23. Villain

1.3K 279 154
                                    

Malam itu, Nathan meminta semua orang berkumpul. Ada kecurigaan yang harus ia cari tahu kejelasannya. Setelah kemarin malam berbincang banyak hal bersama Benjamin, lalu menghubungkannya dengan banyak petunjuk yang ia temukan, Nathan akhirnya menarik satu kesimpulan; musuh memata-matai dari dekat. Ada satu pengkhianat menyaru di antara teman-temannya. Di antara delapan manusia yang kini duduk di sisi dan hadapan Nathan. Delapan itu adalah Ken, Casey, Hasley, Regan, Gladys, Jervis, Leah, serta Lily. Insting si bungsu Colton mengarah kuat pada satu nama, tetapi ia tak bisa menuduh tanpa bukti, maka dari itu sengaja ia menggelar pertunjukkan di meja ini.

Nathan berdeham, lepaskan kekehan singkat selagi menatap satu persatu mata kedelapannya. "Kemarin malam aku bertemu Hellion-" Ia jeda sesaat hanya untuk mencermati ekspresi orang-orang. Ken dan Casey tampak terkejut, sisanya terlihat biasa-biasa saja. Ken dan Casey kontan dicoret dari daftar terduga pengkhianat. "Dan dia bilang dia tidak membunuh Axel. Padahal selama ini dialah orang yang paling aku curigai, mengingat Hellion adalah eks pasukan khusus dan kita sendiri pun tau betapa cerdik lelaki itu. Dari semua orang yang aku tahu, dia salah satu yang paling mumpuni dalam menyusun skenario serumit ini; membunuh Axel, lalu menuduhku dan Jervis sebagai pelaku supaya bisa mengkambinghitamkan kami dengan Dominic. Motifnya melakukan ini adalah untuk memulangkan Sonia-"

"Bukan aku!" Hasley tiba-tiba angkat suara, kontan sita atensi semua orang. Mendapati banyak tatapan bingung terarah padanya, Hasley buru-buru menjelaskan, "Aku adalah orang yang bertanggung jawab membawa Sonia pulang, tapi aku melakukannya atas perintah seseorang. Aku menjelaskan karena rasa-rasanya tahu ucapanmu akan berujung memberatkan asumsi orang-orang padaku. Tapi sekali lagi, itu bukan aku. Aku bergerak bukan inisiatif sendiri, melainkan perintah."

"Perintah seseorang?" tanya Jervis, sebelumnya ia sudah mendengar semua informasi dari Nathan. "Siapa?"

Hasley menoleh pada Gladys, sontak semua pasang mata mengikuti, bikin perempuan itu berdecak keras. Akan tetapi kemudian ia melempar tatapan kepada Regan, dan gesture tersebut seketika membelokan kecurigaan. Mereka yang semula mencurigai Gladys berbelok curiga ke Regan.

"Dia yang menyuruhku," kata Gladys.

"What? Aku?" Regan kehilangan kata, tawa tidak habis pikirnya terdengar, tetapi sejurus kemudian ia menatap Gladys tajam. "Permainan apa yang sedang kau lakukan, hah? Hati-hati, kau mungkin salah memilih lawan."

"Sebentar," Leah menginterupsi, "aku tak mengerti apa yang sedang kalian bahas. Tolong jelaskan dulu detailnya, secara menyeluruh, baru boleh mulai saling menuduh." Ia betulan clueless.

Lily berdecak, menoleh sekilas hanya untuk mencibir sang kakak, "Lemot."

Lain dengan reaksi malas Lily, Jervis justru lekas sedikit menghadapkan diri pada Leah yang duduk di sisinya. Dengan lembut ia menjelaskan, "Motif si the real villain membunuh Axel lalu menuduh kami sebagai tersangka, adalah untuk menjadikan kami alat tukar, ditukar dengan Sonia. Kenapa orang ini ingin memulangkan Sonia pada Hellion? Karena itu merupakan syarat supaya Hellion mau bekerja sama membumihanguskan Belleza. Pembunuh Axel, awalnya kami pikir Hellion, tapi ternyata bukan. Regan yang jadi kandidat kedua terkuat pun juga mengaku tidak membunuh Axel. Villain ini malah menyatukan Hellion dan Regan di sisi yang sama. Sekarang kita clueless akan motifnya membuat skenario sedemikian rumit. Untuk bisa menemukan titik terang, kita harus tau siapa yang membunuh Axel, dari sana kita akan tau siapa yang menawari Hellion kerja sama sekaligus menguak motif si the real villain. Get my drift?"

Leah mengernyit hebat. "Got it, but still, I confused." Sekarang banyak tanya berlarian dalam kepala Leah.

Jervis mengangguk maklum. "Begini, ada indikasi kalau seseorang yang mendalangi rencana ini punya tujuan lebih besar ketimbang melenyapkan Belleza, tapi kami belum bisa meraba sampai ke sana. Pertama-tama kita perlu menemukan pembunuh Axel, dan di sinilah kita sekarang untuk mengumpulkan petunjuk dari mereka yang hari itu terlibat saat penukaran." Melihat Leah masih mengernyit hebat, Jervis hanya ulas senyum tipis sambil usap dahi perempuan itu. "Nanti kau mengerti, dengarkan saja baik-baik."

[✓] E N I G M A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang