Menikah diusia yang terbilang muda bukanlah salah satu tujuan hidup Jeno, dia masih ingin bersenang senang menikmati masa muda indahnya tapi tanpa dia duga, orangtuanya menyodorkan permintaan agar Jeno menikahi putri dari rekan bisnisnya tanpa punya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya Puas puasin baca chapter ini karena bakal panjaaaaang...
Chapter ini akan lebih banyak cerita flashback yeorobun, juga cerita dari beberapa orang diwaktu yang sama, lihat juga tanda📌 waktu kejadiannya. Semoga ngga pada bingung
Maaf kalau banyak typo
HAPPY READING
.
.
.
📌D-day
"Aish! Kenapa aku yang selalu mengurusi dia saat mabuk! Merepotkan saja!" Geram seorang laki laki yang sedang melajukan mobilnya kencang di jalanan kota Seoul
Beberapa menit yang lalu ia menerima telepon dari seseorang mengabarkan padanya jika sahabat baiknya sedang mabuk berat serta ada wanita yang sepertinya sedang mengerjai sahabat baiknya itu, saat ini dia sedang melaju secepat yang ia bisa ke lokasi yang sudah di beritahukan oleh orang tersebut
Dia adalah Lee Mark, laki laki 23 tahun keturunan Korea Kanada yang saat ini sedang mengambil cuti dari pekerjaannya kembali ke Korea demi menghadiri pesta ulangtahun gadis yang ia cintai tapi sahabat baiknya merusak rencananya yang akan pergi ke pesta gadis itu
Disinilah dia sekarang, di depan sebuah motel milik salah satu orang yang dia kenal, ia tarik nafas panjang dulu sebelum benar benar memasuki bangunan motel tersebut
"Dia dimana?" Tanyanya pada seseorang yang sedang duduk dibalik meja loby
"Tadi aku memberinya kamar nomer dua puluh"
"Yya, kenapa kau membiarkannya membawa Jeno masuk?"
"Kau seperti tidak tau Mirae saja, aku curiga karena Jeno terlihat mabuk berat, aku juga sudah menghubungi Renjun tapi ponselnya tidak bisa dihubungi"
Kedua laki laki itu mulai berjalan masuk lebih ke dalam bangunan motel, melewati beberapa kamar di samping kanan dan kirinya hingga mereka berhenti di depan sebuah kamar dengan nomer pintu 20, laki laki pemilik motel mengeluarkan segebok kunci, memilih salah satu kunci dan mulai berusaha membuka pintu kamar itu
Pintu terbuka, Mark segera menerobos masuk ke dalam kamar. Wanita yang ada di dalam segera meneriaki Mark yang dengan kurang ajarnya menyela kegiatannya yang sedang menikmati mangsa buruannya
Tak peduli dengan perbedaan jenis kelamin di antara mereka Mark segera mendorong tubuh wanita itu menjauh dari sahabatnya yang terlihat tak sadar dengan yang dilakukan Mirae padanya, ia segera merapikan pakaian sahabatnya meskipun Mirae berusaha menghalangi
