2

5.4K 68 17
                                    

Tak terasa sudah 5 tahun yang lalu Ardi melakukan ritual pubertas, sekarang usianya telah menginjak 18 tahun dan banyak perkembangan yang Ardi terima untuk kontol dan tubuhnya. Kontolnya sudah berukuran 26 cm dan pelernya melebihi telur bebek, bahkan volume pejuhnya melebihi setengah botol minum 600 ml. Tubuh Ardi juga sangat menawan bahkan dijuluki perkasa desa karena badan dan kejantanannya. Dan bulan depan Ardi akan menikah dengan Icha kembang desa Bhakti

Jarak desa Niscala sedikit jauh dengan desa Bhakti, mereka bertemu saat Icha datang ke desa Niscala yang sedang melakukan ruwatan. Dan melihat Ardi yang sangat perkasa diantara teman sebayanya. Disitulah Icha dan Ardi bertemu, hingga Ardi melamar Icha dan minggu depan lah acara nikahan berlangsung. Hampir sama seperti di desa Niscala, di desa Bhakti juga ada ritual untuk pria yang baru menikah. Dan Ardi akan melakukan itu saat sudah di desa Bhakti.

Seminggu sudah hari berganti, hari ini Ardi menikah dengan Icha. Acara itu dilangsungkan di rumah Icha, nikahan itu berlangsung dengan lancar dan sekarang Ardi dan Icha sudah resmi suami istri. Dan malam ini Ardi akan melakukan ritual dengan kang Asep.

Setelah makan malam keluarga dan saudara pengantin pindah ke rumah kerabat Icha yang tidak jauh dari rumah. Tinggal beberapa orang di rumah "seperti yang sudah jadi tradisi aku, Andi (pembantu kang Asep) dan kang Ardi akan di rumah kalian bisa ke rumah Siti terlebih dulu. Kalian berdua juga tidak boleh berhubungan suami istri dalam 3 hari ke depan" Perintah kang Asep. Mereka semua hanya mengangguk dan Icha pergi keluar untuk ke rumah Siti yang sudah kang Asep katakan sebelumnya.

Ardi yang hanya menggunakan jarik untuk menutupi kejantanannya tanpa atasan. "Kamu ngga pakek daleman kan kang?" Tanya kang Asep sambil tangannya masuk ke dalam jarik memegang kontol Ardi. Dengan anggukan Ardi menjawab kang Asep "bagus, sekarang ayo ke kamar Icha. Kamu masuk dulu dan langsung tiduran di kasur" Ardi masuk ke dalam dan melakukan yang di perintahkan kang Asep. Tak lama kang Asep dan Andi masuk membawa peralatan yang akan digunakan.

"Ndi kamu buka jarik kang Ardi" Andi langsung menyingkap jarik yang di pakai Ardi terlihatlah kontol Ardi yang coklat sawo matang dan berurat walaupun masih lemas yang berukuran 18 cm itu. Kang Asep langsung memijat kepala kontol Ardi dengan minyak kelapa. "Emmmhhh" Erangan Ardi saat tangan kang Asep mulai memijat kontolnya perlahan kontol Ardi ngaceng. "Sebutan perkasa desa memang tidak salah untuk mu kang, dengan ukuran kontol yang sebesar ini Icha pasti sangat kewalahan" Ardi hanya tersenyum mendengar ucapan kang Asep. Andi sangat terkejut dengan kontol Ardi, walaupun julukannya pernah ia dengar tapi tak disangka memang sangat perkasa.

Dengan perlahan perlahan kang Asep mengurut kontol Ardi. Sekarang mulai turun ke peler "sama dengan kontolnya, pelernya lebih besar dari telur bebek pasti sekali tembak Icha bakal langsung hamil. Kamu tahan dan jangan banyak bergerak kang" Perintah kang Asep "Ndi iket tangan dan kaki kang Ardi ke dipan" "Kenapa harus di iket kang?" "Ini termasuk dalam ritualnya kang Ardi, kang Ardi tenang aja akang ikuti perintah ku aja"

Andi langsung mengikat tangan dan kaki kang Ardi. "Sudah kang" "Bagus sekarang aku akan memijat peler kang Ardi, sudah punya calon nama untuk anak kang Ardi kelak?" "Sudah kang asep namanya Bagas" "Wah nama yang bagus kang, semoga akang cepat dapet anak, setelah ini dan ngga mandul kang" Sambil mengelus kedua peler Ardi dengan masing-masing peler di kedua tangan kang Asep "Apa maksudnya kamu kang"

Mendengar hal itu, kang Asep langsung menarik peler Ardi dengen kedua tangannya dan dilakukan beberapa kali "ARGHHHH KANG, apa yang kamu lakukan?" "Membuat dirimu mandul Ardi" Jawab Andi "kenapa kalian melakukan ini?" Tanya Ardi sambil sedikit menahan ngilu di kedua pelernya "karena kamu, lamaran Icha ditolak. Jadi aku ingin Icha ngga bakal punya anak dari kamu" "Tapi Icha hanya mencintai aku jadi itu pilihan Icha"

"Maka dari itu aku aku bakal bikin kamu mandul percuma kontol gede dan peler gede tapi mandul" Dengan mengatakan itu tangan Andi menampar kontol dan peler Ardi dari bawah. "Arghhh hentikan jangan sakiti anak-anakku" "Tenang anakmu akan baik-baik saja jika meraka tahan dengan apa yang akan aku lakukan" Andi menarik peler Ardi dan meremas kedua peler Ardi. "ARGHHHH.... SAKIT.... HENTIKAN KUMOHON, jangan sakiti pelerku"

Kang Asep memijat vas deferens Ardi dengan gerakan yang tidak teratur agar saluran pejuh Ardi tidak lancar. "Arghhhh kang ngilu hentikan" Kang Asep terus memijat tanpa memperdulikan Ardi. Bukan hanya itu peler Ardi juga tampar "arghhhh hentikan kang kumohon" Racau Ardi saat pelernya di tampar hingga terpelanting ke atas bawah. "Hentikan kumohon aku ingin punya anak" "Hahahahahaha kau akan punya anak kalau pelermu bisa bertahan" Tawa Andi melihat Ardi memohon untuk berhenti menyiksa pelernya.

Tangan Andi mengepal dan meninju peler Ardi yang penuh dengan pejuh secara bertubi-tubi. Buughhh buughhh buughhh.... "Arghhhh Anakku Hentikan kumohon" Peler Ardi memerah dan agak bengkak setelah berhenti meninju peler Ardi, jang Asep mengoleskan balsam ke seluruh kontol dan peler Ardi. Ardi kelojotan kepanasan saat kontolnya diolesi balsam.

Bukan hanya pelernya, kontol Ardi juga jadi sasaran. Beberapa kali kontol Ardi di pukul hingga terpelanting ke kiri dan ke kanan "ARGHHH hentikan" . Precum Ardi terus keluar dan terkadang precum Ardi memancut seperti pejuh sehingga kontol Ardi basah dengan precumnya. "Peler ini penuh dengan pejuh, malam ini kang ayo kita kuras sampe habis" "Ide yang bagus tampung pejuh Ardi dengan wadah" "Kumohon jangan pejuhku akan ku buat menghamili Icha, jangan kuras pejuh ku" Mohon Ardi.

Tangan kang Asep sudah dilumuri oleh minyak dan perlahan tangan kang Asep mulai mengocok kontol Ardi dengan cepat. Disisi lain Andi menarik peler Ardi secara bergantian kiri dan kanan. Ardi merasakan sakit dan keenakan tapi iya juga harus menahan pejuhnya sekuat tenaga untuk membuahi Icha. "Ughhhh jangan kang hentikan jangan" Mohon Ardi.

Ardi terus mencoba menahan untuk tidak konak, kang Asep melihat peler Ardi mulai naik ke pangkal, pertanda Ardi akan konak. "Arghh hentikan kang" Mohon Ardi dengan nafas yang memberat, menandakan ejakulasi semakin dekat. Andi dengan segera membawa botol ke kepala kontol Ardi. Hingga pertahanan Ardi runtuh dan "ARGHHH....." CROTTT CROTTT CROTTT Ardi melenguh saat kontolnya memancarkan pejuhnya. Pejuhnya masuk ke dalam botol dan sebanyak 20 pancutan pejuh botol yang digunakan untuk menampung pejuh Ardi hampir penuh dan kontol Ardi masih ngaceng. "Akhirnya ngecrot juga, dengan pejuh kang Ardi yang banyak ini pasti Icha langsung hamil. Jadi kita akan kuras pejuh kang Ardi sampe kontol kang Ardi konak tanpa keluar pejuh" "Kumohon jangan, pejuh ku tidak akan bagus saat aku membuahi Icha kelak"

Tidak mendengar perkataan Ardi, kang Asep terus mengocok kontol Ardi. Walaupun baru saja ejakulasi dan apa yang dikatakan oleh kang Asep untuk menguras pejuh Ardi dilakukan. Hingga ejakulasi ke 10, pejuh Ardi tinggal sedikit dan sangat encer. Kontol Ardi masih ngaceng tapi pelernya sudah tidak ada pejuh didalamnya.

Kang Asep dan Andi pergi setelah mereka membereskan peralatan yang mereka gunakan. Ardi yang masih lemas, berjalan perlahan untuk ke kamar mandi. Dan ia juga tidak lupa meminum jamu yang sudah biasa ia minum yang memang dibawakan oleh ayahnya. Tak berselang lama jamu itu memberikan efek yang lumayan bagus. Energinya mulai kembali dan ia juga merasakan nafsunya juga naik. Dengan perlahan ia kembali memijat pelernya agar segera memproduksi pejuh seperti sebelumnya.

TradisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang