5

1.6K 51 6
                                    

Kandungan Icha mulai menginjak bulan ke 9 tinggal menghitung hari Icha akan melahirkan. Kang Ardi menyiapkan perlengkapan persalinan karena takut jika tiba-tiba Icha melahirkan. "Kang jarik yang dari ibu sudah disiapkan?" Tanya Icha "sudah akang siapkan, sekarang kamu duduk aja" Jawab kang Ardi sambil mengelus perut Icha.

"Iya kang, kirain belum. Akang mandi dulu katanya mau mandi di sungai bareng Rangga. Keburu sore akang" "Iya, ini mau berangkat. Akang berangkat dulu" Setelahnya kang Ardi ke sungai dengan Rangga yang sudah menunggu di depan rumahnya. Keduanya berjalan dengan santai "kang, Kiki bilang dia mau ikut mandi di sungai nanti" "Boleh biar rame juga" Tak lama keduanya sampai di sungai yang biasa mereka datang untuk mandi.

Keduanya langsung melepas pakaiannya dan masuk ke sungai. "Eh, kang katanya kalau istrinya mau lahiran suaminya ngga boleh ngecrot ya... Kang?" "Bener, ngga boleh ngecrot buat nanti bantu lahiran" "Bantu gimana kang?" "Akang juga ngga tau, tapi akang ngga boleh crot terus harus diurut pelernya tiap hari dari Icha 7 bulan, tapi masih boleh crot waktu itu sampai kandungan nya 8 bulan udah ngga boleh crot" "Jadi akang harus urut peler akang tiap hari?" "Bener, walaupun ngga di suruh pun akang tetep ngurut peler sama kontol akang. Karena emang tiap hari kontol sama peler akang urut"

Perlahan kang Ardi mulai mengurut pelernya "wah kang peler akang tambah gede ya.. Dari yang terakhir Rangga liat" "Iya, karena emang akang urut jadi makin gede apalagi sekarang kan ngga boleh crott" Perlahan kang Ardi mulai mengurut pelernya. "Terus kang, aku bantu urutin kang" Kang Ardi, Rangga mengurut peler kang Ardi secara perlahan "ughhh pelan Rangga, bagus terus urut peler akang ughhh biar kamu bisa belajar ahhh" "Iya kang, Rangga juga pengen punya kontol sama peler kaya punya kang Ardi"

"Iya kan akang sudah sering urut kontol Rangga juga, jadi Rangga juga harus urut tiap hari biar lebih cepet gedenya" Rangga masih mengurut peler kang Ardi. Beberapa kali precum kang Ardi keluar seperti pancutan pejuh saking banyaknya precum yang keluar. Tak lama terdengar suara kiki yang memanggil Rangga "disini Ki, di balik batu" Kiki perlahan mendekat setelah mendengar balasan dari Rangga.
"Wah, lagi bantuin kang Ardi ngurut" "Iya, sekalian belajar gedein kontol sama peler" Kiki segere melepas pakaiannya dan masuk ke sungai. "Wah Rangga jangan mau kalah sama Kiki, lihat kontol sama pelernya udah lumayan gede. Yang rajin kalau ngurut kontolnya, udah diajarin " Goda kang Ardi waktu tau kontol Kiki lebih besar sedikit dari Rangga "gede dikit kang, liat aja habis ini kontol Rangga kaya punya akang sama pelernya" Balas Rangga tak terima "masih kecil kang, ngga kaya punya akang ukurannya. Masih diurut tiap hari" Balas Kiki "bagus Ki, lanjutin ngurut nya kalau bisa jangan suka crot kalau lagi diurut ditahan"

Mendengar saran dari kang Ardi, Kiki mengiyakan karena ia masih suka crott saat mengurut kontolnya. Sedangkan kang Ardi masih di urut oleh Rangga "UGHHH pelan Rangga disitu ngilu" Rangga sedikit mengurut agak cepat di daerah vas deferens dan epididimis. "Tapi kontol akang langsung ngeluarin precum kang keenakan hehehe" "Iya, tapi pelan agak ngilu peler akang masih penuh pejuh" Kontol kang Ardi terus mengeluarkan precum karena memang ia tidak di perbolehkan crott kang Ardi menahan kontolnya untuk tidak crott walaupun urutan Rangga terkadang membuat ingin pancut.

"Kang, kiki ikut urut kontol sama peler akang boleh" "UGHHH boleh ki, tapi pelan pelan ya..." "Sip kang" Tak lama kiki juga ikut mengurut kontol kang Ardi "wah kang ngga kontol sama peler sama-sama keras, pasti akang ngga boleh crott sama mbah har" "Kok kamu tau Ki?" "Iya kang, soalnya sama kaya kang Rendi dulu waktu teh Tari mau lahiran kontol sama peler kang Rendi sama kaya punya akang keras gitu dan ngilu kalau diurut" "Bener ngilu kalau diurut jadi kamu pernah ngurut kontol kang Rendi juga" "Iya kang, penasaran soalnya kang Rendi ngurut di depan aku waktu di rumah. Jadi, coba ngurut kontol kang Rendi"

Kiki dan Rangga mengurut peler kang Ardi masing-masing memegang peler dan mengurut bersama "UGHHH ARGGHH pelan ngilu peler kang Ardi" Mereka juga sedikit menekan epididimis kang Ardi "keras banget kang epididimis akang, penuh sama calon anak akang hehehe" Goda Kiki "iya Ki hehe, kan kamu tau kalau ngga boleh crott sampai mbk Icha lahiran UGHHH" "Tahan kang, biar produksi pejuh akang tambah banyak" Kiki menekan epididimis kang Ardi "ARGHHHH Ki, jangan disitu Ki ARGHHH EPIDIDIMIS KU" Kiki mengurut kedua epididimis kang Ardi sedikit keras dan lambat membuat kang Ardi kelojotan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TradisiWhere stories live. Discover now