05

832 62 33
                                    

Yushi bangun sedikit terlambat pagi ini, meski begitu kursi-kursi di meja makan masih kosong, tidak ada seorangpun yang duduk di sana, padahal jam sudah menunjukan angka 07.20.

Yushi mengedarkan pandangan ke setiap sudut dan bertanya pada salah satu pembantu, "Dimana Sakuya?"

Pembantu itu menunduk saat menjawab, "Olimpiade yang diikuti Sakuya sebentar lagi akan dimulai, jadi Sakuya harus pergi untuk karantina dan Nyonya ikut mengantarnya, mereka baru saja pergi."

Yushi sedikit menunduk dan sedikit menggaruk dahinya, dia tahu adiknya itu sedang dalam persiapan olimpiade tapi tidak menyangka hari ini adalah hari karantina di mulai.

"Papah?"

"Tuan belum pulang."

Yushi mengangguk, "Terima kasih."

Orang itu berlalu dari hadapan Yushi dengan sopan.

Yushi menarik dua kursi, satu untuk dia duduk dan satu lagi dipakainya untuk meletakan tas sekolah. Saat dia sudah duduk sempurna salah satu pelayan hendak menghampirinya, tapi dia segera mengangkat tangan dan pelayan itu mundur ke tempat semula.

Tangan kanannya mengambil gelas berisi air putih dan tangan kirinya memegang ponsel mencari kontak seseorang, setelah menemukannya dia langsung melakukan panggilan.

Dia menyesap sedikit air putihnya dan meletakkannya ke tempat semula.

Saat menunggu panggilan tersambung pandangan matanya tanpa sadar akan terbang dan jatuh dimana-mana, seperti sekarang pada makanan di meja, lalu beralih ke vas bunga di sisi jendela, ke sudut pintu, lukisan bunga matahari, ukiran pada kursi, dan rambut berayun seorang pembantu wanita muda yang sedang menata, mengganti bunga Lily putih dengan yang baru.

Wanita muda itu sadar akan tatapan orang tampan, lalu menunduk dengan wajah memerah dan senyum malu.

Yushi tersentak. Sadar dengan 'huh?' kecil keluar dari mulutnya, dan mata Jernihnya berkedip beberapa kali dengan durasi lambat. Dia segera mengalihkan pandangan. Itu memalukan, dan beberapa pegawai di rumah itu yang diam-diam memperhatikan putra sulung bos mereka, hampir meloloskan tawa dari bibir masing-masing.

Merasakan sesuatu, Yushi melihat sekeliling dan menemukan orang-orang sibuk dengan pekerjaan mereka. Dia kembali meminum air putih dengan canggung hingga tersisa sedikit, dan panggilan teleponnya akhirnya tersambung. Tapi sebelum dia bisa menyebut kata 'halo', orang di seberang sudah mendahuluinya dengan terburu-buru.

"Yushi!!"

Yushi menjauhkan ponselnya beberapa centimeter saat mendengar suara melengking yang menghujam telinga.

"Yushi gue kesiangan anjir! Lo jangan dulu nelpon aelah! Gue mau mandi dulu! BYE!"

Sambungan diputus sepihak oleh orang itu.

"..."

Yushi menatap ponselnya dengan penuh celaan. "Daeyoung bodoh, idiot, insan tak guna."

Semua orang nyaris tertawa kembali.

Dia lalu mencari kontak lain untuk dihubungi, tapi sebelum dia bisa menemukannya, suara wanita menginterupsi pergerakannya.

"Yushi sudah selesai sarapannya? Ayo berangkat."

Yushi mendongak, dan menatap dengan pandangan 'Gue bahkan belum pegang sendok sama garpu. Lo lihat pake mata apa?'

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Feb 07 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Spread Of Angel Wings Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon