Part 5. Bohong tapi dikit

22 13 18
                                    

Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tanda baca, typo, dsb. Revisi akan dilakukan jika sudah TAMAT. Terima kasih dan selamat membaca 😍

 Terima kasih dan selamat membaca 😍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Risa menyandarkan kepala ke jendela sambil menikmati pemandangan sore. Saat ini dia dalam perjalanan menuju rumah Adrian setelah membuat janji pagi tadi. Sebagai ganti tidak diperbolehkan menemani Adrian berbelanja keperluan kelas, mereka membuat acara kencan di rumah.

Selama berpacaran, Risa sudah beberapa kali datang ke rumah Adrian dan berkenalan dengan kedua orang tuanya. Adrian adalah anak tunggal sementara orang tuanya bekerja sebagai karyawan swasta. Biasanya Risa akan membawa buah tangan untuk mereka, tetapi kali ini Adrian melarang membawa apa-apa.

Begitu turun dari bus, Risa berlari menghampiri Adrian yang ternyata sudah menjemputnya di halte. "Adrian!"

Adrian langsung menangkap Risa ke dalam dekapan. "Kenapa mesti lari-lari, sih?"

Risa mendongak kemudian dengan senyum lebar berkata, "Kangen."

"Nggak ada masalah di jalan, kan?" Adrian membelai rambut Risa membuat gadis itu semakin mempererat pelukannya.

Risa menggelengkan kepala. "Nggak ada."

Adrian melepas pelukan mereka lalu menggandeng tangan Risa menuntun jalan. "Kenapa nggak pake baju tebal, sih? Emangnya nggak kedinginan?"

"Lupa," balas Risa sambil cengengesan.

"Dasar. Ntar aku pinjemin jaket saat pulang."

Meninggalkan jalan besar, mereka memasuki sebuah gang area perumahan. Keduanya berjalan tidak terlalu jauh sebelum sampai di depan rumah berpagar besi yang didominasi warna putih dengan taman buatan.

"Papa sama Mama nggak ada di rumah. Jadi, di rumah cuma ada kita berdua." Adrian membuka pintu gerbang dan mempersilakan Risa masuk.

"Jadi, itu alasannya kenapa kamu nggak bolehin aku datang bawa apa-apa?"

Adrian menoleh pada Risa, tersenyum lalu mengangguk. "Toh, kalian nggak bisa ketemu. Mereka lagi di rumah saudara."

Adrian langsung mengantar Risa ke ruang keluarga. Mengedarkan pandangan seperti hari pertama dia datang. Hampir setiap sudut dinding terpajang foto Adrian mulai dari saat masih kecil hingga sekarang. Risa selalu mengagumi potret tersebut karena wajah tampan Adrian yang selalu konsisten. Sementara di dinding yang menghadap pintu masuk ada foto keluarga dengan ukuran paling besar menyambut siapapun yang datang.

Main HatiWhere stories live. Discover now