3

1.6K 161 5
                                    

Gracia pergi menyusul zee ke toilet namun ia di buat kaget saat melihat hidung zee berdarah, ia meraba-raba saku bajunya namun nihil ia tak menemukan apa yang yang di carinya.

"Ikut saya" gracia menarik tangan zee.

Gracia dan zee menunu UKS, gracia mendudukan zee di salah satu brankar dan ia sibuk mencari tissue setelah menemukannya ia langsung membersihkan darah zee itu.

Setelah selesai gracia membuang tissue itu ke tempat sampah.

"Bu gracia, makasih" ucap zee.

"Sama-sama, ayo saya anter ke kelas" zee langsung patuh dan berjalan mengikuti gracia.

"G-gausah di gandeng bu, saya bisa sendiri." tolak zee saat gracia akan menggandeng lengannya.

Namun gracia tetep keukeuh, ia malah dengan sengaja merangkul pinggang zee.

Sepanjang jalan dirinya dan juga gracia menjadi tontonan siswa siswi dan banyak sekali bisikan-bisikan yang membuat zee geram.

Saat sampai di kelas gracia melepaskan rangkulannya dan berjalan masuk duluan ke kelas zee.

"Ck nyebelin banget sih" monolog zee dalam hati menatap gracia yang sedang santai merapikan bukunya yang masih berada di meja guru itu.

Tidak mau berlama-lama berdekatan dengan gracia, zee langsung duduk di bangkunya dan mengambil handphone di sakunya yang bergetar.

mama:
Jangan lupa minum obatnya sayang.

iya ma.


"Zeezoy lo ngga apa-apa kan?" tanya christy khawatir.

"Gapapa kok" jawabnya sambil menyiapkan beberapa butir obat.

Pemandangan ini sudah biasa bagi christy, ia pernah bertanya itu obat apa pada zee namun hanya di balas gelengan kepala oleh zee.

"Di liat liat lo kayak udah deket banget sama bu gracia deh zee" ucap christy menatap penasaran zee.

"Biasa aja kali, bu gracia kan emang gampang akrab orangnya" jawab zee, christy mengangguk.

Gracia memang orangnya gampang bersosialisasi tapi tetap saja christy bisa membedakan tatapan mata gracia pada zee.

"Tapi kenapa pas gue nanya ke bu gracia tadi lo tiba-tiba keselek deh zee, udah kayak drama di tv tv aja"

Zee terkekeh dengan ucapan polos christy. "Chris, yakali lo nyamain gue sama yang kayak di tv tv sih" ucapnya masih dengan kekehannya.

"Ya abisnya mirip, atau jangan-jangan lo itu sebenernya pac-"

"Ssstt berisik kalian!" ucap jessi berbisik namun tegas, ia menoleh ke belakang memberi tahu agar mengecilkan volume berbicaranya.

***

Zee duduk di halte bus, setelah beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti di depannya, zee menoleh kanan kiri sebelum masuk ke dalam mobil sang mama, sesudah memastikan aman ia pun langsung masuk.

Sang mama hanya menatap malas zee yang selalu begitu, zee memang tidak mau memperkenalkan mamanya kepada siapapun, teman dekatnya saja tidak tau siapa mama zee itu.

"Ma, akutuh bisa pulang sendiri tau" zee menatap sang mama cemberut.

"Enak aja kamu, masih mending mama izinin kamu berangkat sendiri" sang mama berbicara sedikit ketus sambil melajukan kembali mobilnya.

Zee tak menanggapi, ia menatap luar jendela dengan diam hingga dahinya berkerut merasakan cairan keluar dari hidungnya.

"Lagi?" batin zee.

"Yahh mama maaf kena baju" zee menengok pada sang mama sambil menunjukkan seragam bagian atasnya yang terkena cairan berwarna merah itu.

"shit!" umpat sang mama dalam hati seraya dengan cepat ia menepikan mobilnya di pinggir jalan, untung saja jalanan cukup sepi.

Mengambil beberapa lembar tissue, dengan tangan bergetarnya sang mama mengelap darah itu.

Zee hanya memperhatikan sang mama yang sedang telaten membersihkan wajahnya, hingga ia dapat melihat sang mama yang meneteskan air matanya dan dengan cepat ia menghapusnya.

"Mama kok nangis, aku kan udah nurut kalo pagi itu mandinya pake air dingin supaya ga panas dalem, iyakan ma?" ucapnya polos membuat sang mama memunculkan senyumnya walaupun dengan terpaksa.

"Iya sayang" sahutnya.

"Tapi aku akhir-akhir ini udah sering mandi pake air dingin tapi kok masih suka mimisan sih nyebelin banget deh" kesalnya, sang mama tidak menjawab ia hanya memberikan kecupan hangatnya di pangkal hidungnya.

Sang mama sudah kembali melajukan mobilnya ia berusaha menepis pikiran-pikiran buruk yang ada di kepalanya, matanya menoleh menatap putrinya yang ternyata sedang menatapnya sambil tersenyum membuat dirinya ikut tersenyum dan mengelus pipi zee lembut menggunakan sebelah tangannya.

"Mama jangan dulu punya pacar ya, aku masih mau manja manja sama mama soalnya" ucap zee memeluk lengan sang mama.

Sang mama tersenyum. "Oh.. berarti nanti-nanti boleh nih?" tanyanya jail.

"Boleh, tapi nanti ya mamaa!" rengeknya membuat sang mama tersenyum gemas.

"lucu banget bocah, kepikiran buat punya pacar lagi aja engga" batin sang mama.

Sebenarnya zee tidak mau mamanya menikah lagi, tapi setelah di pikir pikir dirinya tidak boleh egois, mamanya juga butuh teman hidup.

"Aku sayang mama banget banget"

"I love you more than you know" lanjut Zee dengan nada dramatisnya.

"Halahh sayang sayang tapi suka banget ninggalin mamanya sendirian" sindir sang mama.

"Aku ga ninggalin mama ya, aku emang lagi sibuk sama ekskul aku aja"

"Cukup tau sih"

"Cukup tau apaa sih maaa" rengek zee tidak mengerti.

"Cukup tau kamu lebih pilih ekskul dari pada mama"

"Apalah apalah alay banget orang tua ini" ucap Zee pelan.

"Oh gitu?" datar sang mama membuat zee tersenyum meringis.

"Hehe becanda ma" zee mengecup singkat bibir sang mama membuat sang mama memunculkan senyumnya.

"Sulit banget mama mau ngambek sama kamu tuh, mau pura-pura ngambek aja susah" .

"Ahahah lucu banget mama aku"

"Iyalah" pede sang mama.






















_TBC_




🧚🏻‍♀️vote + komen🧚🏻‍♀️

bye maniez khsiqjshakzh

Takdir [Revisi]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum