perih saat dipegang atau bahkan saat terkena angin. Ashel karena kepo, dia ingin menyentuh salah satu luka Zean. "Jangan disentuh!" Pekik Zean.

"Ih lo mah ngagetin aja!" Kata Ashel yang terkejut.

"Sorry."

"Zean!..."

"...sini!"

Zean menengok ke sumber suara, ternyata kakak kelasnya, yaitu Shani memanggilnya. Ada urusan apa Shani memanggilnya?






















Shani manggil mau apa tuh kira kira?

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang