4.

3.8K 58 10
                                    

Seminggu kemudian Icha sedikit tidak enak badan, ia sering lemas dan sedikit hangat badannya. Melihat hal itu kang Ardi membawa Icha ke puskesmas yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Di sana ia segera diperiksa ternyata Icha tengah hamil, mendengar hal itu keduanya sangat senang. Dan dokter juga mengatakan jika tidak boleh bersenggama karena janinnya masih belum kuat. Mendengar hal itu kang Ardi harus menahan hasrat nya. Dengan sekali tembak di malam pertama Icha langsung hamil.

Mereka pulang dan mengatakan kepada keluarga icha serta keluarga Ardi. Berita bahagia itu juga menambah kebahagiaan karena bersamaan dengan panen raya. Kedua keluarga merayakan dengan tasyakuran kecil-kecilan dengan tetangga sekitar rumah. "Akhirnya kita akan jadi bapak dan ibu, dek" "Iya kang, Icha sangat senang. Apalagi, melihat semua keluarga juga sangat gembira mendengar berita aku hamil" "Sekarang, adek harus menjaga kesehatan lebih ekstra dek. Sekarang ada dedek bayi, bilang apa yang adek perlu bantuan ke akang jangan lakukan sendiri" "Iya kang"
Keduanya tertidur setelah mengobrol. Keesokan harinya kang Ardi seperti biasa makan bersama dan kang ardi minum jamu karena hari ini jadwal meminum jamunya "Kang, ini jamunya. Kenapa akang mesti minum jamu ini tiap 2 kali sehari kang? Padahal pejuh akang sudah banyak kang?" Tanya Icha sambil memijat perlahan peler kang Ardi. "Arghh dek, selain untuk menambah pejuh jamunya juga sebagai penambah stamina. Jadi, biar kuat kalau di sawah walaupun jadi sering ngaceng kontol akang" Setelah kang Ardi menjawab pertanyaan Icha, langsung menyiapkan peralatan untuk di sawah karena sedang panen.

"Dek Icha, ngga perlu ke sawah. Akang nanti makan di rumah aja, jadi adek siapkan makan di rumah aja. Sekarang akang berangkat dulu adek hati-hati di rumah" "Iya kang, kalau gitu adek ndak ke sawah hati-hati dijalan juga kang" Sepeninggal kang ardi ke sawah Icha melanjutkan mencuci bajunya. Seminggu setelah Icha dinyatakan hamil kang Ardi masih menahan nafsunya hanya bisa memijat kontol nya seperti biasa. Di kamar Ardi memijat kontolnya "lagi ngurut kang" Tanya Icha saat masuk ke kamar setelah menutup pintu dan menguncinya.

"iya dek, biasa harus sering diurut biar makin perkasa" "Tapi ini sudah sangat perkasa kang liat, akang masih 18 tahun aja panjangnya sudah 26 cm dan peler akang juga gede keras juga" Sanggah Icha sambil mengurut kontol kang Ardi "adek Icha aja kang ngurut, kang Ardi yang ngajari adek. Tapi, akang ngga boleh main dulu sama Icha hehehehe entar akang, adek urut akang minta main" "Tenang dek, akang ngga main dulu sama adek karena dedek nya masih belum kuat. Apalagi tamunya gede kaya gini" Keduanya tertawa dengan guyonan kang Ardi.

"Sekarang adek urut dari peler akang, cari saluran pejuh di sekitar peler dek" Icha memijat sambil memcari saluran yang akang Ardi katakan "ini kang?" "Betul dek, sekarang pijat pelan-pelan. Itu saluran pejuh dari peler untuk keluar dek" Icha memijat di saluran epididimis kang Ardi. Kang Ardi menggeram keenakan "terus dek, agak sedikit ditekan gpp. Ahhhh.... iya begitu dek bagus". Icha diajarkan sama seperi kang Ardi saat mengurut kontolnya sebelumnya, precum Ardi memancut beberapa kali " Akang ngga mau kelur?" "Iya dek, ngga boleh keluar kalau saat di urut. Walaupun ingin keluar harus di tahan Sekuat-kuatnya" "Tapi, ini pasti pejuh akang banyak karena pagi tadi akang minum jamunya" "Iya dek, tapi akang ngga boleh keluar pejuh akang"

Kang Ardi menahan dengan susah payah karena ia diurut oleh istrinya sendiri. Apalagi ia tidak boleh ngentot karena istrinya yang hamil muda. Tak berselang lama kang Ardi menyudahi karena waktunya sudah habis, hanya 45 menit ia mengurut kontolnya karena sang istri harus banyak istirahat. Jika, ia yang mengurut sendiri bisa 1 jam atau lebih. Ia segera mengenakan sarungnya dan membawa sang istri untuk tidur bersama.

Tidak terasa 4 bulan kandungan Icha. Dan ia belum mengeluarkan pejuhnya selama 4 bulan membuat ia kadang sange tapi belum berani untuk mengajak Icha ngentot. Hari ini ia ingin mandi di sungai setelah pulang dari sawah. Setelah tiba di sungai ia bertemu dengan Irwan dan Rangga. Mereka berdua saudara kandung dan sering mengobrol saat istirahat di saung karena sawah keduanya dekat. "Kang Ardi, sini mandi disini kang" Ajak Irwan saat melihat kang Ardi.

TradisiWhere stories live. Discover now