03

669 60 21
                                    

Setelah menjadi batu dua kali hari ini, akhirnya Yushi bisa kembali jadi manusia, karena hanya ada dirinya dan Sion di ruangan ini.

Ini ruang tamu kecil yang tadi di huni oleh teman-teman Sion, tapi dengan tidak tahu diri, Sion mengusir semua orang dari ruangan hingga mereka harus terdampar ke beberapa tempat seperti teras depan rumah, kamar tidur, dan kamar mandi.

Orang-orang berisik terdampar di teras depan, suara tawa, umpatan dan obrolan mereka terdengar sampai ke dalam rumah. Sedangkan yang di kamar tidur sangat damai, karna hanya ada dua orang yang sedang tidur. Satu tidur karena tengah sakit dan satu lagi mencari kesempatan dengan alibi menemaninya supaya jika temannya perlu sesuatu dia akan mudah membantu, tapi nyatanya orang sehat itu sudah lebih dulu terjun ke dunia mimpi dibandingkan temannya yang sakit.

Sebenarnya untuk yang terakhir, yang sedang berdiam diri di kamar mandi itu bukan ulah Sion sepenuhnya.

Sebelumnya mereka semua makan bersama-sama. Namun, namanya juga anak muda pasti ada saja tingkah biadab mereka, salah satunya menambahkan banyak bubuk cabai pada salah satu makanan untuk menjebak orang lain, dan orang malang itu adalah Jisung. Dia pemuda yang tinggi, terlihat baik dan sedikit pemalu. Sayangnya nasib sial sedang ingin bersamanya, dia bahkan harus berulang kali keluar masuk kamar mandi.

Semua orang yang awalnya terhibur akhirnya merasa bersalah dan prihatin. Beberapa mengajukan diri untuk membelikannya obat, dan pergi setelah mendapat persetujuan.

"Itu jisung, kayaknya parah banget kak?" Yushi menatap Sion di sampingnya. 

Jisung baru saja keluar dari kamar mandi dan berjalan lemas dengan mulutnya menggerutu tak henti. Dia berjalan melewati Sion dan Yushi, kembali bergabung dengan teman-teman yang berada di teras depan rumah.

Yushi prihatin melihatnya.

Jisung yang malang.

Sion menggeleng, dia menyandarkan punggungnya pada sofa dengan lengan kirinya terlentang bertumpu pada sandaran sofa di belakang Yushi. "Dia anaknya kuat, gak bakal kenapa-kenapa. Lagian Wonbin, Riku sama Jay lagi beli obatnya." Matanya dari tadi fokus pada ponsel pintar yang ia pegang dengan tangan kanannya.

"Lo lagi lihat apa sih?"

"Group chat." Sion menjawab  cepat dan layar ponselnya ia arahkan pada Yushi, tidak ingin orang itu berpikiran lain.

Yushi sedikit melamun, pandangannya kosong sebelum fokus pada layar ponsel Sion, lalu mengangguk dan bersandar pada Sion seperti kucing pemalas.

Meski lucu dan terkesan manja tapi respon lambat tadi itu tak biasa, dan mengganggu Sion. Dia segera menyimpan ponsel dan tangan kirinya bergerak mengusap surai lembut milik Yushi.

"Kenapa?" Suara Sion sangat pelan dan rendah, tapi cukup untuk ditangkap oleh orang didekatnya ini.

Yushi mendongak dan bertemu dengan tatapan teduh Sion. Satu alisnya terangkat dan malah balik bertanya, "Apanya yang kenapa?"

"Lo, Lo kenapa?"

Yushi diam sebentar lalu menggelengkan kepala. Dia tersenyum dan beralasan, "Lagi pengen manja."

"Jijik," Sion mencela.

Jijik dengkulmu!

Yushi mendengus, berkata dengan malas, "Kakak tuh perlu jasa service diri, soalnya omongan sama tindakan kadang gak sinkron. Pasti ada yang korslet nih di kepala kakak." Tangan kiri pucat nan ramping miliknya menyentuh dahi Sion.

Sion tersenyum kecil, dia selalu senang saat Yushi memanggilnya dengan panggilan kakak, terdengar lucu. Dia membawa tangan yang lebih kecil itu dan mengecupnya singkat tepat pada telapak tangannya lalu menarik kembali Yushi untuk bersandar padanya.

Spread Of Angel Wings Where stories live. Discover now